F1: Carlos Sainz Makin Respek pada Lewis Hamilton

Pembalap Spanyol tersebut memasuki musim keduanya sebagai pilot Ferrari dengan lebih percaya diri. Tahun lalu, ia naik podium empat kali dan berakhir di peringkat kelima klasemen F1.

Pencapaian pribadinya jauh lebih baik daripada tahun terakhir di McLaren, di mana hanya sekali jadi runner-up dalam Grand Prix Italia.

Tentu saja, targetnya lebih tinggi lagi. Sainz melakukan persiapan lebih keras dan terus memantau pengembangan F1-75.

“Mobil ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Inovasinya maksimal,” ia menjelaskan kepada Corriere della Sera.

Baca Juga:

“Meski tahun lalu, kami mengemudi mobil-mobil terbaik dalam sejarah F1, sangat seimbang tapi bandel. Seandainya, Anda kehilangan kontrol sesaat, Anda akan mengalami crash.

“Ferrari yang sekarang, sepertinya lebih reaktif, suspensinya lebih kaku. Kami akan membiasakan diri mengelolanya.”

Sainz makin nyaman berkeliaran dalam pabrik di Maranello karena suasana kerja menyenangkan.

“Ada iklim penuh energi positif. Saya pikir pengalaman tahun lalu sangat bagus untuk kami semua. Dalam koridor Maranello, saya bertemu orang-orang yang selalu tersenyum, menguatkan, penuh kepercayaan diri. Saya tidak melihat stres, tapi ingin tampil bagus,” ucapnya.

Pembalap 27 tahun tersebut melihat sinyal kalau kontraknya bakal diperpanjang. Ia ingin memperbesar peluang dengan suguhan penampilan lebih brilian.

Dettaglio airbox Ferrari F1-75

Photo by: Giorgio Piola

“Seperti yang dikatakan Mattia Binotto, kami berdua sangat puas dan punya kecenderungan untuk melanjutkan kerja sama ini. Musim dingin, merupakan kesempatan untuk menemukan kesepakatan,” ia menambahkan.

“Kami sedang mencoba. Menjadi juara dunia bersama Ferrari adalah ambisi terbesar saya. Kami akan memperpanjang kontrak secepatnya.”

Ketika diminta mempertaruhkan satu euro untuk juara dunia F1 2022, putra pereli Carlos Sainz itu mengutarakan, “Kecuali saya? Tidak tahu. Saya katakan Charles untuk kebaikan Ferrari, tapi saya ingin mengatakan Sainz.”

Sainz membicarakan Max Verstappen dan Lewis Hamilton yang terlibat duel sengit musim lalu.

“Saya mengagumi kapasitas Max menjadi kencang di segala situasi. Dia punya keberanian menunjukkan caranya sendiri, overtaking saat momen kritis,” tuturnya.

“Jika berada di posisi Lewis, saya tidak tahu bagaimana perasaan saya di Abu Dhabi. Saya terkejut dengan bagaimana menghindari membuat kekacauan pada akhir balapan. Kehilangan gelar pada putaran terakhir dengan cara itu sangat sulit diterima. Saya menghormatinya lebih dari sebelumnya setelah melihat bagaimana dia bersikap.”