Engine Freeze Jalan, Sprint Race Tertahan
Pada pertemuan Komisi Formula 1, Kamis (11/2/2021), disepakati larangan pengembangan mesin (engine freeze) tapi ide sprint race sulit diwujudkan.
Valtteri Bottas, Mercedes F1 W11, Sergio Perez, Racing Point RP20, Charles Leclerc, Ferrari SF1000, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16, and the rest of the field at the start
Charles Coates / Motorsport Images
Dalam diskusi tersebut, anggota komisi yang terdiri dari tim-tim Formula 1, Federasi Automobil Internasional (FIA), dan organisasi F1, dengan suara bulat setuju engine freeze diberlakukan mulai musim 2022.
Keputusan engine freeze ini menjadi kemenangan bagi Tim Red Bull Racing karena mereka ingin melanjutkan proyek mesin Honda setelah pabrikan asal Jepang itu dipastikan pergi pada akhir musim 2021 ini.
Red Bull, yang mulai memakai power unit dari Honda mulai 2019, memang diyakini akan kesulitan mencari pemasok mesin yang pas. Karena itulah mereka memilih untuk melajutkan program power unit Honda setelah 2021.
Red Bull mengaku memiliki sumber daya untuk melanjutkan program power unit dari Honda. Kendati demikian, program tersebut tidak bisa dijalankan bila pengembangan mesin dibebaskan.
Engine freeze ini dinilai juga selaras dengan aturan pembatasan bujet. Musim ini, batasan anggaran tim adalah 147,4 juta dolar AS. Musim 2022 dikurangi menjadi 140 juta dolar AS per tahun dan 135 juta dolar AS pada 2023.
Ide soal engine freeze ini muncul pada akhir musim 2021 lalu. Sejak saat itu, sejumlah diskusi berlangsung dan resmi diputuskan pada pertemuan Komisi F1 pada Kamis.
Sebelumnya, Ferrari dan Renault menjadi dua tim yang menolak ide engine freeze ini karena mereka ingin membangun mesin baru agar lebih kompetitif.
Sementara, Mercedes terlihat cenderung bersikap netral karena mereka juga sudah nyaman dengan spesifikasi power unit saat ini.
Jika engine freeze tinggal butuh penyempurnaan dalam aturannya, tidak demikian halnya dengan ide mencoba sprint race di tiga sirkuit musim ini: Kanada, Italia, dan Brasil. Ide sprint race – yang mengubah format balap – dimunculkan agar membuat F1 kian menarik.
Dengan ide sprint race, kualifikasi digelar pada Jumat untuk menentukan grid untuk sprint race yang dilangsungkan Sabtu. Hasil sprint race akan menjadi penentu posisi grid untuk balapan utama pada Minggu.
Selain menentukan grid untuk lomba utama, ada usulan agar sprint race juga memberikan poin separuh dari yang biasa diterima pembalap jika finis 10 besar lomba utama.
Sprint race ini memang belum mendapatkan persetujuan secara formal dalam diskusi Komisi F1. Meskipun menyambut terbuka soal sprint race, tim-tim meminta waktu untuk mempelajari detail soal pelaksanaan sprint race ini.
Pasalnya, sprint race ini bisa memunculkan beberapa konsekuensi yang tidak diduga. Tim-tim juga meminta para direktur olahraga FIA untuk menilainya sebelum semua pihak sepakat dengan sprint race ini.
Pertemuan Komisi F1 juga dimanfaatkan tim-tim untuk berdiskusi dengan FIA dan otoritas F1 lainnya untuk membicarakan batasan gaji pembalap (salary cap) yang akan diupayakan diterapkan dalam beberapa tahun ke depan. Tapi, belum ada keputusan soal ini yang dibuat.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments