Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Flavio Briatore Isyaratkan Tertarik Kembali ke Formula 1

Salah satu orang yang pernah berpengaruh besar di Formula 1, Flavio Briatore, dikabarkan menjajaki kemungkinan kembali ke ajang balap jet darat.

Flavio Briatore and Stefano Domenicali, CEO, Formula 1, on the grid

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Mantan prinsipal tim Benetton dan Renault Flavio Briatore belum lama ini memperlihatkan dirinya tertarik untuk kembali ke Formula 1. Kabar tersebut mencuat menyusul video di akun Instagram pria asal Italia yang kini berusia 71 tahun tersebut.

Dalam video singkat tersebut terlihat Briatore bertemu dengan Stefano Domenicali selaku CEO Formula One Group, pemegang hak penyelenggaraan dan komersial F1. Tampak pula beberapa orang yang sepertinya para staf dari Domenicali dan Briatore, berada dalam satu meja.

“Tunggu dan nantikan perkembangan selanjutnya,” ucap Domenicali dalam video tersebut.

“Babak baru di F1 akan segera dimulai. Kami akan membuat Anda berdecak kagum, terhibur, bergembira, dan mampu meluapkan energi yang seharusnya menjadi gambaran F1 selama ini,” kata Briatore, menyambut pernyataan Domenicali.

Flavio Briatore (kanan) menjadi salah satu sosok penting yang membesarkan Fernando Alonso. Tampak keduanya saat membela Tim Renault di paddock F1 GP Malaysia 2003.

Flavio Briatore (kanan) menjadi salah satu sosok penting yang membesarkan Fernando Alonso. Tampak keduanya saat membela Tim Renault di paddock F1 GP Malaysia 2003.

Foto oleh: Renault F1

Pertanyaannya, apakah posisi yang akan ditempati atau peran yang akan dilakukan Briatore di F1 nanti? Yang jelas, pria flamboyan asal Italia itu tidak akan lagi memimpin tim balap di F1.

Seperti dikutip media Italia, Corriere della Sera, pria yang mampu memberi nuasa tersendiri di Formula 1 antara era tahun 1990-an sampai awal 2000-an itu akan diberi tanggung jawab untuk hiburan di setiap akhir pekan Grand Prix.

Sukses, kontroversial, dan fenomenal. Mungkin itu tiga kata yang cocok untuk menggambarkan Briatore yang di masa jayanya tidak hanya hebat menciptakan bintang F1 tetapi juga dikenal sebagai playboy flamboyan.

Briatore adalah salah satu sosok yang menjadikan Michael Schumacher juara dunia F1 pada 1994 dan 1995, saat memperkuat Benetton.

Briatore pula yang menemukan Fernando Alonso dan membantunya merebut gelar F1 2005 dan 2006, bersama Renault, sekaligus memupus dominasi Schumacher dan Ferrari yang menjadi juara dunia beruntun pada 2000 sampai 2004.   

Namun, sejak dihukum FIA tidak boleh terlibat dalam semua olahraga balap di bawah organisasi otomotif tertinggi dunia itu pada 2009, Briatore memang sudah tidak aktif lagi di F1.

Saat itu, sebagai bos Tim Renault, ia dinilai melakukan kecurangan di GP Singapura dengan meminta Nelson Piquet Jr menabrakkan diri demi memenangkan rekan setimnya, Alonso.

Hukuman itu sendiri akhirnya dicabut pada 5 Januari 2010 setelah gugatan Briatore terhadap FIA di Pengadilan Tinggi Prancis, dikabulkan.

Baca Juga:

Sejak terjun di F1, Flavio Briatore selalu menginginkan kombinasi antara ketegangan balap dengan suasana persaingan yang menghibur. Lihat saja pernyataan yang dibuatnya pada 1994.

“Orientasi semua pemilik tim hanya pada sisi teknis daripada hiburan. Ini salah besar. Penonton takkan datang ke sirkuit untuk melihat mesin, piston atau suspensi. Mereka ingin melihat Schumacher dan (Ayrton) Senna saling balap,” kata Briatore.

Pada akhir Maret 2014, atau menjelang dimulainya pemakaian mesin turbo hybrid di F1, Briatore kembali melontarkan kritiknya. Menurut Briatore, adalah sebuah kesalahan bagi F1 menerapkan mesin yang lebih “hijau” dan hemat bahan bakar.

“Mereka membuat aturan untuk para teknisi (agar membuat mesin ramah lingkungan) tanpa peduli terhadap penggemar atau unsur hiburan. Jika Formula 1 tidak berubah lagi dalam waktu dekat, mereka akan ditinggalkan penontonnya,” ucap Briatore.

Namun begitu, dalam beberapa tahun terakhir, Flavio Briatore kerap terlihat mengunjungi sejumlah balapan akhir pekan. Termasuk pada F1 GP Monako, menjelang akhir Mei lalu (foto utama).

Jadi, akan menarik untuk dinantikan apakah Flavio Briatore akan benar-benar kembali ke F1 nanti. Jika kembali, berarti Briatore akan mengikuti jejak mantan rekannya yang sama-sama pernah dihukum FIA pada 2009 lalu, Pat Symonds.

Sejak 2017 lalu, Symonds, insinyur asal Inggris, menjabat sebagai Chief Technical Officer Formula 1.   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mika Hakkinen dan Valtteri Bottas Satu Tim di Race of Champions
Artikel berikutnya Acura Muncul Lagi di Formula 1 Setelah 14 Tahun

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia