Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Eksklusif: FIA Dorong F1 Batasi Umpatan di Komunikasi Radio

Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, meminta para pembalap F1 untuk tidak meneriakkan sumpah serapah seperti rapper di radio tim. Apalagi komunikasi pembalap dan tim ditayangkan di televisi.

Pierre Gasly, Alpine A524, Carlos Sainz, Ferrari SF-24, Nico Hulkenberg, Haas VF-24, Yuki Tsunoda, RB F1 Team VCARB 01, Daniel Ricciardo, RB F1 Team VCARB 01

Pierre Gasly, Alpine A524, Carlos Sainz, Ferrari SF-24, Nico Hulkenberg, Haas VF-24, Yuki Tsunoda, RB F1 Team VCARB 01, Daniel Ricciardo, RB F1 Team VCARB 01

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

FIA telah meminta Manajemen Formula One untuk meminimalisir jumlah kata-kata kotor yang disiarkan di siaran televisi F1, demikian yang diungkapkan oleh Motorsport.com.

Meskipun kata-kata umpatan tidak disiarkan di siaran TV resmi, namun meningkatnya frekuensi ledakan semacam itu telah menjadi perhatian badan pengatur balap motor tersebut.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, mengungkapkan bahwa ia tengah berupaya untuk mengubah nada konten yang ditayangkan untuk para penggemar.

Ia mengatakan bahwa para pembalap sendiri memiliki tanggung jawab tertentu untuk memantau apa yang mereka katakan, sebelum menambahkan bahwa sebuah permintaan telah diajukan ke FOM untuk membatasi komunikasi bahasa yang buruk.

"Maksud saya, kita harus membedakan antara olahraga - motorsport - dan musik rap," ujar Ben Sulayem. "Kami bukan rapper, Anda tahu. Mereka mengucapkan kata F berapa kali per menit? Kami tidak seperti itu. Itu adalah mereka dan kami adalah kami."

Mohammed Ben Sulayem, FIA President

Mohammed Ben Sulayem, Presiden FIA

Foto oleh: Dom Romney / Motorsport Images

Ben Sulayem, juara Reli Timur Tengah sebanyak 14 kali, sangat memahami rasa frustrasi yang dihadapi para kompetitor, namun bagaimanapun standar harus ditegakkan.

"Saya tahu, saya pernah menjadi pereli," ucapnya. "Di saat-saat panas, ketika Anda merasa kesal karena ada pereli lain yang mendatangi Anda dan mendorong Anda...

"Ketika saya biasa mengemudi di tengah debu (dan hal seperti itu terjadi), saya akan marah. Tapi, kami juga harus berhati-hati dengan perilaku kami. Kita harus menjadi orang yang bertanggung jawab.

"Sekarang dengan adanya teknologi, semuanya akan ditayangkan dan semuanya akan direkam. Pada akhirnya, kita harus mempelajari hal tersebut untuk melihat: apakah kita meminimalisir apa yang dikatakan di depan umum?

"Karena bayangkan Anda sedang duduk bersama anak-anak Anda dan menonton balapan, kemudian seseorang mengatakan semua bahasa kotor ini. Maksud saya, apa yang akan dikatakan oleh anak atau cucu Anda? Apa yang akan Anda ajarkan kepada mereka jika itu adalah olahraga Anda?"

Ketika ditanya apakah FIA dapat meminta FOM untuk membatasi penggunaan radio tim yang berisi kata-kata kotor dalam siaran TV, Ben Sulayem menegaskan bahwa hal ini sudah terjadi.

"Kami bisa dan memang sudah," jawab Ben Sulayem. "Kami adalah orang-orang yang sebenarnya menyetujui lebih banyak pembicaraan (radio) (di siaran TV). Tapi kami memiliki aturan, dan aturan itu ada untuk kepentingan olahraga dan aturan itu ada untuk ditegakkan dan dihormati juga."

Lando Norris, McLaren MCL38, Oscar Piastri, McLaren MCL38, George Russell, Mercedes F1 W15, Charles Leclerc, Ferrari SF-24, Carlos Sainz, Ferrari SF-24, Lewis Hamilton, Mercedes F1 W15, the rest of the field at the start

Lando Norris, McLaren MCL38, Oscar Piastri, McLaren MCL38, George Russell, Mercedes F1 W15, Charles Leclerc, Ferrari SF-24, Carlos Sainz, Ferrari SF-24, Lewis Hamilton, Mercedes F1 W15, seluruh jajaran pembalap lainnya saat start

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Standar FIA yang baru

Ben Sulayem memberikan komentarnya tentang pembalap yang tidak boleh menjadi rapper setelah dia ditanya tentang pernyataan yang diunggah dalam akun Instagram pribadinya selama liburan musim panas, yang menyebutkan adanya perubahan dalam Kode Olahraga Internasional FIA mengenai definisi kata 'pelanggaran'.

"Sebagai bagian dari perjuangan kami yang sedang berlangsung melawan pelecehan daring, investigasi baru-baru ini menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara komentar negatif dari pembalap dan anggota tim dan meningkatnya kebencian yang ditujukan kepada para ofisial di media sosial," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Pada World Motor Sport Council terakhir, para anggota menyetujui perubahan pada definisi pelanggaran di dalam ISC setelah insiden di mana anggota terkenal dari olahraga kami telah membuat pernyataan terhadap ofisial yang memicu pelecehan."

Ini bukan perubahan pertama yang dilakukan pada Kode Olahraga Internasional belakangan ini.

Pada akhir 2022, sebuah artikel ditambahkan yang melarang "pembuatan dan tampilan pernyataan atau komentar politik, agama, dan pribadi yang secara umum melanggar prinsip umum netralitas yang dipromosikan oleh FIA di bawah Statuta, kecuali jika sebelumnya telah disetujui secara tertulis oleh FIA untuk Kompetisi Internasional, atau oleh ASN yang relevan untuk Kompetisi Nasional di dalam wilayah yurisdiksi mereka".

Setelah beberapa pembalap menyatakan keprihatinan mereka tentang bagaimana hal ini akan memengaruhi kebebasan untuk mengekspresikan pandangan pribadi mereka, sebuah klarifikasi dikeluarkan pada awal 2023.

Menurut Ben Sulayem, memperbarui beberapa peraturan itu penting karena ia merasa peraturan tersebut sudah ketinggalan zaman.

"Peraturan tidak ada hanya untuk tetap sama selama 30 tahun. Anda harus memperbaiki, mengubah, menghapus dan menambahkan banyak hal. Dan saya tidak melakukan ini. Kami memiliki komite, mereka mempelajarinya," kata Ben Sulayem.

Mohammed Ben Sulayem, FIA President

Mohammed Ben Sulayem, Presiden FIA

Foto oleh: Dom Romney / Motorsport Images

"Saya tidak menulisnya, ini ada hubungannya dengan etika dan netralitas dalam berbicara. Tapi tahukah Anda bahwa kami sudah memilikinya sejak tahun 1972? Tidak ada yang tahu! Dari tahun '72!

"Anda tidak bisa pergi ke suatu negara dan melecehkan negara tersebut. Karena mereka membayar semua uang ini. Jika Anda tidak menyukainya (di sana), jangan pergi. Jika Anda mengambil lisensi dari FIA, Anda harus menghormati sumber yang memberi Anda lisensi.

"Kami senang dengan para pembalap," Ben Sulayem menekankan. "Pergilah dan bersenang-senanglah. Lakukan yang terbaik dan berlombalah. Dan kami juga senang dengan promotor. Pergilah dan hasilkan uang. Dan lebih banyak uang. Namun, kami juga harus menghormati olahraga ini. Saya membawa semangat dari olahraga ini.

"Saya mencoba dengan latar belakang dan pengalaman saya selama 40 tahun untuk membawa etika ke dalamnya, dan untuk membawa keseimbangan dan keadilan serta kejelasan. Dan itu adalah tanggung jawab yang sangat, sangat berat. Namun, itu bisa dilakukan."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ralf Schumacher: F1 GP Singapura Mungkin Balapan Terakhir RIcciardo
Artikel berikutnya Jadwal F1 GP Singapura: Misi McLaren Menang Lagi Setelah 15 Tahun

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia