Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Kembangkan Mesin Sendiri, Brown Nilai Keputusan Red Bull Berani

Rencana Red Bull Racing untuk memulai program pengembangan mesinnya sendiri dinilai berani oleh CEO McLaren.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, Lando Norris, McLaren MCL35M

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Dengan keputusan yang diambil oleh Honda untuk mundur dari Formula 1 pada akhir musim ini, Red Bull Racing akhirnya berencana untuk mengambil alih proyek pengembangan power unit pabrikan asal Jepang itu mulai tahun 2022.

Untuk rencana jangka panjangnya, Red Bull berambisi untuk memulai program pengembangan mesinnya sendiri, jelang dijalankannya regulasi baru mulai 2025.

Investasi yang dilakukan oleh Red Bull terbilang cukup besar dan serius. Memang, menjadi tim pabrikan sejak awal sudah merupakan target Red Bull, yang mengakuisisi Jaguar pada akhir musim F1 2004.

Baca Juga:

Menanggapi hal tersebut, Zak Brown selaku CEO McLaren menilai rencana yang dicanangkan oleh Red Bull adalah rencana yang berani.

Ia pun yakin, dengan sumber daya serta komitmen yang dimiliki oleh produsen minuman berenergi tersebut, kesuksesan akan bisa diraih secara cepat.

"Keputusan yang mereka ambil adalah keputusan yang amat sangat berani," ujar Brown.

"Saya pikir mereka akan cepat meraih sukses. Red Bull organisasi balap yang hebat, memiliki banyak sumber daya," tambahnya.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Lebih lanjut, walaupun yakin bisa dengan cepat meraih sukses, menjadi sebuah tim pabrikan yang mandiri memiliki risikonya tersendiri. Dan Brown mengingatkan Red Bull untuk tetap berpegang teguh pada prinsipnya.

"Jika saja skema pembekuan mesin tidak disetujui, mungkin mereka tidak akan memulai proyek ini, karena menjadi tim pabrikan butuh sumber daya yang sangat besar.

"Tentu saja ada risiko yang harus dihadapi. Dengan organisasi sebesar itu, memiliki ratusan tenaga kerja, itu akan menjadi pekerjaan yang berat. Tapi, mereka adalah orang-orang bertalenta, dan akan mendatangkan orang-orang baru yang mumpuni," ucap Brown.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Ricciardo Coba Gaya Balap Baru di Simulator Sebelum GP Portugal
Artikel berikutnya Hasil Kualifikasi F1 GP Portugal: Pole Ke-17 Bottas

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia