Force India pertimbangkan ubah nama tim
Bos Force India, Vijay Mallya menuturkan jika ia sedang mempertimbangkan untuk mengganti nama timnya, agar bisa memberi “suasana internasional” dan juga menarik minat sponsor baru potensial.
Foto oleh: Sutton Images
Mallya membeli tim ini dari Spyker dan mengubah namanya menjadi Force India pada awal musim 2008, setelah sebelumnya muncul sebagai Jordan sejak musim 1991 dan pada 2005 diambil alih oleh Midland.
Dengan nama tersebut, ia bertujuan agar bisa menarik perhatian perusahan India untuk mensponsori tim tersebut dan juga berhasrat membawa pembalap India berlaga di Formula 1.
Kemudian musim demi musim Force India terus menunjukan grafik peningkatan performanya. Mereka meraih posisi empat klasemen akhir konstruktor pada musim lalu dan tetap mempertahankan posisi tersebut, dalam tujuh seri yang telah berjalan di musim ini.
Walaupun hasil tersebut telah membuahkan hasil, seperti sponsor dari BWT musim ini, tim merasa tidak terlalu sukses meraih sponsor dari perusahaan asal India.
Ini bukan kali pertama Force India berencana mengganti nama tim mereka, sempat muncul wacana penggantian nama menjadi Aston Martin Racing di musim 2016. Namun rencana tersebut kandas di tengah jalan.
Mallya menuturkan: "Ada perasaan yang muncul, mungkin karena tim telah berkembang jauh lebih baik dalam performanya dan menarik lebih banyak sponsor internasional. Sayangnya sponsor dari India jadi berkurang, kemudian muncul perdebatan mengapa nama [timnya] tidak diubah untuk memberikan nuansa lebih internasional.
"Ada beberapa orang yang percaya bahwa saat ini nama Force India bersifat restriktif secara psikologis.
"Saya juga sedang mempertimbangkan bersama dengan pemegang saham lainnya untuk mengambil langkah, namun ini adalah keputusan besar dan yang tidak akan terburu-buru diambil tanpa adanya pertimbangan.
"Yang jauh lebih penting lagi, kami harus melihat bagaimana skenario F1 berjalan di bawah kepemilikan Liberty. Jika mereka mengikuti cara NFL, maka tentu saja namanya menjadi lebih penting, karena ini menjadi contoh waralaba yang fokus pada namanya. Namun, pola saat ini bisa tetap berlanjut
"Inilah semua masalah yang akan saya pertimbangkan dengan pemegang saham lainnya, sebelum sampai pada kesimpulan akhir."
Mallya berujar, jika ada penawaran dari sponsor terkait dengan perubahan nama sambil menambahkan tim tersebut dalam "negosiasi untuk beberapa sponsor tambahan juga".
Pengusaha India ini mengatakan bahwa perubahan nama tim tersebut, sama sekali tidak ada hubungannya dengan status hukum yang ia alami saat ini.
Mallya sedang tersandung kasus hukum dan memiliki hutang senilai 900 juta poundsterling, setelah runtuhnya salah satu bisnis lamanya, maskapai Kingfisher Airlines pada 2013.
Paspor India milik Mallya telah dicabut pada April lalu, dengan surat perintah juga dikeluarkan untuk penangkapannya, dan sejak saat itu dia tinggal di Inggris.
"Fakta bahwa India dan saya bukanlah mitra terbaik sudah berjalan sejak selama beberapa tahun yang lalu," kata Mallya. "Ini bukanlah hal yang baru.
"Dalam beberapa tahun terakhir saya tidak mempertimbangan penggantian nama, hal ini murni berkaitan dengan sponsor saat ini, dengan proposal yang sudah ada dan sponsor tim untuk kedepannya."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments