Drama F1 GP Belgia Bisa Terulang di Rusia

Kenangan buruk GP Belgia belum hilang dalam ingatan tim dan para penggemar adu kencang jet darat.

Setelah dua kali formation lap, hujan masih sangat deras dan jarak pandang sangat pendek. Lomba di Spa-Francorchamps pun dihentikan hingga hampir empat jam sembari menunggu situasi membaik.

Ketika dilanjutkan, baru tiga lap dipandu Safety Car,  timbul Red Flag. Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan F1 pun memutuskan menyudahi balapan dan memberikan 50 persen poin kepada penghuni 10 besar.

Keputusan tersebut memantik polemik hingga sekarang. Presiden FIA, Jean Todt, meminta agar F1 segera mengubah regulasi teknis sehingga lebih mudah mengambil keputusan ketika situasi seperti di Spa-Francorchamps terulang.

Ia juga menyarankan agar tim-tim membuat mobil yang tangguh dikemudikan dalam hujan lebat, sejalan dengan pergantian mesin untuk musim 2025.

“Ada banyak kritik tentang keputusan di Spa, tapi apa yang akan terjadi jika, setelah start, kami menghadapi kecelakaan dengan 10 mobil yang membuat para pembalap cedera atau lebih buruk?” kata eks bos Ferrari.

“Kami telah dibantai. Meski tidak ada seseorang yang cedera, kami telah dikritisi. Untuk regulasi 2025, kami harus berpikir tentang punya mobil yang dapat dikemudikan dalam kondisi hujan.”

Peristiwa GP Belgia, bisa terulang di Sochi. Padahal, ada tiga kategori yang akan digelar di sana, yakni Formula 3, Formula 2 dan Formula 1. Perlu manajemen waktu yang baik agar semua terselenggara dengan baik. Namun, hujan deras bisa mengacaukan rencana.

Kemarin, tim Carlin, yang berpartisipasi di F2 and F3, memperlihatkan kondisi paddock yang kebanjiran setelah diterpa hujan badai.

Menurut prakiraan cuaca, akhir pekan ini akan sangat buruk. Jumat nanti, diprediksi akan turun hujan dengan intensitas 50 persen. Sabtu, yang paling parah, dengan intensitas 80 persen selama sesi kualifikasi. Minggu, hujan ringan pada pagi hari dan kemungkinan 60 persen hujan mengguyur sore hari.