Bottas: Kejadian di Baku ajarkan saya untuk tidak menyerah
Valtteri Bottas berujar bahwa kejadian di GP Azerbaijan mengajarkannya untuk tidak menyerah, ia sempat berada pada P20 dan satu putaran di belakang, sebelum akhirnya finis P2.
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08
Zak Mauger / Motorsport Images
Mengawali balapan dari P2, pembalap Mercedes tersebut turun ke posisi buncit dan tertinggal 1 lap setelah mengalami insiden pada Lap 1 dengan Kimi Raikkonen, dan mengalami kebocoran pada bannya. Setelah kembali ke lap teratas saat periode safety car pertama, ia mulai merangsek naik.
Terlebih, tim mekanik Mercedes dapat memperbaiki kerusakan diffuser yang dialami oleh Bottas saat balapan dihentikan. Walhasil, saat balapan kembali dimulai, ia memiliki mobil yang lebih cepat dan konsisten pada paruh ke-2 balapan.
Pada akhirnya, Bottas melewati Lance Stroll tepat sebelum garis finis untuk memperoleh P2, dengan selisih 0,1 detik dari pembalap Williams tersebut.
“Saat saya melihat ban saya mulai hancur, dan menghancurkan mobil – rasanya sangat lama mengendarai [mobil] dari Tikungan 2 menuju pit,” Bottas menjelaskan. “Ini menyebalkan, saya tertinggal 1 putaran setelah insiden itu.
“Namun insiden itu juga menunjukkan bahwa anda tidak boleh menyerah. Balapan sedikit menjadi gila setelah itu, dan Safety Car membuat saya lebih dekat dengan para pembalap [di depan].
“Periode Safety Car berikutnya dan kemudian bendera merah memungkinkan saya untuk berada pada putaran yang sama [dengan pemimpin balapan] dan bersaing, dan juga dengan mobil yang lebih baik. Saya memiliki kerusakan pada mobil dan mereka mampu memperbaikinya saat periode bendera merah.
“Ada lubang yang lumayan besar pada sisi diffuser, dan mereka dapat memperbaikinya dengan baik. Saya pun mengalami kesulitan dengan sedikit oversteer, namun mobil terasa berbeda setelah periode bendera merah.”
Bottas mengatakan ia menikmati sensasi membalap dari belakang dan merangsek kedepan, terutama saat ia bersaing dengan Stroll pada akhir balapan.
“Ya saya cukup menikmatinya, karena saat anda tertinggal 1 putaran pada awal balapan, dan jika balapan berlangsung normal, maka tidak banyak yang terjadi, dan berakhir begitu saja,” ujar Bottas. “Namun saya pikir ini adalah contoh baik untuk tidak menyerah.
“Tim memberi tahu saya: Tetaplah tenang, akan ada kesempatan. Saya sangat menikmati bagian terakhir balapan, mencoba untuk memaksimalkan setiap tikungan, setiap putaran, melakukan putaran yang baik, dan semakin mendekat [dengan pembalap di depan].
“Saat saya melewati [Esteban] Ocon [untuk P3], dan ketika saya bisa melakukan putaran tanpa ada halangan mobil lain. lalu melihat catatan waktu yang saya lakukan, saya tahu ada kesempatan [untuk melewati Stroll].
“Saya berusaha keras hingga batasan maksimum yang ada. Saya melakukan putaran seperti saat kualifikasi, saya tidak menghemat ban, dan ban yang saya gunakan dapat bertahan sampai akhir balapan. Khususnya saat suhu menjadi lebih rendah, itu sangat membantu.”
Saat ditanyai tentang persaingan dengan Stroll menjelang garis finis, ia menambahkan: “Itu sangat ketat. Saya mendapatkan slipstream, dan kemudian mendapatkan DRS. Sebenarnya, saya tidak tahu pasti di mana garis finis berada, saya tidak dapat melihatnya.
“Namun saat mereka [tim] mengaktifkan radio [untuk berkomunikasi] saya dapat mendengar tepukan tangan dari kejauhan. Lalu saya tahu ‘oke, saya finis P2’.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments