Ganti Albon, Bos Red Bull Kedepankan Fakta daripada Emosi
Red Bull Racing menegaskan kalau opsi mengganti Alexander Albon dengan Sergio Perez untuk Formula 1 2021 telah dipikir masak-masak. Mereka mengedepankan data daripada ikatan emosional.
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
Bagaimanapun tim yang dipimpin Christian Horner mesti berpikir realistis ketika mengincar prestasi tinggi.
Faktanya, sepanjang musim lalu, Albon gagal memangkas jarak dengan rekan setimnya, Max Verstappen yang konsisten di tiga besar.
Pembalap 24 tahun tersebut pernah naik podium dua kali usai finis di urutan ketiga GP Tuscan dan GP Bahrain. Kemajuan pesat pun ditunjukkan putra eks pembalap Nigel Albon itu terutama di balapan-balapan terakhir. Ia mampu duduk di peringkat keenam GP Sakhir dan keempat GP Abu Dhabi sehingga mencapai peringkat ketujuh klasemen akhir F1.
Dalam konferensi pers terbatas yang diikuti Motorsport.com, Horner mengutarakan alasannya memilih Sergio Perez dan mencoret Albon.
“Saya kira jurang antara Alex dan Max sebagian besar konsistenn sejak GP Austria hingga Bahrain 2. Dia balapan dengan baik di Abu Dhabi,” ucapnya.
“Dia (Albon) menyelesaikan dengan brilian. Dia pembalap hebat, dia seorang pria sejati dalam tim. Dia sangat populer dalam tim karena pemuda yang menyenangkan. Itu yang membuat keputusan lebih sulit.
“Tapi ketika Anda melihat data dan Anda percaya fakta yang bertentangan dengan emosi, Sergio adalah pilihan logis.”
Saat ditanya apakah performa rata-rata Albon dipengaruhi kinerja mobil RB16, pria 47 tahun itu menjawab, “Anda mengambil apa yang Anda dapat, bukan?”
“Dia di Formula 1 dan lulus ke F1 karena Red Bull, yang dia sangat syukuri. Dia masih jadi bagian dari tim.
“Tahun ini, mobil rumit. Saya kira itu meningkat secara signifikan sepanjang tahun, terutama sepertiga terakhir musim.”
Horner menjelaskan bahwa Albon segera diberitahu, setelah diskusi antara petinggi tim usai, Jumat (18/12/2020).
Tentu saja, pemuda itu terlihat kecewa saat mengetahui statusnya diturunkan jadi pembalap tes dan cadangan. Namun, ia berusaha menerima kabar tersebut dengan lapang dada.
“Dia berterima kasih atas kesempatan dan dukungan yang didapatkan tahun ini, dan jelas kalau ia bertekad untuk melakukan yang terbaik demi kembali ke kursi balapan pada 2022,” tutur Horner.
“Dia dapat peran penting dalam pengembangan (mobil) 2022 dan tes ban, serta pengembangan mobil 2022 di dunia virtual. Kita lihat bagaimana keadaan terbuka untuk 2022, apakah masih dalam Red Bull atau di luar Red Bull.”
Christian Horner, Prinsipal Tim, Red Bull Racing
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Red Bull mengalami kesulitan sejak ditinggal Daniel Ricciardo akhir 2018. Pierre Gasly, penerusnya, tak mampu memenuhi ekspektasi lantaran terus terpuruk dalam 12 balapan musim lalu.
Slot pembalap Prancis itu lantas diserahkan kepada Albon yang ternyata masih mengecewakan. Max Verstappen seolah bertarung sendirian karena tak punya rekan setim yang berkualitas dan kompetitif.
“Menurut saya, sangat vital jika Anda ingin menghadapi tantangan serius di salah satu kejuaraan, bahwa Anda butuh performa kedua mobil di level sama,” ia menjelaskan.
“Kami melihat sangat jelas di Abu Dhabi, contohnya. Anda butuh konsistensi, untuk menandingi Mercedes dalam kategori pembalap atau tim.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments