Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos Red Bull Anggap AS Pasar Strategis Buat F1

F1 telah lama memiliki hubungan sulit dengan Amerika Serikat (AS) dan tak pernah dapat menarik fans lokal seperti di tempat lain. Upaya menumbuhkan popularitas balap jet darat di Negeri Paman Sam terus dilakukan.

Valtteri Bottas, Mercedes AMG W10, leads Sebastian Vettel, Ferrari SF90, Max Verstappen, Red Bull Racing RB15, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W10, Charles Leclerc, Ferrari SF90, Alexander Albon, Red Bull RB15, and the rest of the field away at the start

Valtteri Bottas, Mercedes AMG W10, leads Sebastian Vettel, Ferrari SF90, Max Verstappen, Red Bull Racing RB15, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W10, Charles Leclerc, Ferrari SF90, Alexander Albon, Red Bull RB15, and the rest of the field away at the start

Mark Sutton / Motorsport Images

Pemegang hak komersial Formula 1 (F1), Liberty Media, yang adalah perusahaan asal AS, telah bekerja guna memperbarui identitas olahraga otomotis tersebut di negaranya. Yang teranyar, adalah dengan penambahan balapan.

Grand Prix (GP) Miami akan masuk kalender F1 mulai 2022. Event ini bergabung dengan balapan GP AS yang telah digelar sejak akhir 1950-an. Bos Red Bull Racing, Christian Horner, merasa ini adalah langkah penting.

"AS adalah pasar penting untuk Formula 1. Saya pikir sangat bagus mengetahui bahwa minat di sana tumbuh dan luar biasa melihat makin banyak sponsor dan investasi," ujar Horner dikutip Speedweek.com.

"Baru-baru ini, kami telah mengumumkan dua kemitraan anyar yang masuk ke Formula 1 dari AS. Itu bukti dampak langsung dari popularitasnya yang tumbuh di sana. Tentu saja bagi Red Bull AS adalah pasar terbesar kami.

Baca Juga:

"Jadi, secara strategis AS sangat vital untuk dirangkul. Saya kira F1 tidak pernah berhasil menangkap imajinasi orang Amerika sebelumnya dan sekarang ada peluang nyata untuk mencoba melakukannya."

Horner pun mengidentifikasi kehadiran pembalap Amerika di grid sebagai bagian penting untuk melengkapi kunci dalam upaya Formula 1 meraih popularitas arus utama di negara adidaya.

Sepanjang sejarah, Amerika baru memiliki dua pembalap juara dunia di lintasan F1, Phil Hill (Ferrari) pada musim 1961 serta Mario Andretti yang meraihnya bersama Lotus tahun 1978.

Namun F1 minus wakil AS sejak Alexander Rossi tampil singkat pada 2015 dengan Tim Marussia. Haas dan Williams, kini dimiliki orang Amerika, meski begitu masih beroperasi di Inggris.

Prinsipal Tim Red Bull Racing, Christian Horner

Prinsipal Tim Red Bull Racing, Christian Horner

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Koneksi Vettel-Stroll di Aston Martin Berjalan Dinamis
Artikel berikutnya Hasil F1 GP Azerbaijan: Perez Menang Dramatis, Hamilton Tanpa Poin

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia