Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Brawn temui Dorna bahas jadwal F1 dan MotoGP

Ross Brawn rupanya menemui CEO Dorna Sports S.L., Carmelo Ezpeleta di Barcelona. Pertemuan untuk membahas jadwal Formula 1 dan MotoGP agar tidak bentrokan di masa depan.

Sebastian Vettel, Ferrari SF70H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W08, lead at the start of the race

Sebastian Vettel, Ferrari SF70H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W08, lead at the start of the race

Steven Tee / Motorsport Images

Dua balapan pertama F1 dan MotoGP digelar pada tanggal bersamaan, 26 Maret dan 9 April. Lima balapan berikutnya juga dihelat berbarengan: 11 Juni, 25 Juni, 27 Agustus, 22 Oktober dan 12 November.

Dalam wawancara dengan Reuters, Brawn yang kini menjabat Managing Director Motorsport di bawah pemilik baru Liberty Media, mengatakan bukan situasi yang cerdas jika terjadi bentrokan pada jadwal F1 dan MotoGP saat ini.

Karena itulah, ia pun menemui Ezpeleta untuk membahas mengenai jadwal F1 dan MotoGP.

“Kami tidak terlalu bangga untuk berkonsultasi dengan kejuaraan lain dan bekerja dengan baik,” ucap Brawn.

“Sulit untuk menentukan tanggal, dan Anda tidak selalu bisa mencapai yang diinginkan. Tapi setidaknya kami berdialog untuk mencoba dan mengerjakannya.”

Brawn juga mengatakan, bahwa ia mengagumi struktur kelas MotoGP. “Saya menyukai meritokrasi yang mereka miliki antara Moto3, Moto2 dan MotoGP,” ungkapnya.

“Menurut saya, ini menarik untuk melihat pada sisi komersial. Cara mereka menyusun tim dan kesepakatan, serta cara kerja bagi tim pelanggan.”

Hanya dua dari 10 pembalap top di MotoGP musim ini – Cal Crutchlow dan Danilo Petrucci – yang merupakan lulusan kejuaraan lain dan tanpa balapan di feeder resmi.

Sebaliknya, struktur F1 berantakan dan banyak pembalap yang melewatkan GP2 (sekarang bernama Formula 2), serta lulus dari kategori lain, seperti Formula 3, GP3 atau Formula Renault 3.5.

“Kami seharusnya memiliki 22 atau 24 pembalap terbaik dunia di Formula 1. (Tapi) ada pertimbangan komersial, yang berarti kita tidak selalu mencapainya,” terang Brawn.

“Ini adalah masalah yang kompleks, karena Anda harus menempatkan tim dalam posisi di mana mereka tidak harus membuat keputusan komersial tersebut. Mereka hanya membuat keputusan berdasarkan pada pembalap terkuat yang dapat mereka temukan."

Tidak ada rencana revolusi

Sementara kedatangan Liverty Media memunculkan harapan, bahwa struktur distribusi pendapatan F1 akan diubah untuk menghindari tim yang lebih besar menerima persyaratan yang lebih menguntungkan. Brawn menjelaskan ini akan menjadi proyek jangka panjang.

“Tidak akan ada revolusi di Formula 1 di mana kami tiba-tiba datang dengan perubahan besar dan semuanya lebih baik. Ini akan menjadi proses yang konstan,” tuturnya.

“Sampai kami mendapatkan kapasitas yang benar-benar memahami arah olahraga harus berubah, maka kami tidak akan mengubah hal-hal besar. Terlalu berisiko.”

Brawn sebelumnya menyarankan akan melihat gagasan perubahan seperti mengadakan balapan non-kejuaraan. Namun, ia membantah pembicaraan tentang perombakan format Grand Prix itu sendiri.

“Dengan teknologi modern Anda bisa mengemas olahraga dengan cara apa pun yang diinginkan orang untuk menontonnya,” tandas Brawn.

“Saya kira satu jam 40 menit, satu jam 45 menit adalah periode yang bagus untuk balapan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kolom Massa: Insiden dengan Alonso, rugikan peluang finis keempat
Artikel berikutnya Renault tetap "berkomitmen" bantu Palmer

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia