Dukung Hamilton, Wolff Kritik Biaya Tinggi di Balap Junior
Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas F1 Toto Wolff percaya bila olahraga balap mobil seharusnya dibuat “lebih terjangkau” oleh para pembalap muda.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Wolff mendukung kritik yang dilontarkan pembalapnya, Lewis Hamilton, tentang Formula 1 yang kini mengarah ke apa yang disebutnya sebagai “klub anak-anak miliuner”. Ungkapan juara dunia F1 tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) itu bukan tanpa alasan.
Di grid F1 saat ini palig tidak ada tiga pembalap yang merupakan putra dari seorang miliuner, yakni Lance Stroll (Aston Martin Cognizant F1), Nicholas Latifi (Williams Racing), dan Nikita Mazepin (Haas F1).
Lance Stroll merupakan putra Lawrence Stroll, pebisnis top Kanada yang juga menjadi salah satu pemilik Tim Aston Martin F1. Ayah Nikita, Dmitry Mazepin, adalah pemilik Uralchem Integrated Chemicals Company sekaligus salah satu investor penting Tim Haas.
Adapun ayah Nicholas, Michael Latifi, tidak lain CEO of Sofina Foods, Inc. dan pemilik perusahaan Nidala yang berbasis di Virgin Islands. Lewat Nidala, Michael Latifi menginvestasikan tak kurang 270 juta dolar AS ke McLaren Group, perusahaan induk McLaren F1.
Dennis Hauger, Prema Racing, Olli Caldwell, Prema Racing, Victor Martins, MP Motorsport
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
“Jika memulai karier sebagai anak dari keluarga kelas pekerja, tidak mungkin saya bisa berada di sini hari ini karena banyak anak-anak lain yang memiliki lebih banyak uang,” ujar Hamilton dalam interview bersama media Spanyol, AS, belum lama ini.
“Kita semua harus bekerja sama untuk mengubah itu dan membuat F1 sebagai olahraga yang mampu dijangkau siapa pun, baik mereka yang kaya maupun dari keluarga biasa.”
Kecuali Stroll, Latifi, dan Mazepin, sebagian besar pembalap yang turun di F1 saat ini mendapat dukungan dari pabrikan mobil atau sejumlah sponsor.
Terkait fenomena di F1 yang terjadi belakangan ini, Wolff pun mendukung Hamilton. Menurut Wolff, alangkah lebih baik bila biaya untuk turun di balap-balap level di bawah F1 bisa dikurangi.
“Apa yang membuat olahraga ini menarik adalah sisi-sisi lain di luar sirkuit yang bisa menjadi drama. Para pembalap datang dari berbagai latar belakang. Tetapi, tidak semua pembalap selalu memiliki cerita,” ujar Wolff.
Di sisi lain, pria asal Austria tersebut juga meragukan bila anak-anak dengan latar belakang ekonomi bagus akan selalu mudah menjalani karier. Mereka, menurut Wolff, juga harus melawan sisi-sisi buruk dalam diri mereka (dianggap mendapat keistimewaan karena kaya).
“Menurut saya, yang bisa kita lakukan saat ini adalah memastikan bila ajang-ajang balap lapisan paling bawah (grassroots) itu bisa lebih terjangkau. Sehingga, anak-anak takkan lagi bermasalah dengan finansial dan mampu sukses di level-level formula junior,” ucap Wolff.
“Semua tim besar Formula 1 harus mengidentifikasi anak-anak seperti itu, ketimbang membiarkan mereka turun di balap go-kart bergengsi yang bisa menelan 250 ribu dolar AS per musim, atau 500 ribu dolar AS untuk semusim F4, dan 1 juta dolar AS untuk setahun F3.
“Biaya-biaya setinggi itu (sekira Rp3,5 miliar untuk go-kart; Rp7,15 miliar F4; Rp14,3 miliar) sangat absurd dan harus dihentikan karena kami ingin anak-anak itu memiliki akses dan tertarik untuk turun di go-kart. Kami ingin ada kesempatan balapan yang lebih terjangkau.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments