Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bottas: Kejadian di Baku ajarkan saya untuk tidak menyerah

Valtteri Bottas berujar bahwa kejadian di GP Azerbaijan mengajarkannya untuk tidak menyerah, ia sempat berada pada P20 dan satu putaran di belakang, sebelum akhirnya finis P2.

Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08

Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08

Zak Mauger / Motorsport Images

Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08
Race winner Daniel Ricciardo, Red Bull Racing celebrates, Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 on the po
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 in the Press Conference
Race winner Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 Daniel Ricciardo, Red Bull Racing and Lance Stroll, Wil
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 F1 W08
(L to R): Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1, Pierre Wache, Red Bull Racing Chief Engineer Performance
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08
Start: Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W08, Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W08, Sebastian Vettel,

Mengawali balapan dari P2, pembalap Mercedes tersebut turun ke posisi buncit dan tertinggal 1 lap setelah mengalami insiden pada Lap 1 dengan Kimi Raikkonen, dan mengalami kebocoran pada bannya. Setelah kembali ke lap teratas saat periode safety car pertama, ia mulai merangsek naik.

Terlebih, tim mekanik Mercedes dapat memperbaiki kerusakan diffuser yang dialami oleh Bottas saat balapan dihentikan. Walhasil, saat balapan kembali dimulai, ia memiliki mobil yang lebih cepat dan konsisten pada paruh ke-2 balapan.

Pada akhirnya, Bottas melewati Lance Stroll tepat sebelum garis finis untuk memperoleh P2, dengan selisih 0,1 detik dari pembalap Williams tersebut.

“Saat saya melihat ban saya mulai hancur, dan menghancurkan mobil – rasanya sangat lama mengendarai [mobil] dari Tikungan 2 menuju pit,” Bottas menjelaskan. “Ini menyebalkan, saya tertinggal 1 putaran setelah insiden itu.

“Namun insiden itu juga menunjukkan bahwa anda tidak boleh menyerah. Balapan sedikit menjadi gila setelah itu, dan Safety Car membuat saya lebih dekat dengan para pembalap [di depan].

“Periode Safety Car berikutnya dan kemudian bendera merah memungkinkan saya untuk berada pada putaran yang sama [dengan pemimpin balapan] dan bersaing, dan juga dengan mobil yang lebih baik. Saya memiliki kerusakan pada mobil dan mereka mampu memperbaikinya saat periode bendera merah.

“Ada lubang yang lumayan besar pada sisi diffuser, dan mereka dapat memperbaikinya dengan baik. Saya pun mengalami kesulitan dengan sedikit oversteer, namun mobil terasa berbeda setelah periode bendera merah.”

Bottas mengatakan ia menikmati sensasi membalap dari belakang dan merangsek kedepan, terutama saat ia bersaing dengan Stroll pada akhir balapan.

“Ya saya cukup menikmatinya, karena saat anda tertinggal 1 putaran pada awal balapan, dan jika balapan berlangsung normal, maka tidak banyak yang terjadi, dan berakhir begitu saja,” ujar Bottas. “Namun saya pikir ini adalah contoh baik untuk tidak menyerah.

“Tim memberi tahu saya: Tetaplah tenang, akan ada kesempatan. Saya sangat menikmati bagian terakhir balapan, mencoba untuk memaksimalkan setiap tikungan, setiap putaran, melakukan putaran yang baik, dan semakin mendekat [dengan pembalap di depan].

“Saat saya melewati [Esteban] Ocon [untuk P3], dan ketika saya bisa melakukan putaran tanpa ada halangan mobil lain. lalu melihat catatan waktu yang saya lakukan, saya tahu ada kesempatan [untuk melewati Stroll].

“Saya berusaha keras hingga batasan maksimum yang ada. Saya melakukan putaran seperti saat kualifikasi, saya tidak menghemat ban, dan ban yang saya gunakan dapat bertahan sampai akhir balapan. Khususnya saat suhu menjadi lebih rendah, itu sangat membantu.”

Saat ditanyai tentang persaingan dengan Stroll menjelang garis finis, ia menambahkan: “Itu sangat ketat. Saya mendapatkan slipstream, dan kemudian mendapatkan DRS. Sebenarnya, saya tidak tahu pasti di mana garis finis berada, saya tidak dapat melihatnya.

“Namun saat mereka [tim] mengaktifkan radio [untuk berkomunikasi] saya dapat mendengar tepukan tangan dari kejauhan. Lalu saya tahu ‘oke, saya finis P2’.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Renault yakin bisa tingkatkan tenaga dan reliabilitas mesin F1
Artikel berikutnya Baku ingin kembali ke bulan Juni setelah F1 2018

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia