Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pierre Gasly Pernah Jadi Korban Penipuan Berkedok Sponsor

Pembalap AlphaTauri, Pierre Gasly, mengaku pernah ditipu oleh seorang pria asal Uganda yang mengiming-iminginya bakal memberikan bantuan dana.

Pierre Gasly, AlphaTauri

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Hal ini diungkapkan Gasly saat menjawab pertanyaan di putaran final Formula 1 Grand Prix Abu Dhabi. Salah satu petualangan terbesar dalam hidupnya datang ketika mencari uang untuk balapan di GP2 (kini Formula 2).

Gasly mengklaim bahwa dalam usahanya mengumpulkan sejumlah paket sponsor untuk pindah ke Prema Racing pada 2016, dirinya sampai terbang ke Uganda setelah dijanjikan beberapa dukungan.

“Pada musim GP2 saya, saya harus mencari beberapa sponsor dan saya melakukan perjalanan ke Uganda,” tuturnya pemuda berusia 25 tahun itu.

“Saya seharusnya bertemu dengan seorang pria yang ingin mensponsori saya, karena saya membutuhkan anggaran untuk balapan dengan Prema.

“Itu saat pemilihan presiden, jadi ada risiko pemberontakan yang tinggi di negara ini (Uganda). Tapi, jika saya ingin balapan dengan Prema, saya perlu mencari uang dan saya pergi ke sana.

“Saya mungkin berusia 19 tahun saat itu. Dalam 24 jam, kami memutuskan untuk mendapatkan tiket, pergi ke sana dengan perjalanan selama 12 jam, dan bertemu dengan seorang pria tak dikenal yang sayangnya tidak saya temui.

“Dia tidak pernah muncul. Kami tidak pernah mendapatkan uang!”

Pierre Gasly, AlphaTauri AT02

Pierre Gasly, AlphaTauri AT02

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Meski perjalanan ke Uganda berakhir sia-sia, Pierre Gasly mengatakan bahwa momen itu telah menjadi pengalaman hidup yang berharga baginya.

“Itu adalah petualangan yang nyata, karena dari awal hingga akhir, tidak ada yang berjalan seperti yang diharapkan,” ucapnya.

“Saya pergi ke sana bersama ibu saya, dan kami sempat berpikir tidak akan pernah kembali ke Eropa. Sungguh mengejutkan melihat kemiskinan dan kondisi tempat tinggal orang-orang ini.

“Kami melewati favela (kawasan kumuh), dan ini membuat Anda menyadari bagaimana keadaan ini (dibandingkan) beberapa tempat di dunia, dan bagaimana kemiskinan memengaruhi beberapa orang ini.

“Saya kembali (ke Eropa) tanpa uang. Saya benar-benar kehilangan uang dengan tiket pesawat. Tapi itu adalah pelajaran hidup yang baik.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hasil FP3 F1 GP Abu Dhabi: Hamilton Lebih Cepat 0,2 Detik atas Verstappen
Artikel berikutnya F1 Ingin Penggunaan Kamera Mini di Helm Pembalap Lebih Ekstensif

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia