Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

DTM Jadi Pelarian Bintang Formula 1

Ajang balap mobil turing Jerman, Deutsche Tourenwagen Masters (DTM), semakin digemari oleh pembalap Formula 1 yang tidak mendapat kursi di musim baru.

Sheldon van der Linde, BMW Team RBM, BMW M4 DTM

Sheldon van der Linde, BMW Team RBM, BMW M4 DTM

Alexander Trienitz

DTM merupakan sebuah ajang balap mobil turing terbesar di Jerman yang didirikan pada 2000, kejuaraan ini sebelumnya bernama Deutsche Tourenwagen Meisterschaft yang diadakan pada tahun 1984 hingga 1996.

Alex Albon yang tersisih oleh ganasnya persaingan perebutan kursi di F1 memutuskan untuk mengikuti DTM. Red Bull telah mempersiapkan Ferrari 488 GT3 Evo 2020, untuk digeber oleh pria asa Thailand itu.

Albon tak bisa melanjutkan petualangannya di F1 karena Red Bull Racing lebih memilih Sergio Perez yang tampil mentereng sepanjang tahun lalu untuk menjadi tandem Max Verstappen.

Bergabung dengan tim AF Corse, Albon bakal bertandem dengan pembalap asa Selandia Baru, Liam Lawson dan Nick Cassidy.

“DTM adalah ajang balap yang bagus dengan pembalap bertalenta tinggi di trek dan balapan yang menyenangkan,” kata Albon kepada Redbull.com.

AF Corse Alpha Tauri desain mobil Alex Albon and Nick Cassidy.

AF Corse Alpha Tauri desain mobil Alex Albon and Nick Cassidy.

Foto oleh: Red Bull Media House

Sebelum Albon, ada beberapa bintang F1 yang terjun ke DTM untuk memuaskan hasrat di perlombaan dengan persaingan ketat. Terlebih kans mereka untuk menang lebih besar di kejuaraan tersebut.

Salah satunya adalah Mika Hakkinen yang menghabiskan waktu selama tiga musim di DTM bersama HWA Team.

Peraih dua gelar F1 itu melakoni debutnya di DTM pada 2005. Tetapi, pria asa Finlandia itu ketagihan dan memutuskan untuk sepenuhnya turun di ajang tersebut selama tiga musim.

Setelah gagal meraih kemenangan di 2006, Hakkinen akhirnya meraih podium tertinggi di Lausitzring dan Mugello pada 2007. Di tahun yang sama, ia memutuskan pensiun dari dunia balap profesional, tapi ia terlihat mengikuti beberapa ajang balap sejak saat itu.

Mika Hakkinen, Team HWA AMG Mercedes, memenangi seri Euro Speedway Leusitz.

Mika Hakkinen, Team HWA AMG Mercedes, memenangi seri Euro Speedway Leusitz.

Foto oleh: XPB Images

Saat ini, orang-orang hanya terpaku pada nasib buruk yang dialami oleh Albon karena didepak oleh Red Bull. Padahal, ada bintang lainnya yang juga hijrah ke DTM akibat tak mendapatkan tim di F1.

Robert Kubica bergabung dengan DTM bersama ART dengan mengendarai BMW yang dijalankan secara pribadi dan dukungan dari sponsor pribadi, Orlen.

Meski tertinggal jauh dari pembalap-pembalap lainnya, Kubica memiliki penampilan mengesankan dan mendapatkan poin pertamanya di seri ketujuh.

Namun, ia mengakhiri musim lalu dengan cara mengesankan. Pria asa Polandia itu berhasil meraih podium tiga di balapan kedua Zolder.

Robert Kubica, Orlen Team ART

Robert Kubica, Orlen Team ART

Foto oleh: ITR eV

Salah satu mantan pembalap F1 yang sukses di DTM adalah Pascal Wehrlein. Uniknya, ia lebih dulu turun di ajang balap mobil turing Jerman itu.

Wehrlein memainkan debutnya di DTM pada 2015, ia memperkuat Mucke Motorsport dengan mengendarai Mercedes C-Coupe. Saat itu, ia hanya melakoni 10 seri dan tiga kali finis di zona poin.

Tahun berikutnya, pria asal Jerman itu bergabung dengan HWA Team dengan mengendarai mobil yang sama seperti musim sebelumnya. Ia berhasil meraih kemenangan di seri kedelapan di Euro Speedway Lausitz dan memulai balapan dari pole position.

Pada 2015, Wehrlein semakin matang dan berhasil mengumpulkan lima podium termasuk dua kemenangan di Norisring dan Moscow Raceway. Mengumpulkan 169 poin, ia berhasil menyabet trofi DTM.

Kesuksesan itu, membuatnya dilirik oleh tim F1. Pada 2016, Manor Racing yang menggunakan mesin Mercedes mencoba peruntungan dengan merekrut Wehrlein.

Sayang, Wehrlein gagal tampil baik dan hanya satu kali finis di zona poin. Di tahun berikutnya, pria 26 tahun itu memperkuat Sauber. Catatannya sedikit lebih baik, tapi itu tak cukup untuk membuatnya bertahan di F1.

Pada 2018, Pascal Wehrlein memutuskan kembali ke DTM bersama Mercedes-AMG Motorsport Petronas dengan mengendarai C63. Saat itu ia berhasil meraih banyak poin, tapi itu tak cukup membuatnya kembali menjadi juara.

Pascal Wehrlein, Mercedes-AMG Team HWA, Mercedes-AMG C63 DTM.

Pascal Wehrlein, Mercedes-AMG Team HWA, Mercedes-AMG C63 DTM.

Foto oleh: James Gasperotti / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mercedes Siap Dukung Tim Pelanggan dalam DTM 2021
Artikel berikutnya Beralih ke Mercedes, 2 Seas Belum Pasti Ikuti DTM 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia