Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Gaji Hamilton Dinilai Terlalu Tinggi

Bos Red Bull Racing, Helmut Marko, menilai batasan gaji (salary cap) harus segera diterapkan karena Sir Lewis Hamilton terlalu mahal bagi F1.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1

Charles Coates / Motorsport Images

Lewis Hamilton belum lama ini menandatangani perpanjangan kontrak dengan Tim Mercedes-AMG Petronas untuk satu musim balap, Kejuaraan Dunia Formula 1 2021.

Kabarnya, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) itu menerima gaji dasar 30 juta dolar AS (sekira Rp420 miliar) per tahun. Itu belum termasuk bonus dan sponsor pribadi.

Beberapa pertemuan sudah digelar agar gaji pembalap yang selama ini tidak masuk dalam bujet tim, agar dimasukan. Pasalnya, saat ini F1 tengah gencar melakukan pembatasan anggaran tim. Regulasi 2021 pun membatasi pengeluaran tim maksimal 145 juta dolar AS.

Namun begitu, gaji pembalap kemungkinan baru masuk dalam bujet tim dalam beberapa tahun ke depan. Otoritas F1 sendiri akan mengajak pembalap berdiskusi. Rancangan gaji maksimal 30 juta dolar AS untuk dua pembalap, kabarnya sedang digodok.

Penasihat Red Bull Racing, Dr. Helmut Marko, adalah salah seorang yang paling ngotot agar anggaran F1 dikurangi. Inilah mengapa mereka bersikeras meminta larangan pengembangan mesin (engine freeze) mulai 2022 karena Honda akan pergi.

Baca Juga:

Usaha mereka berhasil karena Kamis (11/2/2021) lalu Komisi F1 memutuskan engine freeze berlaku pada 2022. Karena itulah Red Bull kini berpikir bila gaji pembalap juga harus ditekan demi penghematan. Marko pun menjadikan gaji Hamilton sebagai contoh.

“Hamilton terlalu mahal bagi Formula 1,” kata Marko. “Itulah mengapa gaji pembalap seharusnya dimasukan ke dalam bujet tim.”

Beberapa waktu lalu, Prinsipal Tim AlphaTauri Franz Tost juga membicarakan pentingnya batasan gaji untuk pembalap. Tost malah merekomendasikan agar gaji pembalap tidak lebih dari 10 juta dolar AS per tahun.

Pada pertemuan Komisi F1 lalu juga dibahas soal kontrak pembalap dan para bos atau staf senior di tim, akan diagendakan dalam sebuah pertemuan. Tujuannya untuk menentukan apakah bayaran mereka bisa dimasukan ke dalam bujet tim atau tidak.

“Musim 2021 untuk kali pertama akan diterapkan batasan anggaran di Formula 1. Berbagai topik seputar kontrol anggaran dan bagaimana agar ini semua target ini bisa dicapai dalam beberapa tahun ke depan, sudah dibicarakan,” demikian pernyataan FIA, Kamis lalu.

“Sebagai bagian dari rencana ini, kami akan membentuk working group yang juga menyertakan pembalap, untuk mendiskusikan soal kontrak pembalap dan sejumlah staf senior di tim.” 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Schumacher Puji Gaya Komunikasi Steiner
Artikel berikutnya Jadwal Presentasi Mobil dan Pembalap F1 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia