Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Demi Leclerc, Ferrari Kecoh Red Bull di F1 GP Abu Dhabi

Ferrari mengungkapkan bahwa mereka menggunakan pesan radio "tiruan" untuk mengelabui Red Bull sehingga menempatkan Sergio Perez pada strategi dua stop di F1 Grand Prix Abu Dhabi, Minggu.

Carlos Sainz, Ferrari F1-75, makes a stop

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Perez berlari di posisi kedua, tepat di depan Charles Leclerc, pada bagian tengah balapan Yas Marina. Kedua pembalap terkunci dalam pertarungan ketat untuk posisi runner-up.

Tetapi dengan Red Bull yang tampaknya memiliki kecepatan yang lebih tinggi, Ferrari tahu bahwa satu-satunya peluang untuk mendaratkan Leclerc di depan adalah melalui strategi. Itu berarti memaksa Perez melakukan dua pit stop.

Kesempatan itu datang pada lap 33, ketika si Kuda Jingkrak memberi kesan bahwa mereka akan melakukan undercut pada Perez untuk mencoba membawa Leclerc ke depan.

Mereka menginstruksikan, "Kembali ke box berlawanan dengan Red Bull."

Namun, pesan itu bukan yang sebenarnya karena Leclerc sudah lama berkomitmen untuk satu kali stop. Ferrari menggunakan panggilan itu hanya untuk membuatnya terlihat seperti akan melakukan dua pit stop.

Tipuan itu berhasil karena Red Bull merespons dan menarik Perez ke pit segera untuk menutup Ferrari.

Baca Juga:

Prinsipal Red Bull, Christian Horner, mengakui setelah balapan bahwa kombinasi dari kondisi ban Perez ditambah dengan melihat bahwa "Ferrari bersiap-siap untuk melakukan undercut" adalah alasan di balik keputusannya untuk memanggil pembalap asal Meksiko itu.

Dengan Leclerc yang tidak berniat untuk berhenti, itu berarti Perez harus memulihkan semua kerugian dengan pergantian ban. Taktik itu gagal total karena ia finis 1,3 detik di belakang F1-75.

Merefleksikan panggilan strategi, Leclerc mengatakan kepada Sky Sports, "Saya harus mengatakan bahwa semua yang kami lakukan sesuai dengan apa yang ingin kami lakukan.

"Itu telah direncanakan sebelumnya. Lap-lap di mana, saya bisa mengatakannya sekarang, di mana kami mengacaukannya dan membuatnya berpikir bahwa kami akan melakukan pit yang berlawanan. Dia menerimanya dan melakukan pemberhentian kedua.

“Jadi kami menjalankan segalanya dengan sempurna. Saya sangat bangga dengan eksekusi kami."

Bos Ferrari, Mattia Binotto, memuji taktik yang dilakukan untuk membantu Leclerc finis kedua. Upaya ini menebus kesalahan terhadap pemuda tersebut.

"Saya pikir tentu saja panggilan palsu (untuk menipu) Red Bull adalah panggilan fantastis dari pit," ujar Binotto.

"Saya pikir itu bagus untuk tim. Sangat bagus untuk para ahli strategi, dan sangat bagus setelah melakukan balapan akhir pekan yang solid.

"Saya pikir P2 dan P2 [dalam klasemen pembalap dan konstruktor] telah menjadi keseimbangan sepanjang musim, tidak hanya hari ini. Tapi hari ini, tentu saja kami melakukan pekerjaan yang tepat.

"Pit stop tiruan pada Red Bull adalah keputusan yang tepat. Saya pikir secara keseluruhan, kami melakukannya dengan benar. Jadi senang untuk mereka, senang untuk tim.

Charles Leclerc, Ferrari, posisi 2, mengangkat trofi

Charles Leclerc, Ferrari, posisi 2, mengangkat trofi

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

"Ferrari, ketika membuat kesalahan, selalu ada banyak kritik. Tapi, saya juga tahu bahwa orang-orang ini bisa melakukannya dengan sangat baik."

Leclerc menganggap bahwa tim, setelah tampil sempurna di Abu Dhabi, makin mengesankan mengingat mereka menghadapi tekanan besar akibat perebutan posisi. Ditambah lagi, rumor yang beredar tentang masa depan Binotto.

"Kami mengeksekusi yang tepat, dan yang paling banyak tekanan," ia menjelaskan.

"Jelas, tekanan dari luar dengan semua rumor yang beredar di akhir pekan, dan tekanan untuk mempertahankan posisi kedua dalam kejuaraan pembalap dan konstruktor.

"Kami berhasil menampilkan yang terbaik dalam situasi seperti ini, membuat saya sangat bangga dengan tim.

"Saya tidak berpikir bahwa dalam kecepatan murni, kami lebih kuat dari Red Bull. Saya pikir Red Bull masih lebih kuat dari kami. Tapi, kami mendorong mereka untuk melakukan kesalahan dan mendorong mereka melakukan dua kali pemberhentian dan akhirnya itu terbayar. Jadi kami sangat senang."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sargeant Resmi Jadi Pembalap Williams untuk F1 2023
Artikel berikutnya Alonso dan Piastri Debut dengan Tim Baru dalam Tes F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia