Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

FIA Blokir F1 Tambah Balapan Sprint

Rencana Formula 1 untuk menambah jumlah balapan Sprint dari tiga menjadi enam pada 2023 menemui jalan buntu ketika FIA memblokir pemungutan suara.

Lewis Hamilton, Mercedes, arrives in Parc Ferme after the Sprint

Setelah pertemuan Komisi F1 di London, Inggris, rencana Liberty Media untuk meningkatkan jumlah balapan Sprint mendapat sedikit perlawanan dari beberapa tim.

Tetapi setelah mendapat dukungan dari mayoritas tim F1, dari para penantang dan FOM, itu tidak cukup untuk mendorong masalah ini karena FIA tak memberikan dukungan dalam rencana tersebut.

Untuk menambah jumlah balapan Sprint, dibutuhkan mayoritas 25 suara dari 30 suara yang tersedia antara tim (10), FIA (10), dan FOM (10).

Dengan hanya kesepatakan antara tim dan F1, penolakan dari FIA memaksa rencana tersebut dibatalkan untuk saat ini.

Seorang sumber telah mengindikasikan bahwa Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem, yang memimpin pertemuan tersebut, mengatakan hanya bersedia melanjutkan pemungutan suara jika kontribusi keuangan diberikan kepada badan pengatur.

Sementara sikapnya memicu kemarahan di dalam ruangan dengan satu sumber mengatakan itu dimotivasi oleh ‘keserakahan’.

FIA kemudian setuju bahwa mereka akan menyelidiki dengan tepat apa dampak balapan Sprint ekstra pada personelnya sebelum mempertimbangkan kembali masalah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh FIA setelah pertemuan tersebut, badan pengatur mengatakan: “Dengan Sprint pertama dari tiga yang direncanakan musim 2022 yang populer di kalangan penggemar dan pemangku kepentingan akhir pekan lalu di Grand Prix Emilia Romagna.

“Formula 1 dan tim mendorong FIA untuk meningkatkan menjadi enam balapan Sprint untuk musim 2023, berjalan dengan format yang sama seperti pada 2022.

“Sambil mendukung prinsip peningkatan jumlah acara Sprint, FIA masih mengevaluasi dampak dari proposal ini pada operasi dan personel trackside, dan akan memberikan umpan baliknya kepada Komisi F1.”

Baca Juga:

Pembicaraan juga membahas mengenai aturan mesin 2026, tetapi salah satu masalah awal yang muncul adalah tentang memastikan pengurangan daya yang diusulkan tidak membuat mobil F1 menjadi lambat.

Mesin V6 turbo hybrid saat ini merupakan power unit yang paling kuat dalam sejarah F1, tetapi pada 2026 perangkat MGU-H akan dihilangkan, yang akan menurunkan tenaga mobil.

Dengan mobil generasi F1 2022 yang berat dan cukup draggy, ada kekhawatiran kecepatan di trek lurus bisa menurun jika power unit tidak menghasilkan performa yang maksimal.

Oleh karena itu, tim F1 telah diminta untuk pergi dan mencari cara terbaik untuk memastikan mobil memberikan apa yang dibutuhkan.

FIA telah menggarisbawahi proposal yang ingin mobil dapat diproduksi sehingga mereka dapat melengkapi perubahan pada mesin.

Menurut FIA, untuk mempertahankan dan meningkatkan apa yang baru-baru ini diketahui tentang balap jarak dekat dan mobil yang dapat mengikuti satu sama lain, dengan membuat mobil lebih kecil dan lebih ringan.

Meningkatkan jumlah suku cadang standar atau berkelanjutan dan melanjutkan inovasi keselamatan, bergerak menuju sistem keselamatan aktif dan terhubung.

Komisi F1 dengan suara bulat menyetujui pembaruan Peraturan Teknis 2023 yang akan mewajibkan penggunaan kamera helm, dan itu akan mengurangi alokasi ban selama akhir pekan balapan dari 13 set saat ini menjadi 11.

George Russell, Williams FW43B, menggunakan kameran helm

George Russell, Williams FW43B, menggunakan kameran helm

Foto oleh: Williams

Pertemuan tersebut juga membahas dampak kenaikan anggaran dan inflasi terhadap tim saat mereka berjuang melawan batasan anggaran.

Kelompok Kerja Keuangan F1 akan diminta untuk membahas masalah ini dan menghasilkan proposal yang dapat membantu meringankan masalah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Tim F1 juga membahas yang terbaru pada kalender 2022, tetapi dipahami belum ada keputusan akhir yang diambil tentang acara mana yang akan menggantikan Grand Prix Rusia yang dibatalkan.

Sementara Qatar telah muncul sebagai calon terdepan untuk mendapatkan slot, kekhawatiran tentang suhu ekstrem pada tahun ini, dan logistik saat negara itu bersiap untuk Piala Dunia sepak bola, telah memadamkan beberapa momentum.

Sebaliknya, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Motorsport.com, satu ide yang mendapatkan daya tarik adalah Singapura menjadi tuan rumah acara back-to-back, yang secara logistik akan cukup mudah.

Pemandangan dari Esplanade Bridge di puncak gedung

Pemandangan dari Esplanade Bridge di puncak gedung

Foto oleh: Evgeniy Safronov

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Eks Pembalap Ferrari Ingatkan Charles Leclerc Kurangi Eror
Artikel berikutnya Alex Albon: P11 di Imola Sebanding Raihan Poin GP Australia  

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia