Ferrari Lupakan Program ke IndyCar
Musim semi 2020 lalu, bos Ferrari Mattia Binotto menyebut IndyCar menjadi salah satu yang dipertimbangkannya. Tapi, kebijakan Ferrari kini semakin jelas.
Mei 2020 lalu, sejumlah media Italia menuliskan pernyataan Prinsipal Tim Ferrari Mattia Binotto yang mengonfirmasi pihaknya tengah menjajaki peluang untuk turun di IndyCar. “Ya, kami sedang mempelajarinya sekarang,” kata Binotto, saat itu.
Latar belakangnya jelas, aturan di Formula 1 tentang pengurangan anggaran. Batasan anggaran untuk F1 2021 sebesar 145 juta dolar AS per tahun. Setahun berikutnya dikurangi menjadi 140 juta dolar AS. Lalu, pada 2023 menjadi 135 juta dolar AS.
Penurunan anggaran itu hampir pasti diikuti pengurangan karyawan karena pasti ada sejumlah divisi yang dipangkas atau mengalami restrukturisasi.
“Kami tidak bisa melakukan itu (PHK). Kami akan mencari ajang lain untuk menyalurkan mereka. Sekaligus membawa DNA balap kami ke ajang lain,” ucap Binotto kala itu.
“Karena alasan inilah kami memantau program balap lain. Kami saat ini melihat IndyCar. Balap ketahanan juga masuk radar kami.”
Mattia Binotto, Prinsipal Tim Ferrari, menegaskan pihaknya tidak jadi turun di IndyCar.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Mengacu pernyataan Binotto itu, salah satu pemilik tim top di IndyCar, Roger Penske, langsung melakukan negosiasi. Penske pun saat itu yakin bisa menggandeng Ferrari untuk turun di IndyCar sebagai pemasok mesin ketiga setelah Honda dan Chevrolet.
“Kami akan memiliki regulasi baru pada 2022. Akan sangat fantastis jika kami bisa memakai sekaligus mengucapkan selamat datang untuk pemasok mesin ketiga,” kata Penske.
Namun begitu, Roger Penske dan otoritas IndyCar terpaksa harus kecewa. Binotto menjelaskan, hasil pertemuan dengan dewan direksi Ferrari dan sejumlah pertimbangan, mereka tidak akan ke IndyCar dalam waktu dekat.
“Sangat mungkin juga untuk jangka menengah dan panjang. Saat ini, kami hanya ingin berkonsentrasi dan berinvestasi di Formula 1,” tutur Mattia Binotto.
IndyCar bukan ajang baru bagi Ferrari. Saat aturan mesin V8 diberlakukan di Formula 1 pada pertengahan 1980-an, Ferrari berpikir memindahkan mesin 12 silinder ke IndyCar. Bos Ferrari saat itu, Enzo Ferrari, pun meminta timnya membuat mobil spesifikasi IndyCar, Ferrari 637.
Setelah CART – cikal bakal IndyCar – 1985 selesai, pembalap Tim Truesports, Bobby Rahal, pergi ke Italia untuk memamerkan sasis March 85C-Cosworth. Selain Rahal, tes di Sirkuit Fiorano itu juga diikuti Michele Alboreto, pembalap Ferrari di F1 saat itu.
Pada 1986, Ferrari memutuskan untuk membuat sasis sendiri untuk IndyCar. Ferrari 637 rancangan Gustav Brunner itu menggunakan mesin Ferrari 034 2,65 liter V8 90° turbo.
Sayang, mobil tersebut tidak sempat dilombakan. Perlahan, regulasi F1 melunak dan Direktur Teknik Ferrari, John Barnard, sangat menentang keterlibatan Tim Kud Jingkrak di IndyCar.
Namun begitu, proyek IndyCar itu tidak sia-sia. Mesin Ferrari-Indy 034 kemudian dikembangkan dan dilabeli Alfa Romeo. Alfa Romeo memang turun di CART pada 1989 sampai 1991 dengan sasis March tetapi kurang sukses.
Pada CART 1991, Danny Sullivan mampu finis keempat pada balapan pembuka di Surfers Paradise, Australia. Namun, di akhir musim Sullivan hanya finis di P11 klasemen.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments