Dominasi Charles Leclerc seperti Michael Schumacher
Mantan pembalap Formula 1 David Coulthard menyebut performa dominan Charles Leclerc di awal musim ini seperti dominasi era Michael Schumacher.

Charles Leclerc memperlihatkan performa apik di musim perdananya balapan untuk Scuderia Ferrari. Ia sukses meraih dua kemenangan, serta mengungguli seniornya, Sebastian Vettel - juara dunia F1 empat kali beruntun pada 2010-2013 - di klasemen akhir pembalap pada F1 2019.
Namun, mulai musim 2020 hingga 2021, Ferrari mengalami keterpurukan. Mobil mereka kalah bersaing dengan rival utamanya, Mercedes dan Red Bull Racing. Perkembangan pembalap asal Monako tersebut pun seakan mentok di dua musim tersebut.
Akan tetapi, sekarang potensi Leclerc mulai terlihat. Setelah regulasi baru mulai diberlakukan pada tahun ini, Ferrari secara keseluruhan terlihat seperti tim yang terlahir kembali.
Dari tiga putaran yang sudah dijalani pada F1 2022, Tim Kuda Jingkrak telah mengoleksi lima podium dari kemungkinan menyabet enam. Catatan ini jelas hampir sempurna.
Belum lagi Leclerc yang sudah mencatatkan dua kemenangan dan tiga podium. Di seluruh seri, ia bahkan membukukan fastest lap.
Eks pembalap Alfa Romeo itu pun kini bertengger di puncak klasemen pembalap dengan koleksi 71 poin. Dominasi pun mulai tercium.
David Coulthard yang merupakan mantan pembalap jet darat, menyamakan dominasi Leclerc pada awal musim ini dengan era Michael Schumacher, juara dunia F1 tujuh kali (1994, 1995, 2000-2004).
Coulthard merasa bahwa Leclerc kini mendapatkan mobil yang pas dengan karakteristiknya, sama seperti saat Schumacher memulai dominasinya di F1 bersama Ferrari dari 2000 hingga 2004.
“Melihat performanya (Leclerc) saat ini membuat saya merinding. Saya jadi teringat masa-masa Michael (Schumacher) dominan di Ferrari. Semua ketakutan saya kembali lagi,” ucap Coulthard.
“Kita semua harus mengakui bahwa Leclerc adalah pembalap yang sangat kuat. Dia juga sosok yang hebat walau masih muda.
“Ferrari sudah bekerja keras. Mattia Binotto (Prinsipal Tim Ferrari) melakukan pekerjaan yang baik walau berada di bawah tekanan selama dua tahun. Leclerc yang dominan ini menjadi hasil yang mereka petik.”
Tak hanya Leclerc, Carlos Sainz juga menjadi faktor kesuksesan raksasa asal Maranello ini di awal 2022. Ia konsisten bersaing dengan Leclerc di barisan terdepan, guna sama-sama mendorong diri masing-masing hingga batas maksimal.
Sayangnya, GP Australia menjadi kali pertama Sainz gagal naik podium. Ia bahkan tidak mampu menyelesaikan balapan di Sirkuit Albert Park, Melbourne, karena masalah teknis.

Carlos Sainz Jr., Ferrari F1-75, Max Verstappen, Red Bull Racing RB18
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Kursi Plastik Bekas Lewis Hamilton Laku Terjual Rp9,8 Juta
Aston Martin Ungkap Problem Penyebab Performa Buruk
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.