Eks Petinggi Force India Gantikan Domenicali di FIA
Mantan deputi prinsipal Force India Formula 1, Bob Fernley, menggantikan Stefano Domenicali sebagai Presiden Komisi Single Seater Federasi Otomotif Internasional (FIA).
Foto oleh: Sutton Images
Domenicali sendiri akan menjabat sebagai pemimpin dan CEO Formula 1 mulai 2021. Fernley dinilai sebagai kandidat yang pas karena sepak terjangnya yang panjang di olahraga otomotif.
Pria 53 tahun tersebut bertekad akan membawa FIA lebih maju. Namun, ia meminta waktu untuk membereskan masalah yang ada sekaligus menyusun rencana.
“Saya kira pemberontak akhirnya tiba pada kemapanan!,” ujarnya kepada Motorsport.com.
“Tentu, saya mengikuti jejak dua pendahulu yang sangat hebat, Gerhard (Berger) dan Stefano. Jadi banyak pekerjaan yang mesti dilakukan dari sisi saya agar setara dan sesuai dengan apa yang mereka kerjaan bertahun-tahun.
“Saya akan butuh beberapa bulan untuk menempatkan diri saya dengan tugas ini seperti yang Anda bayangkan. Tapi ketika kami melakukannya, semoga kami dapat melanjutkan pekerjaan bagus mereka dan mungkin ada sedikit kemajuan.”
Komisi tersebut berhasil mengonsolidasi tangga single-seater ke F4, F3 dan F2. Kendati demikian, bukan berarti pekerjaan telah selesai. Masih ada tantangan yang harus dilalui.
“Gerhard dan Stefano meletakkan semua itu pada tempatnya. Tapi saya kira, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan terutama keterjangkauan. Itu yang saya sangat inginkan, meski di Force India. Saya kira kami masih melanjutkan proses itu untuk memastikan bahwa kami bisa mendapatkannya agar terjangkau sehingga banyak orang dapat ambil bagian semampu mereka,” ia menjelaskan.
“Itu tentang pemahaman di mana kategori hari ini, karena jelas, saya baru, dan saat orang-orang tiba sebagai yang baru, Anda selalu punya pandangan berbeda, dan Anda dapat melihat dengan sudut pandang yang baru, di mana ini bukan hal yang buruk.
“Tapi hal paling penting adalah melanjutkan pekerjaan mengurus yang telah diletakkan di tempatnya, dan bekerja dari sana.
“Kami masih punya sedikit pekerjaan untuk dilakukan karena super licence jelas harus disetujui melalui komisi itu. Jadi program itu sangat luas.”
Di era ’80-an, Fernley terlibat dengan Ensign F1 dan balapan Indicar. Kemudian, saat sahabatnya Vijay Mallya mengakuisisi tim Spyker, pada 2007, ia diajak mengelola Force India.
Pengusaha tersebut angkat kaki pada 2018 setelah tim dibeli Racing Point. Setahun kemudian, Fernley diangkat jadi pemimpin program McLaren Indy 500 yang berakhir dengan kekecewaan karena Fernando Alonso gagal lolos.
Pria Inggros itu juga berperan dalam kerja sama dengan National Centre for Motorsport Engineering di Universitas Bolton.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments