Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mengetahui Dampak Badai Eunice pada Isu Porpoising Mercedes

Mercedes baru memahami seberapa parah masalah porpoising mereka dalam tes pramusim F1 2022 setelah Badai Eunice berdampak pada sesi shakedown pertama W13 di Silverstone.

George Russell, Mercedes W13

George Russell, Mercedes W13

Mercedes AMG

Mercedes-AMG Petronas memberikan mobil mereka untuk Formula 1 musim ini, W13, run perdananya di Sirkuit Silverstone pada Februari lalu, saat Inggris dilanda Badai Eunice, yang punya hembusan angin mencapai 193 km/jam. Ini membuat sejumlah jaringan perjalanan ditutup.

Pembalap Silver Arrows George Russell menggambarkan angin pada hari itu “benar-benar gila”. Tetapi Badai Eunice juga memiliki dampak yang membuat Mercedes tidak mendapatkan pemahaman lengkap mengenai seberapa buruk isu porpoising sampai tes perdana di Barcelona.

Direktur Teknik Trackside Mercedes Andrew Shovlin mengungkapkan bahwa ketika tim telah membahas potensi masalah dengan kembalinya ground effect, mereka tidak memperkirakan jenis mekanisme yang benar-benar mengganggu.

“Ketika kami berada di Silverstone, saat itu di tengah badai, kami terjebak dalam kecepatan angin 113 km/jam,” kata Shovlin kepada Motorsport.com, mencoba melihat kembali bagaimana musim Mercedes berjalan sejauh ini.   

Baca Juga:

“Anda sering memulai dengan (floor) mobil yang cukup tinggi untuk shakedown dan hal-hal lain, hanya demi menghindari kerusakan dan menurunkannya kemudian. Selama hari itu, kami menjalankan mobil dengan normal, dan mulai melihat masalahnya.

“Tetapi baru saat kami tiba di Barcelona, Anda benar-benar dapat melihatnya dengan selayaknya, dalam (kondisi) sirkuit yang masuk akal dan mulai memahami apa yang terjadi,” ia menambahkan.

Bahkan ketika Mercedes membawa pembaruan ke mobil untuk tes kedua pramusim di Bahrain, mereka tetap kesulitan dengan W13 yang memantul (bouncing). Problem ini berlanjut hingga musim berjalan, membuat mereka kesulitan bersaing dengan Red Bull Racing dan Ferrari.    

Lewis Hamilton, Mercedes W13

Lewis Hamilton, Mercedes W13

Photo by: Mercedes AMG

Andrew Shovlin menengok kembali pengujian pramusim dan mengejar jawaban sebagai “waktu yang aneh” untuk Mercedes, menyebut isu porpoising “mungkin hal paling rumit yang pernah kami alami.”

“Tetapi kemajuan (tim) cukup progresif dan menggembirakan. Semua yang kami lakukan makin masuk akal. Apa yang tidak benar-benar sangka adalah bahwa masalahnya sangat mirip seperti bawang, punya banyak lapisan,” tutur Shovlin.

“Anda mengupas satu masalah, Anda selalu melihat hal yang sama, tidak peduli berapa banyak lapisan yang Anda kupas. Dan kami menyadari ada beberapa mekanisme yang berperan. Masalahnya adalah menghadapi tantangan itu saat balapan jauh lebih emosional, lebih sulit dan menegangkan daripada mengatasinya di pabrik ketika kami dapat menjelajahi berbagai hal tanpa tekanan.

“Awal tahun berjalan sulit. Datang dari tim yang pergi ke hampir setiap balapan selama beberapa tahun terakhir dengan pikiran kami bisa meraih pole dan menang menjadi skuad yang berada di lini tengah, itu hal yang cukup menantang.

Andrew Shovlin, Trackside Engineering Director, Mercedes AMG

Andrew Shovlin, Trackside Engineering Director, Mercedes AMG

Foto oleh: FIA Pool

“Tetapi kenyataannya, ada jeda signifikan antara pemahaman di pabrik dan mobil balap yang benar-benar melaju lebih cepat. Dan Bercelona adalah pertama kalinya kami dapat mempraktekkan seluruh pembelajaran itu di sirkuit.”

Masalah ini telah memaksa Mercedes mengatur ulang beberapa pemikiran teknisnya. Shovlin mengakui jika hanya fokus pada pembuka musim di Bahrain atau balapan-balapan awal, “tim kemungkinan akan menempuh rute yang lebih ekperimental”, tetapi mereka mencari perbaikan jangka panjang.  

“Pada saat itu kami, sebagai engineer, melihatnya dari pandangan bahwa kami akan memiliki regulasi ini selama empat tahun. Dan apa yang benar-benar bisa merugikan tim bukanlah apakah kami menang di Bahrain, tetapi apakah kami dapat berkembang dalam aturan ini musim depan,” kata Shovlin.

“Hal yang membuat kami khawatir adalah, jika kami tidak dapat mengembangkan sesuatu di pabrik, membuatnya, membawanya ke trek, melihatnya bekerja, maka nilai-nilai yang kami tangani, dalam segi kinerja, menjadi tidak berharga. Hal tersebut, ketika itu, cukup menakutkan,” ia menambahkan.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya David Coulthard Sudah Lama Dorong Red Bull Bangun Mesin Sendiri
Artikel berikutnya Toto Wolff Sulit Lupakan F1 GP Abu Dhabi 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia