Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Brawn Bandingkan Ferrari 2021 dengan Mercedes 2013

Ross Brawn melihat adanya kesempatan emas bagi Ferrari untuk kembali ke puncak Kejuaraan Dunia Formula 1 pada 2022. Situasi serupa terjadi di Mercedes pada 2013.

Lewis Hamilton, Mercedes F1 W11, Charles Leclerc, Ferrari SF1000

Lewis Hamilton, Mercedes F1 W11, Charles Leclerc, Ferrari SF1000

motosport.com

Salah satu sukses Mercedes menguasai F1 dalam tujuh musim terakhir beruntun sudah terungkap. Skuad The Silver Arrows mengorbankan F1 musim 2013 untuk berkonsentrasi penuh menghadapi regulasi baru yang berubah total mulai 2014.

Semua tahu, Mercedes tidak terkalahkan sejak era mesin turbo diberlakukan dengan memenangi tujuh gelar juara dunia konstruktor berturut-turut (2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020).

Selama tujuh tahun itu juga, Mercedes menguasai kategori pembalap masing-masing enam lewat Lewis Hamilton (2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) dan satu dari Nico Rosberg (2016).

Ferrai saat in juga menghadapi skenario yang tidak jauh berbeda. Mobil dan power unit F1 2020 akan dipakai lagi musim depan. Tim asal Maranello, Italia, itu tahu mereka tetap belum bisa berbuat banyak pada F1 2021 nanti.

Baca Juga:

Karenanya, Ferrari dipastikan kembali mencoret F1 2021 dari daftar target perburuan gelar mereka untuk berkonsentrasi penuh ada musim 2022.

“Semua tim harusnya fokus untuk musim 2022,” tutur Ross Brawn selaku Managing Director, Motor Sport, dan Direktur Teknik Formula One.

Pria asal Inggris itu tahu benar strategi seperti ini berdasarkan pengalamannya memimpin sebuah tim F1. Pada 2008, Honda dan Ross Brawn sebagai prinsipal tim berkonsentrasi. Setahun kemudian, 2009, Tim Brawn GP mampu menjadi juara dunia pembalap dan konstruktor.

Pada November 2009, Mercedes membeli Brawn GP dan Ross Brawn memiliki saham mayoritas (sampai 2011) sekaligus menjadi prinsipal tim. Brawn menjadi Prinsipal Tim Mercedes sampai 2013.

Analisis Brawn memang menarik dicermati. Saat Mercedes dan Red Bull Racing bersaing kembali pada 2021, Ferrari bisa berkonsentrasi pada pengembangan mobil untuk bersaing kembali merebut gelar pada 2022.

Faktor lain yang membantu Ferrari adalah mereka bisa melakukan eksplorasi pengembangan mobil dengan sumber daya yang ada. F1 2021 bisa menjadi ajang uji coba yang bagus sebelum batasan anggaran ditetapkan mulai 2022.

Hal serupa dialami Mercedes saat kembali membangun tim pada 2009. Saat itu, tim-tim menyetujui Kesepakatan Pembatasan Sumber Daya (Resource Restriction Agreement) untuk memudahkan kontrol anggaran.

Di bawah Brawn, Mercedes sempat meminta regulasi lebih fleksibel. Semua tahu, saat beralih kepemimpinan ke Toto Wolff, Mercedes mampu memaksimalkan regulasi hingga tidak bisa lagi dikejar tim-tim lain.

Prinsipal Tim Ferrari, Mattia Binotto (kiri), berbincang dengan pembalapnya, Charles Leclerc.

Prinsipal Tim Ferrari, Mattia Binotto (kiri), berbincang dengan pembalapnya, Charles Leclerc.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Ferrari saat ini memang terlihat berusaha bangkit. Finis posisi ketiga dan keempat di GP Turki yang diraih Sebastian Vettel dan Charles Leclerc menjadi hasil terbaik Tim Kuda Jingkrak sejauh musim ini yang tinggal menyisakan tiga lomba.

“Penting bagi Ferrari untuk berperforma bagus untuk membuktikan pengembangan yang kami lakukan sudah di jalur yang benar,” tutur Mattia Binoto, Prinsipal Tim Ferrari.

Ferrari yang sebelumnya hanya bersaing dengan AplhaTauri di klasemen konstruktor, kini bahkan berpeluang merangsek ke posisi ketiga. Ferrari saat ini memang hanya berada di posisi keenam dengan 130 poin.

Namun, Ferrari hanya terpaut 24 poin dari Racing Point di posisi ketiga. Ferrari juga hanya terpaut enam poin dengan Renault di posisi kelima dan 19 dari McLaren.

“Sungguh membanggakan tahu tim kami bekerja sangat keras untuk mengetahui apa saja kelemahan mobil kami sekaligus siap untuk lomba-lomba berikutnya,” ujar Binotto.

Ferrari memang terlihat mulai menyiapkan strateginya untuk kembali menjadi tim elite F1 pada 2022. “Opsi yang sangat bagus bagi Ferrari,” kata Brawn.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kevin Magnussen Gabung Ganassi Cadillac untuk IMSA 2021
Artikel berikutnya Prediksi Cuaca F1 GP Bahrain

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia