Perbedaan Besar F1 dan MotoGP di Mata Brivio
Direktur Balap Alpine F1 Davide Brivio menjelaskan perbedaan mendasar namun besar antara Formula 1 dengan MotoGP.
Davide Brivio, Direktur Balapan, Alpine F1, dan Esteban Ocon, Alpine F1
Charles Coates / Motorsport Images
Brivio sendiri meninggalkan jabatannya sebagai Prinsipal Tim Suzuki Ecstar di MotoGP menjelang musim balap 2021 bergulir. Ia ditunjuk sebagai direktur balap oleh CEO Alpine Luca De Meo.
Kepindahan Brivio dari MotoGP ke Formula 1 cukup mengejutkan banyak pihak mengingat dirinya baru saja membantu pembalap skuad pabrikan asal Jepang tersebut, Joan Mir, menjadi juara dunia pembalap, dan Suzuki sebagai kampiun tim, pada musim 2020.
Banyak yang menganggap bahwa kerja sama Suzuki dengan Brivio akan terus berlanjut di musim ini. Anggapan itu meleset karena kedekatan sang prinsipal dengan Luca De Meo, akhirnya Brivio hijrah ke F1 bersama Alpine.
Kini, sudah dua balapan dilalui oleh Brivio sebagai direktur balap tim asal Inggris-Prancis itu.
Pada balapan perdana Brivio sebagai salah satu bos tim F1, GP Bahrain, kedua pembalap Alpine, Esteban Ocon dan Fernando Alonso, gagal mencatatkan poin.
Sementara di GP Emilia Romagna, akhir pekan lalu, Ocon dan Alonso berhasil finis di zona sepuluh besar (Ocon P9 dan Alonso P10).
Menganalisis dua balapan pertamanya itu, Brivio pun menjabarkan perbedaan mendasar namun penting antara Formula 1 dengan MotoGP.
Menurutnya, perbedaan penting terletak pada aspek komunikasi dan teknis yang lebih kompleks, mengingat bagian-bagian mobil yang harus dipasang dan diperbaiki lebih besar ketimbang motor.
Fernando Alonso, Alpine A521 , di pit
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
"Benar-benar pekerjaan yang menarik dan menyenangkan. Banyak sekali informasi, simulasi dan data yang harus dipertimbangkan. Saya juga bekerja dengan lebih banyak orang sekarang," ujar Brivio.
"Walaupun tidak banyak, tapi tetap saja ini semua terasa berbeda. Pembalap (F1) balapan dengan motivasi serupa tapi tak sama. Mereka terkadang suka memiliki perasaan senang, kadang protes, kadang sedih dan lainnya.
"Kemudian seperti di MotoGP, pekerjaan mekanik adalah untuk mendukung pembalapnya, memberikan semangat agar mereka bisa berkembang. Dan terakhir yang terpenting, adalah dari segi teknis.
"Di sini, pekerjaan teknisi lebih kompleks. Kami harus bekerja dengan part-part kendaraan yang lebih besar.
"Kemudian dari segi komunikasi, karena race engineers harus terus menerus berhubungan dengan pembalap, memberi tahu apa yang harus mereka lakukan dan sebagainya," ujar Davide Brivio.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments