Analisis teknis Giorgio Piola
Topik

Analisis teknis Giorgio Piola

Ferrari F1-75: Segudang Inovasi yang Perlu Pembuktian

Tim tersukses di Formula 1, Scuderia Ferrari, akhirnya meluncurkan mobl untuk musim 2022. Apa saja inovasi teknis yang dilakukan Tim Kuda Jingkrak?

Enrico Racca, Enrico Gualtieri, Laurent Mekies, Carlos Sainz Jr., Piero Ferrari, John Elkann, Benedetto Vigna, Charles Leclerc, Mattia Binotto, Team Principal, Ferrari

Diperkenalkan pada Kamis (17/2/2022) siang waktu setempat atau malam WIB, Ferrari F1-75 tidak hanya terlihat indah dan elegan dengan kombinasi warna merah tua-hitam, sasis ini juga dipenuhi sederet inovasi yang membuat kening mengernyit.

Konsep aerodinamika yang diterapkan para teknisi di Maranello, Italia, juga terbilang ekstrem. Namun, indah dan inovatif jelas belum lengkap jika tidak mampu merebut kemenangan.

Para ahli aerodinamika Ferrari memfokuskan pada lantai yang dibuat berlapis. Untuk menginterpretasikan konsep aerodinamika dengan cara ekstrem, pada bagian atas sisi mobil dibuat cekungan untuk melancarkan aliran udara ke sayap belakang.

Inovasi ekstrem ini dihasilkan dari rangkaian tes di terowongan angin (wind tunnel) demi mendapatkan keuntungan dari efisiensi yang baik..

Ferrari F1-75 tampak samping.

Ferrari F1-75 tampak samping.

Foto oleh: Ferrari

Ferrari F1-75 ini sejatinya tidak benar-benar memiliki lantai dobel karena potongan di bawah perut kurang berongga dibanding sasis milik Aston Martin dan Alfa Romeo.

Lekukan-lekukan yang tidak terdapat di bagian depan sidepod ini merupakan hasil kerja panjang di wind tunnel yang membuat area di belakang pembalap (di ujung rangkaian celah pendingin yang mirip insang) menyempit.

Desain penutup mesin (bagian ini kerap disebut mirip botol minuman Coca Cola) juga dibuat sedemikian rupa yang sangat menyesuaikan dengan power unit (PU) Ferrari 066/7.

Lantai Ganda Bikin Ferrari F1-75 Lebih Efisien?

Inilah cekungan di bagian atas sidepod Ferrari F1-75 yang dikombinasi celah-celah untuk melepas udara panas di radiator yang sekilas mirip insang pada ikan.

Inilah cekungan di bagian atas sidepod Ferrari F1-75 yang dikombinasi celah-celah untuk melepas udara panas di radiator yang sekilas mirip insang pada ikan.

Foto oleh: Ferrari

Ini merupakan ciri khas hasil kerja panjang dan studi yang sangat detail. Koordinator proyek Enrico Cardile dan penanggung jawab aerodinamika David Sanchez memperhitungkan betul pengaruh ground-effect untuk membuat solusi berbeda terkait lantai ganda ini serta membandingkannya dengan semua varian yang ada di Maranello.

Data menunjukkan efisiensi hingga 7% pada poros roda (axle) belakang, lebih daripada saat memakai perut mobil model menanjak. Kini tinggal memeriksa ulang dengan hasil tes di sirkuit.

“Mulut” Ferrari F1-75 yang Lebih Tinggi dan Sempit

Lubang radiator sidepod Ferrari F1-75 posisinya lebih tinggi dan melebar.

Lubang radiator sidepod Ferrari F1-75 posisinya lebih tinggi dan melebar.

Foto oleh: Ferrari

Posisi lubang radiator samping terlihat lebih tinggi namun kecil, melebar ke samping dan lebih besar dibanding mobil tim lain. Di bawah lubang radiator terdapat semacam lekukan untuk mengalirkan udara ke bawah lalu ke belakang ke arah penutup mesin.

Posisi radiator F1-75 kurang condong dibanding SF21 (mobil musim lalu) tetapi tidak dipasang menyebar. Hanya pendingin ERS yang harus dibiarkan di mesin sehingga desain kap mesin (bonnet) menjadi lebih mengecil.

Airbox Lebih Rendah, Bonnet Kecil

Saluran udara atas (airbox) di belakang pembalap didesain berbentuk segitiga. Sementara kamera mobil diletakan di ujung atas airbox. Dua tanduk di sisi kiri-kanan airbox juga menjadi lebih tinggi. Sedangkan di kedua sisi Halo terdapat profil horizontal.

Bonnet F1-75 juga sangat ramping dan makin ke atas jadi mirip layar kapal. Di bagian ekor F1-75 tidak terdapat ventilasi untuk udara panas, kecuali di antara dua penyangga sayap belakang.

Tiang penyangga juga lebih terpisah dan tidak lagi gooseneck (profil mirip leher angsa pada tiang penyangga sayap belakang) seperti mobil-mobil Ferrari sebelumnya.

Flap Bergerak dengan Saluran Udara Tambahan

Sayap belakang F1-75 ini juga menarik. Profil utama, dibanding bagian tengah yang bisa terangkat, berbentuk seperti sendok. Tetapi yang paling mencuri perhatian adalah flap bergerak dengan pengontrol DRS yang didesain seperti pistol.   

Pada ujung bagian yang tidak bergerak dibuat sedemikian rupa sehingga bakal ada embusan udara karena flap tidak menghubungkan sekat dengan lengkungan pada profil utama. Dari sini bisa dihasilkan saluran udara tambahan.

Tarik di Belakang, Tekan di Depan

Detail area belakang Ferrari F1-75.

Detail area belakang Ferrari F1-75.

Foto oleh: Ferrari

Suspensi belakang memiliki pola pull rod dengan tie rod berputar jauh lebih ke depan daripada SF21. Ini bukti bila boks transmisi benar-benar berisi sistem penggerak berdesain baru. Teknisi Ferrari sepertinya tidak mencari solusi khusus di area ini.

Di depan, suspensi masih terdiri dari push rod. Sejumlah segitiga dilapisi karbon yang tidak hanya lebih kuat tetapi juga aerodinamis. Batang kemudi juga tidak sejajar dengan segitiga atas agar aliran udara makin lancar.

Hidung Memiliki “Paruh”

Detail sayap depan Ferrari F1-75 yang dilengkapi profil seperti paruh burung.

Detail sayap depan Ferrari F1-75 yang dilengkapi profil seperti paruh burung.

Foto oleh: Ferrari

Hidung Ferrari F1-75 sangat panjang dan bulat untuk mengurangi hambatan saat melaju. Rongga di bagian bawah juga besar, hidung menjadi paruh yang sangat sempit di ujung dan bertumpu pada profil utama berbentuk sendok yang memungkinkan untuk mengarahkan udara langsung ke barge board dan dua saluran Venturi.

Aspek inovatifnya adalah hidungnya yang “modular” untuk menempatkan komponen hasil pengembangan maupun modifikasi sepanjang F1 musim 2022.

Sayap depan Ferrari F1-75 juga berbeda daripada mobil lain. Keempat profil memiliki ukuran berbeda dari yang paling lebar di ujung depan lalu mengecil di flap bergerak paling belakang.

Jika melihat bentuk dan inovasi yang dilakukan, karakter Ferrari F1-75 terlihat sangat kuat. Namun, semua masih harus dibuktikan di lintasan.

Baca Juga:

 

dibagikan
komentar

FIA Resmi Copot Michael Masi dari Jabatan Race Director F1

Otmar Szafnauer Prinsipal Tim Alpine, Bruno Famin Urus Mesin