Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

FIA Perbarui Regulasi F1 Setelah Kebingungan di GP Cina

Sejumlah amandemen telah dilakukan pada Peraturan Olahraga F1.

Carlos Sainz, Ferrari SF-24, heads back to the pits after a crash which caused a red flag in Q2

FIA bergerak untuk menjernihkan kebingungan yang ditimbulkan oleh dua insiden di Grand Prix Cina sehingga merevisi Peraturan Olahraga F1.

Carlos Sainz membuat mobil Ferrari-nya melintir saat kualifikasi di Sirkuit Internasional Shanghai pada April, yang menyebabkan kerusakan pada sayap depannya. Setelah tidak bergerak dalam waktu yang lama, pengarah balapan mengibarkan bendera merah untuk menghentikan sesi tersebut.

Namun, pembalap Spanyol itu mampu kembali melaju dengan kekuatannya sendiri, kembali ke pit dan menyelesaikan sesi, yang pada akhirnya melaju ke Q3 dan menempati posisi ketujuh.

Baca Juga:

Pada saat itu, Pasal 39.6, peraturan tentang berhenti di lintasan saat kualifikasi, berbunyi: "Setiap pembalap yang mobilnya berhenti di lintasan selama sesi kualifikasi atau kualifikasi sprint tidak akan diizinkan untuk mengambil bagian lebih lanjut dalam sesi tersebut."

Aston Martin percaya bahwa Sainz melanggar hal ini dan memprotes hasil kualifikasi, yang dibatalkan oleh pengawas balapan pada akhir pekan itu.

Namun sebagai bagian dari berbagai perubahan peraturan yang dirilis menjelang Agustus, FIA telah membuat amandemen pada Pasal 39.6: "Setiap pembalap yang mobilnya berhenti di area mana pun selain pitlane selama sesi kualifikasi atau sesi kualifikasi sprint dan menerima bantuan fisik tidak diizinkan untuk mengikuti sesi tersebut lebih lanjut."

Carlos Sainz, Ferrari SF-24, spins out in Q2 causing car damage and a red flag

Carlos Sainz, Ferrari SF-24, melintir di Q2 yang menyebabkan kerusakan mobil dan bendera merah

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Yang terpenting, di bawah peraturan yang direvisi, Sainz tidak akan melakukan pelanggaran dan bebas untuk melanjutkan sesi tersebut, setelah kembali ke sirkuit dengan kekuatannya sendiri.

Perubahan ini memberikan kejelasan jika terjadi situasi yang sama dan seharusnya mencegah adanya protes.

Perubahan kedua yang dilakukan setelah kejadian di Cina akan membuat penalti dalam balapan sprint dibawa ke grand prix.

Pembalap Aston Martin, Fernando Alonso, bertabrakan dengan Sainz di Tikungan 9 dalam sebuah upaya menyalip yang terlalu bersemangat, sehingga ia mendapatkan penalti waktu.

Karena sang juara dunia dua kali itu sudah retire dari sprint, ia tidak menerima hukuman lebih lanjut. Namun dengan adanya perubahan pada Pasal 54.3.d, Alonso sekarang akan menghadapi hukuman tambahan, berupa penurunan grid untuk balapan berikutnya.

Revisi tersebut berbunyi: "Jika salah satu dari penalti (di atas) dikenakan pada pembalap, dan pembalap tersebut tidak dapat menjalani hukuman karena tidak terklasifikasi dalam sesi sprint atau balapan dalam kasus a) atau b) atau karena mengundurkan diri dari sesi sprint atau balapan dalam kasus c) atau d), maka stewards dapat menjatuhkan hukuman penurunan grid pada pembalap tersebut pada balapan berikutnya."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alpine Berancang-ancang Promosikan Doohan ke F1 2025
Artikel berikutnya McLaren Tambah Masa Jabatan Andrea Stella Dua Musim Lagi

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia