Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Analisis

Formula 1 dan Asia: Apa langkah berikutnya?

James Allen mengikuti FIA Sport Conference di Manila yang membahas berbagai topik termasuk mencari pembalap Formula 1 berikutnya dari Asia dan mengembangkan motorsport di tingkat akar rumput.

Rio Haryanto, Manor Racing fans

Rio Haryanto, Manor Racing fans

XPB Images

James Allen on F1

James Allen adalah salah satu jurnalis balap yang paling berpengalaman di Formula 1.

Formula 1 adalah puncak motorsport, seperti yang sering dikatakan. Tetapi untuk mencapai puncak Anda harus melewati sebuah perjalanan dan dalam lingkungan yang kompetitif seperti motorsport, itu berarti menghadapi banyak rintangan yang signifikan.

Rintangan itu bahkan lebih besar bagi pembalap yang datang dari luar Eropa, seperti yang dibahas secara terbuka pada FIA Sport Conference di Manila.

Jika F1 ingin memamerkan bahwa mereka memiliki pembalap-pembalap terbaik di dunia, maka mereka benar-benar perlu memiliki pembalap-pembalap terbaik di dunia yang telah melalui berbagai rintangan dari berbagai negara yang ada di planet Bumi. Sekarang, F1 tidak bisa mengatakan itu.

Biaya naik kelas kejuaraan sangat tinggi dan akses ke kompetisi junior sangat terbatas, terutama di kawasan seperti Asia. Namun, jika Asia dapat menghasilkan pengemudi berkualitas, olahraga ini akan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang di kawasan ini.

CEO F1, Chase Carey, hadir dalam diskusi panel pada Hari 1 konferensi bersama dua pembalap Asia, Alex Yoong dan Marlon Stockinger. Mereka membahas cara-cara supaya efek halo dari F1 dapat menguntungkan motorsport level pemula di wilayah tersebut.

Alex Yoong
Alex Yoong

Foto oleh: Minardi Formula 1

“Apakah Anda menginginkan pembalap Asia terbaik untuk mencapai puncak motorsport? Atau apakah Anda ingin membantu motorsport di Asia? Karena itu adalah dua hal yang sangat berbeda,” jelas Yoong.

“Saat ini, jika Anda menginginkan pembalap terbaik untuk mencapai puncak olahraga ini, Anda ambil pembalap muda dari Asia dan kirim mereka ke Eropa saat mereka berusia sembilan atau sepuluh tahun, dan Anda tinggalkan mereka di sana bersama keluarga mereka, karena Anda harus tumbuh dalam budaya itu, sambil menghadapi level kompetisi [yang lebih keras].

“Nantinya Formula 3 dan Formula 4, semoga di masa depan, akan cukup kuat di Asia sehingga pengemudi dapat tetap tinggal di sini dan belajar fondasi yang tepat sehingga ketika mereka pergi ke Eropa, mereka dapat langsung bersaing dengan cepat... Jika Anda meningkatkan motorsport lokal, Anda memiliki lebih banyak anak yang datang.”

Marlon Stockinger, Status Grand Prix
Marlon Stockinger, Status Grand Prix

Foto oleh: GP2 Series Media Service

Terlihat sangat jelas bahwa para delegasi menginginkan F1 berbuat lebih banyak untuk menjembatani level elit dan tingkat akar rumput motorsport dan memastikan efek halo dari F1 dapat mendorong anak-anak muda untuk bergabung, daripada menyedot semua oksigen dari ekosistem motorsport di pasar yang sedang berkembang seperti Malaysia atau Singapura.

Selain berbicara pada sesi pembukaan, Carey juga hadir pada sesi kedua di aula yang membahas perkembangan motorsport dari tingkat akar rumput melalui esports, karting, dan kejuaraan pemula yang baru - Cross Car.

Chase Carey, CEO F1 Group, Alex Yoong
Chase Carey, CEO F1 Group, at FIA Sport Conference

Foto oleh: FIA

Bagi Carey, yang baru bergabung ke F1 dalam beberapa tahun terakhir, itu adalah kesempatan untuk melihat sejauh mana tangga yang ada dalam pencarian dan penyaluran bakat. Ia baru-baru ini menjalin kesepakatan dengan FIA untuk membawa F3 sebagai balapan pendukung F1 bersama F2 (sebelumnya GP2), sehingga melengkapi piramida dari F4 ke F1. Tetapi pengalamannya di Manila akan membuatnya sadar bahwa F1 perlu memainkan perannya dalam membuat olahraga yang populer di mana-mana sehingga bakat terbaiklah yang naik ke puncak.

"Ini tentang mengembangkan olahraga di tingkat akar rumput," kata Carey. “Pada akhirnya untuk Formula 1, kami menginginkan 20 pembalap terbaik di dunia, tetapi kami juga ingin pengemudi dari seluruh dunia memiliki kesempatan untuk terlibat melalui usaha di tingkat akar rumput.

“Saya berpikir lagi, ini tentang penonton yang memiliki visibilitas - ada olahraga yang tidak akan memiliki partisipasi sebanyak itu.

“Miliaran orang bermain sepak bola, tidak ada miliaran orang yang berlomba. Tapi ada ketertarikan dengan itu, orang-orang menyukai olahraga itu dengan cara yang berbeda-beda dan terlibat dengan cara yang berbeda-beda pula. ”

Chase Carey, Chairman, Formula One
Chase Carey, Chairman, Formula One

Foto oleh: Andrew Hone / LAT Images

Carey juga berbicara tentang demonstrasi F1 baru-baru ini di Hanoi, Vietnam dan apakah itu berarti GP Vietnam semakin dekat.

"Tentu saja Vietnam adalah salah satu dari negara-negara yang terus menjadi tempat yang lebih besar dan lebih menarik - untuk pariwisata, bisnis atau lainnya," katanya.

"Kami ingin berada di tempat yang kami sebut kota tujuan, negara tujuan - tempat yang dapat menangkap imajinasi dunia, dan Vietnam adalah salah satu tempat tersebut."

Ia juga menegaskan bahwa F1 sedang mempertimbangkan Grand Prix kedua di Tiongkok setelah mengidentifikasi negara itu sebagai pasar dengan potensi jumlah penggemar yang besar.

"Tentu. Saat ini, kami berharap untuk memiliki Grand Prix kedua di AS. Saya pikir negara-negara dengan ukuran dan skala itu... Itu penting. Fokus kami adalah bahwa kami ingin memastikan bahwa event yang kami miliki, kami ingin membuat mereka sekuat mungkin - sehingga kualitasnya melebihi kuantitas.”

Rio Haryanto, drives the SPARK SRT_01E

Rio Haryanto, drives the SPARK SRT_01E

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Perdana Minang, Asia Racing Team

Perdana Minang, Asia Racing Team

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport

Foto oleh: Dutch Photo Agency

Presley Martono, Kezia Santoso, Keanon Santoso, Formula 4 South East Asia

Presley Martono, Kezia Santoso, Keanon Santoso, Formula 4 South East Asia

Keanon Santoso, Perdana Minang

Keanon Santoso, Perdana Minang

Darma Mangkuluhur Hutomo

Darma Mangkuluhur Hutomo

Ryan Haryanto

Ryan Haryanto

Podium: race winner Andrew Haryanto, second place Yasser Shahin, third place Theo Koundorious

Podium: race winner Andrew Haryanto, second place Yasser Shahin, third place Theo Koundorious

Foto oleh: Audi Communications Motorsport

Philo Paz Armand, Trident

Philo Paz Armand, Trident

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Montezemolo: Marchionne "cemburu" dengan kejayaan Ferrari
Artikel berikutnya RESMI: Red Bull sepakati kontrak mesin Honda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia