GALERI: Sejarah Sauber F1
Kisah turbulensi tim Formula 1 asal Swiss, pernah menjadi partner Mercedes dan tim pabrikan BMW.

Hidup bagaikan perputaran roda, kadang di atas dan sering kali di bawah. Pun demikian dengan perjalanan sebuah tim di arena F1. Seperti dialami Sauber F1 Team asal Swiss, baru saja berpartner dengan Alfa Romeo.
Sauber didirikan oleh Peter Sauber pada 1970. Sebelum tampil di arena F1, Sauber merupakan tim pabrikan Mercedes-Benz di balap Grup C. Bersama Mercedes-Benz, Sauber merebut gelar juara World Sports Prototype Championship 1989 dan 1990, serta kemenangan Le Mans 24 Jam 1989.
Kolaborasi ini berlanjut pasca mundurnya Mercedes dari arena balap sportscar. Mercedes menggandeng Sauber untuk menyiapkan kembalinya merek Jerman ke arena F1.
Dibawah dukungan Mercedes, Sauber pun tampil ke arena F1 pada 1993. Meski mesin belum menggunakan nama Mercedes, melainkan unit V10 racikan Ilmor. Sebagai bukti kolaborasi, terdapat tulisan ‘Concept by Mercedes-Benz’ pada bodi Sauber C12.
Tahun 1994 Sauber pun resmi menjadi tim pabrikan Mercedes-Benz. Buruknya performa tanpa satu pun podium dan finis P8 konstruktor, ditambah kecelakaan menimpa Karl Wendlinger di FP GP Monako membuat Mercedes beralih ke McLaren mulai 1995.
Meski ditinggal Mercedes, Sauber mendapatkan darah segar melalui pembelian saham tim oleh Red Bull pada 1995. Kolaborasi ini berlangsung selama 10 tahun. Antara 1995 – 1996 Sauber menggunakan mesin Ford, juga tanpa hasil memadai.
Sauber kemudian memutuskan untuk memproduksi mesin sendiri dengan nama Petronas Engineering. Dimana, perusahaan minyak asal Malaysia bergabung sebagai sponsor pada 1995. Mesin diproduksi merupakan hasil desain Ferrari dan menggunakan komponen hampir sama persis dengan Italia.
Adalah Sauber berhasil membawa Kimi Raikkonen tampil di F1 pada 2001. Meski hal ini diwarnai protes Red Bull yang menjual mayoritas saham di Sauber kepada Credit Suisse.
Era “mandiri” ini bisa disebut sukses dengan keberhasilan enam kali meraih P3 dan dua kali start di baris terdepan. Antara 1997 – 2005 Sauber sempat diperkuat Jean Alesi, Felipe Massa, Johnny Herbert, hingga juara dunia 1997 Jacques Villeneuve.
Gagalnya BMW memiliki Williams membuat kolaborasi Inggris – Jerman berakhir pada 2005. BMW pun membeli saham Sauber dan membentuk Sauber BMW Team.
Ironisnya kerjasama ini tidak semanis dari sisi prestasi dibandingkan saat dengan Williams. Dari 70 diikuti, Sauber BMW hanya berhasil menang sekali di tangan Robert Kubica pada GP Kanada 2008. Satu kali pole, dua lap tercepat dan 17 kali naik podium. Serta menempati P2 konstruktor 2007 dan P3 2008.
Akhir 2009 BMW memutuskan untuk pergi dari arena F1. Nasib tim sempat terombang-ambing, namun Peter Sauber membeli kembali saham tim untuk kembali ke arena. Peter akhirnya menjual sahamnya di akhir 2016 kepada Longbow Finance.
Sempat renggang akibat perbedaan sikap dengan Ferrari pada 2004, Sauber kembali bermesraan dengan Kuda Jingkrak mulai 2010. Kolaborasi ini lanjut hingga era F1 hybrid pada 2014, sampai saat ini.
Bersama Ferrari, hasil terbaik diraih pada musim 2012 ketika Sergio Perez berhasil menempati runner-up di GP Kanada dan Malaysia, serta P3 di GP Kanada. Juga Kamui Kobayashi berhasil naik podium ketiga di GP Jepang. Di akhir musim Sauber menempati P6 konstruktor.
Sayang prestasinya tak kunjung membaik. Diawal era hybrid pada 2014, Sauber sama sekali gagal mendulang angka. Sementara di musim 2017, Sauber menempat posisi pengujung klasemen dengan hanya mencetak lima poin.
Menghadapi 2018, kolaborasi Sauber dengan Ferrari, utamanya FCA Group semakin mesra dengan digantinya nama tim menjadi Alfa Romeo Sauber F1 Team.
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.