Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Ecclestone: Hamilton Hanya Dimanfaatkan Pendukung Black Lives Matter

Mantan bos Formula 1, Bernie Ecclestone, khawatir Lewis Hamilton hanya dimanfaatkan penggagas gerakan Black Lives Matter untuk mengeruk keuntungan.

Bernie Ecclestone, CEO and President, FOM, and Lewis Hamilton, Mercedes AMG

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

Sejak kampanye anti rasialisme itu meledak, Hamilton seolah ingin jadi agen perubahan di F1. Pilot Mercedes-AMG Petronas itu mengajak rekan-rekannya berlutut dan mengenakan kaos dengan tema antirasialisme sebelum balapan.

F1 pun memberi lampu hijau karena sejalan dengan ide ‘We Race as One’ yang mereka canangkan, Gerakan itu mendorong keberagaman dan kesetaraan.

Ecclestone merasa risih dengan politisasi di dunia olahraga. Seandainya masih berkuasa, pria 90 tahun itu menegaskan kalau F1 tidak rasis. Meski begitu, ia tak akan membiarkan F1 digunakan untuk kepentingan Black Lives Matter.

Pengusaha Inggris tersebut bahkan mengambil langkah sendiri untuk mencegah juara dunia F1 tujuh kali itu terlibat lebih jauh dalam gerakan tersebut.

“Saya katakan kepada ayahnya bahwa Lewis harus lebih hati-hati. Karena dia dimanfaatkan pendukung Black Lives Matter dan mereka mendapat banyak uang dari kampanye ini. Tapi tak ada yang tahu kemana dana itu mengalir,” katanya kepada Telegraph.

“Kalau saya yang memimpin (F1), bisa dipastikan tidak ada yang memakai kaos antirasialisme di lintasan. Berlutut sebelum balapan jelas tak akan berhasil.”

Keinginan Hamilton untuk menggaungkan Black Lives Matter dengan gestur berlutut, mendapat penolakan dari enam koleganya, yakni Charles Leclerc, Carlos Sainz Jr., Max Verstappen, Daniil Kvyat, Antonio Giovinazzi dan Kimi Raikkonen.

Baca Juga:

Mereka setuju dengan gerakan antirasialisme hanya saja memilih berdiri ketika seremoni dilakukan. Perbedaan respons tersebut disoroti oleh Ecclestone. “Mereka menciptakan sesuatu untuk alasan berbeda, alasan politis,” ujarnya.

Tahun lalu, Ecclestone dan Hamilton terlibat dalam debat tentang bagaimana olahraga seharusnya meningkatkan inklusi dan kesetaraan ras.

Pembalap 36 tahun itu menyebut Eccleston masa bodoh dan tak mau menggali informasi. Sebaliknya, Hamilton disebut salah persepsi.

Dalam pidato kemenangan di ajang Sports Personality Award BBC 2020, pria yang kini dapat gelar ‘Sir’ itu juga menyinggung soal dampak Black Lives Matter.

“Tahun ini, saya punya motivasi ekstra untuk menjalani balapan hingga akhir. Ini berbeda dengan motivasi saya di masa lalu. Pertama, balapan berlangsung hingga akhir, maka saya bisa menggunakan platform untuk Black Lives Matter dan menyalakan cahaya seterang mungkin,” ia menjelaskan.

Mercedes juga melanjutkan support kepada Hamilton untuk meningkatkan keterlibatan kaum minoritas di olahraga motor. Juara bertahan konstruktor itu akan lanjut berkompetisi dengan warna hitam, terinspirasi oleh kampanye tersebut.

Menariknya, mulai musim 2021, F1 membebaskan pembalap menunjukkan gestur masing-masing untuk mengekspresikan kampanye anti rasialisme.

 

v

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Wolff Tegaskan Mercedes Pede Hadapi Grand Prix Bahrain
Artikel berikutnya Horner Tak Mau Termakan Permainan Pikiran Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia