Beda Tim, Ricciardo Ingin Bersahabat dengan Verstappen
Daniel Ricciardo mengatakan saat ini dirinya lebih mudah menjalin persahabatan dengan Max Verstappen karena tak lagi menjadi rekan setim di Red Bull Racing.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Daniel Ricciardo dan Max Verstappen menjadi rekan setim di Red Bull periode 2016-2018. Lalu pria Australia itu memutuskan meninggalkan tim berlogo banteng itu di akhir 2018, untuk bergabung dengan Renault.
Tahun ini, Ricciardo memperkuat McLaren dan bertandem dengan Lando Norris. Skuad tim yang berbasis di Woking, Inggris, itu dianggap salah satu yang terkuat karena memadukan pengalaman dan talenta muda.
Namun, pembalap 31 tahun itu mengatakan ini menjadi tantangan baru baginya. Selain harus tampil cepat di trek, ia juga dituntut memiliki hubungan baik dengan rekan setimnya.
“Ketika saya masih muda, saya mendengar lagu dari Parkway Drive berjudul Killing with A Smile. Saya pikir itu menggambarkan diri saya yang selalu tersenyum,” kata Ricciardo.
“Bukan berarti saya benar-benar ingin 'membunuh', tapi saya senang melakukan serangan. Ini selalu memotivasi saya. Namun, ini tidak semenarik bekerja dengan rekan setim baru.
“Lando seorang pembalap yang masih muda sepert Max. Ini jadi tantangan baru dan saya siap bertarung dengannya. Saya berusia 30 tahun, jadi banyak yang bertanya apakah saya masih berada di bentuk terbaik.
“Itu sebabnya saya sangat menyukai balapan, itu jadi kesempatan saya untuk menunjukkan apa yang bisa saya lakukan.”
Daniel Ricciardo dikenal sebagai seorang pembalap yang memiliki hubungan baik dengan rekan setimnya selama di F1. Namun, hubungannya dengan Verstappen sempat memanas akibat insiden di Baku pada 2018.
Belakangan, Ricciardo mengatakan dirinya saat ini lebih mudah bersahabat dengan Verstappen karena tidak berada dalam satu tim.
“Lebih mudah bagi kami untuk bersahabat saat ini. Itu karena kami tidak secara langsung terlibat dalam pertarungan. Kami tidak berusaha untuk membuktikan siapa yang terbaik di dalam tim,” ujar Ricciardo.
“Saat kami masih jadi rekan setim, ketika saya memenangi balapan dan meraih pole position, Max menghargai saya sebagai pembalap yang tercepat.
“Saya pikir Red Bull menyadari bahwa Max dan saya adalah pembalap yang bagus. Mungkin mereka kesulitan saat mencari pengganti saya.
“Ketika saya meninggalkan tim, pembalap lain mengambil tempat saya. Mungkin Max lebih menghargai saya setelah bekerja dengan pembalap lain. Kami tidak pernah saling membenci.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments