Mercedes Harapkan Lewis Hamilton Tak Pensiun
Team Principal Mercedes, Toto Wolff, berharap Lewis Hamilton tidak angkat kaki dari Formula 1 usai kegagalan merengkuh gelar juara dunia di Grand Prix Abu Dhabi.
Hamilton tengah menuju titel kedelapan saat insiden kecelakaan Nicholas Latifi membuyarkan asanya. Safety car, kemudian diikuti restart, segera merampas keunggulan Hamilton, dan berbalik jadi menguntungkan Max Verstappen.
Memanfaatkan periode safety car, Verstappen melakukan pit stop untuk menggunakan ban soft. Ketika restart dimulai pada lap terakhir, pembalap Red Bull itu pun dengan menaklukkan petahana Hamilton yang sudah aus bannya.
Begitu syoknya, Hamiton sampai-sampai tak memakirkan W12 di grid untuk aksi donat yang secara tradisional dilakukan di Sirkuit Yas Marina. Sang pilot Mercedes justru ke parc ferme serta tampak hening cukup lama di dalam kokpit.
Hamilton memang masih bersedia diwawancara oleh Jenson Button setelah balapan. Dia mengucapkan selamat pula kepada Verstappen, dan bahkan berjabat tangan dengan Christian Horner di podium.
Akan tetapi, pria asal Inggris itu lalu seolah menghilang dari dunia F1. Tidak ada unggahan foto atau curahan hati yang kerap dilakukannya setiap kali menuntaskan sebuah perlombaan pada akun media sosialnya.
Juga, dia hanya satu kali mencatatkan penampilan di dwpan publik. Yakni ketika menerima gelar “Sir” dari Pangeran Wales pada upacara penobatan yang diadakan di Kastil Windsor, Rabu (15/12/2021) lalu.
Hamilton maupun Wolff kemudian memutuskan untuk tak hadir dalam FIA Prize Giving Ceremony pada Kamis (16/12/2021), dengan Mercedes diwakili James Allison sebagai penerima trofi titel konstruktor.
Lewis Hamilton, Mercedes W12
Photo by: Erik Junius
Wolff menjelaskan, bahwa dirinya dan Hamilton kesulitan untuk mengatasi rasa sakit dan kesusahan. Namun, pria Austria itu harapkan kekecewaan kehilangan gelar secara kontroversial tidak akan mendorong Hamilton untuk pensiun.
“Lewis dan saya kecewa saat ini. Kami tidak kecewa dengan olahraga ini. Kami mencintai olahraga ini dengan seluruh tulang di tubuh kami dan kami menyukainya karena pencatat waktu tidak pernah berbohong,” tutur Wolff.
“Tetapi jika kami melanggar prinsip dasar keadilan olahraga dan keaslian olahraga, maka tiba-tiba pencatat waktu tidak lagi relevan karena kita dihadapkan pada pengambilan keputusan acak. Jelas bahwa Anda mungkin tidak lagi jatuh cinta.
“Dan Anda mulai mempertanyakan apakah semua pekerjaan yang telah Anda lakukan, keringat, air mata, dan darah benar-benar dapat ditunjukkan dalam membawa penampilan terbaik di trek, karena itu dapat diambil secara acak.
“Kami tidak akan pernah mengatasi rasa sakit dan kesusahan yang disebabkan pada hari Minggu.
“Saya sangat berharap Lewis melanjutkan balapan, karena dia adalah pembalap terhebat sepanjang masa.”
Wolff lalu menambahkan: “Dia, ketika Anda melihatnya dari sudut pandang empat balapan terakhir, dia mendominasi mereka pada Minggu, bahkan tidak ada keraguan siapa yang memenangi balapan. Dan itu layak untuk memenangi kejuaraan dunia.
“Jadi, kami akan bekerja melalui acara selama beberapa minggu dan bulan ke depan. Dan saya pikir sebagai pembalap, hatinya akan berkata saya harus melanjutkan karena dia berada di puncak permainannya.
“Tetapi kami harus mengatasi rasa sakit yang dideritanya pada Minggu, juga, karena dia adalah seorang pria dengan nilai-nilai yang jelas. Dan sulit untuk memahami bahwa itu terjadi.”
Wolff mengungkapkan bahwa Hamilton adalah bagian dari kedua keputusan Mercedes untuk mengajukan banding dan kemudian menariknya. The Silver Arrows rupanya tak ingin mengamankan gelar kejuaraan di ruang sidang.
Lebih jauh, Hamilton mengatakan, tim sebenarnya merasa sangat sulit untuk menarik banding, merasa bahwa tim ditangani dengan kejam oleh interpretasi gaya bebas dari regulasi olahraga selama balapan GP Abu Dhabi.
“Setiap langkah di jalan itu adalah keputusan bersama,” ucap Wolff.
“Kami memutuskan bersama dengan Lewis untuk memprotes, meluncurkan banding, dan menarik banding. Seperti yang dapat Anda bayangkan tidak hanya untuknya, tetapi juga bagi kami sebagai tim, sangat mengerikan untuk dihadapkan dengan keputusan yang memutuskan hasil kejuaraan dunia.
“Namun, tak seorang pun dari kami, baik dia maupun kami, ingin memenangi kejuaraan dunia di ruang sidang.
“Tetapi di sisi lain kami sangat dirugikan pada Minggu dan itu bukan hanya kasus keputusan yang buruk. Itu adalah gaya bebas membaca peraturan dan itu membuat Lewis seperti sasaran empuk.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.