Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ferrari Bisa Bernasib seperti Williams pada F1 1995

Pada Kejuaraan Dunia Formula 1 2022 ini, Ferrari hanya mampu tiga kali menyempurnakan pole position menjadi kemenangan. Mereka pun tertinggal jauh dari Red Bull Racing.

Carlos Sainz, Ferrari F1-75, Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Foto oleh: Ferrari

Para penggemar Ferrari sudah lama menanti tim kesayangan mereka memiliki mobil yang kompetitif untuk bersaing di posisi atas Formula 1, dari sisi performa, kecepatan, dan keandalan.

Tahun ini, harapan itu muncul setelah melihat performa Ferrari F1-75. Bisa dibilang, mobil buatan pabrikan asal Maranello, Italia, ini menjadi yang terbaik di grid F1 saat ini.

Di kualifikasi, Ferrari F1-75 sudah berhasil merebut delapan pole position (tujuh oleh Charles Leclerc dan satu lewat Carlos Sainz) dalam 13 race yang sudah digelar.

Red Bull Racing RB18 hanya separuhnya, empat (tiga lewat Max Verstappen dan satu atas nama Sergio Perez). Sementara, Mercedes baru sekali merebut start terdepan lewat George Russell di GP Hungaria, akhir pekan lalu.

Namun jika melihat peringkat klasemen, Ferrari justru jauh di bawah Red Bull Racing. Kendati berada di P2, Ferrari tertinggal 93 poin dari Red Bull yang memimpin klasemen konstruktor. Serupa di klasemen pembalap, Leclerc defisit hingga 80 poin dari Verstappen di puncak.

Damon Hill, Williams Renault, saat turun di F1 GP Hungaria 1995.

Damon Hill, Williams Renault, saat turun di F1 GP Hungaria 1995.

Foto oleh: Motorsport Images

Dengan hanya sembilan balapan tersisa musim ini, Ferrari bersiko mengalami rekor negatif yang bertahan sejak 1995. Hingga F1 saat ini, Williams masih memegang rekor pole position terbanyak dalam musim tetapi tidak mampu merebut gelar pembalap ataupun konstruktor.

Adalah Kejuaraan Dunia F1 1995. Damon Hill dan David Coulthard menyumbang total 12 pole position dari 17 balapan (70,59%) musim tersebut. Sementara, Benetton yang menjadi rival terberat saat itu hanya mampu merebut empat pole yang semua direbut Michael Schumacher.

Semua tahu, pada akhir F1 musim 1995, dua kategori kejuaraan dunia berhasil direbut Schumacher dan skuad yang dipimpin prinsipal tim flamboyan, Flavio Briatore.

Pada tahun-tahun setelah itu, ada beberapa musim dua tim bersaing sangat ketat dari sisi jumlah pole position. Seperti bisa ditebak, salah satu dari mereka mengakhiri musim dengan tangan hampa.

Baca Juga:

Hal itu terakhir terjadi pada F1 2012. Saat itu, Red Bull dan McLaren sama-sama merebut delapan pole position. Namun, dua gelar juara dunia jatuh ke tangan tim asal Milton Keynes, Inggris, bersama Sebastian Vettel.

Ferrari mungkin bisa sedikit bernapas lega bila melihat fakta dan statistik bila dalam 27 tahun terakhir F1 – terhitung sejak nasib apes Williams pada 1995 – tidak ada tim peraih pole terbanyak yang mengakhiri musim tanpa gelar.

Tentu saja situasi paruh kedua F1 musim ini bisa saja berubah. Tetapi, jika kerap melakukan kesalahan strategi maupun mengalami kendala teknis, bukan tidak mungkin Ferrari makin pusing bagaimana menutup gap dengan Red Bull.

Efektifitas Ferrari dalam memanfaatkan pole musim ini juga sangat kecil. Dari delapan pole, mereka hanya tiga kali mampu menyempurnakannya dengan kemenangan (Bahrain dan Australia lewat Leclerc dan Inggris atas nama Sainz).

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kritik Pedas dari Fans Tak Akan Berguna untuk Ferrari
Artikel berikutnya Felipe Massa: Sekarang, Momen Tepat Vettel Pensiun dari F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia