Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Felipe Massa: Sir Frank Williams Membuat Saya Merasa Penting Lagi

Runner-up Formula 1 2008 Felipe Massa tidak akan pernah lupa ketika Sir Frank Williams meyakinkannya untuk memperkuat Williams Racing setelah periode sulit pada tahun-tahun terakhir di Ferrari.

Felipe Massa, Williams F1, celebrates pole with Sir Frank Williams, Team Principal Williams F1

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Bagi Felipe Massa, bertemu Frank Williams pada pertengahan Oktober 2013 adalah pintu yang membawa dirinya ke lembar baru dalam kariernya, sebuah memori yang langsung muncul ketika Motorsport.com meminta pria Brasil mengenang Sir Frank, yang wafat pada Minggu (28/11/2021).

Ketika itu, Massa berada di akhir perjalanan panjangnya bersama Scuderia Ferrari. Ia mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan setelah delapan musim memperkuat tim pabrikan Maranello.

Selama Grand Prix (GP) Jepang, Massa dihampiri oleh Claire Williams, yang memberitahukannya tentang keinginan sang ayah, Frank, untuk bertemu secara langsung dengannya. Semuanya terjadi dengan cepat.

Dan begitu balapan di Sirkuit Suzuka tersebut selesai, Felipe Massa pun terbang ke London, di mana Frank Williams bersama pengacaranya sudah menunggu di Bandara Heathrow.

Baca Juga:

“Saya ingat betul pertemuan itu sehari setelah Grand Prix Jepang. Frank ingin bertemu saya secara pribadi. Kami telah saling menyapa selama bertahun-tahun di paddock, namun tidak pernah ada kesempatan berbicara dengan tenang,” kata Massa.

“Dia langsung pada intinya, dan saya ingat ungkapan yang dia katakana kepada saya: ‘Kami membutuhkan Anda. Tim berada di saat yang sulit (pada 2013 Williams mengakhiri musim di posisi ketiga terakhir konstruktor dengan lima poin) dan saya juga tidak dalam periode yang mudah dalam karier saya.

“Tetapi kata-kata yang dia ucapkan saat itu sangat memuaskan saya, membuat saya merasa penting lagi. Saya merasa benar-benar dihormati dalam kalimat tersebut,” ia menambahkan.

 

Kesepakatan pun dengan cepat terjadi. Felipe Massa ingat, tepat setelah Pastor Maldonado meninggalkan Williams, perekrutannya diumumkan. Ia menandatangani kontrak tiga tahun, meski bertahan di sana satu musim lebih lama.

“Saya tidak tahu apa yang diharapkan, tim datang dari musim yang sulit, tetapi kami berada pada malam perubahan teknis besar (F1 2014, awal era power unit hybrid) dan pada tes pertama, saya mengerti bahwa segalanya akan menjadi lebih baik,” ujar Massa.

“Bukan hanya masalah teknis, saya ingat betul bahwa saya merasakan dukungan dari semua anggota tim. Saya merasa mereka mencintai saya, menghargai saya. Itu adalah tim Frank dan Anda bisa merasakan garis panduannya bahkan ketika dia tidak di sana.

“Itu adalah awal dari periode yang hebat. Selama dua tahun beruntun kami menyelesaikan musim di posisi ketiga klasemen konstruktor dan kelima pada dua tahun beriktunya. Setiap saya pergi ke markas tim, saya selalu melewati kantor Frank. Kami selalu minum kopi dan melihat situasi.

 

“Dia tertarik pada segala hal, mendengarkan setiap komentar dan selalu memberi saya rasa percaya diri yang benar-benar membantu. Selalu ada hubungan yang sangat baik dengannya.”

Felipe Massa menyimpulkan, periode empat musim bersama Williams ternyata berjalan lebih baik dari yang diharapkannya. Banyak momen bagus. Meski tidak mampu memberikan kemenangan, ia berhasil menyumbangkan lima podium untuk tim.

“Empat musim yang saya habiskan di Williams adalah saat-saat menyenangkan dalam karier saya di Formula 1. Banyak hari dan momen baik. Di antara semua, saya pikir yang terbaik adalah Abu Dhabi 2014. Itu balapan penutup musim. Saya finis kedua di depan Valtteri Bottas (rekan setim Massa),” kenangnya.

“Hari itu kami memastikan posisi ketiga dalam klasemen konstruktor. Meski Frank telah meraih hal yang lebih besar sepanjang kariernya, saya tahu melihat tim kembali ke posisi atas setelah periode sulit sangat berarti untuknya. Tidak ada kata-kata khusus, hanya tersenyum dan pelukan.”  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Christian Horner: Red Bull Lebih Baik sebagai Tim daripada Mercedes
Artikel berikutnya Alasan Alfa Romeo Tidak Pertahankan Antonio Giovinazzi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia