Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pierre Gasly Kecewa Regulasi Baru Tak Ubah Peta Kekuatan Tim-tim

Pembalap Scuderia AlphaTauri itu menilai dipakainya aturan teknis baru mulai Kejuaraan Dunia Formula 1 2022 ternyata tidak sesuai harapan.

Pierre Gasly, Scuderia AlphaTauri

Pierre Gasly, Scuderia AlphaTauri

Carl Bingham / Motorsport Images

Pada awalnya, otoritas Formula 1 menerapkan regulasi mobil dengan ground-effect mulai musim ini dengan harapan tim-tim medioker mampu mendekati barisan skuad papan atas.

Perubahan aturan yang terbilang radikal dari sisi aerodinamika tersebut awalnya dimaksudkan agar aliran udara ke belakang tidak lagi menyulitkan pembalap untuk melewati lawan. Dengan kata lain, aturan baru ini akan memudahkan pembalap melakukan overtake.

Faktanya, menjelang balapan kedelapan, GP Azerbaijan, akhir pekan ini (10-12/6/2022), situasi tidak berubah dibanding musim-musim sebelumnya. Pierre Gasly menjadi salah satu pembalap yang langsung mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi tersebut.

Setelah tujuh balapan, tujuan Liberty Media selaku promotor F1 serta FIM sebagai regulator membuat aturan aerodinamika baru ini, ternyata belum mampu terwujud. Hanya Scuderia Ferrari dan Oracle Red Bull Racing yang mampu memenangi balapan sejauh ini.

Sementara, tim-tim medioker justru terlihat tambah kesulitan dibanding musim-musim sebelumnya.

Pierre Gasly, AlphaTauri AT03

Pierre Gasly, AlphaTauri AT03

Foto oleh: Alessio Morgese

Gasly dengan tegas meragukan aturan baru ini mampu mewujudkan tujuan utamanya. Perubahan regulasi, menurut pembalap asal Prancis tersebut, tidak akan mampu memenuhi harapan tim-tim menengah dan bawah.

“Jika melihat performa (tim) peringkat keempat sampai juru kunci, memang sangat dekat. Tetapi, tim-tim tiga besar (Red Bull, Ferrari, dan Mercedes) masih seperti dari dunia lain,” ujar Gasly.

Lebih jauh pemenang GP Italia 2020 itu menjelaskan, tahun lalu di beberapa sesi kualifikasi, ia mampu lebih cepat daripada para pembalap Ferrari. Kadang juga Red Bull atau Mercedes.

Saat itu Gasly sadar bila ketiga tim top tersebut memang lebih cepat daripada mobilnya. Namun, mereka tidak cukup cepat untuk membuat kejuaraan sendiri.

Baca Juga:

“Tahun ini tidak ada kesempatan sama sekali. Hanya Valtteri (Bottas, pembalap Alfa Romeo-Ferrari) yang mampu ke depan, itu pun hanya beberapa kali,” kata Gasly, yang baru mengoleksi 6 poin dari tujuh balapan dan berada di P14 klasemen pembalap.

“Sementara, kami paling jauh hanya bersaing untuk posisi ketujuh. Agak sedih memang karena target kami sebenarnya jauh lebih besar.”

Keuntungan dan keunggulan gap yang kini dirasakan tiga tim teratas seharusnya secara berkala berkurang dalam beberapa tahun ke depan. Caranya dengan memperketat regulasi dan penerapan batasan anggaran (budget cap).

“Saya rasa, saat ini jika turun untuk Ferrari atau Red Bull, bila kehilangan waktu karena melebar di tikungan, Anda paling masih bisa berada di enam besar,” tutur pembalap yang sudah turun dalam 93 Grand Prix sejak debut pada GP Malaysia 2017.

“Tidak seperti mereka di tim lain. Jika membuat kesalahan, Anda harus membayar mahal dengan start dari posisi terbawah misalnya. Ini selalu terjadi selama musim ini.”

Andreas Seidl, Team Principal, McLaren

Andreas Seidl, Team Principal, McLaren

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Kendati demikian, Prinsipal McLaren F1 Team Andreas Seidl tidak sependapat dengan Pierre Gasly. McLaren sejauh ini menjadi satu-satunya tim di luar Red Bull, Ferrari, dan Mercedes, yang mampu merebut finis podium, saat Lando Norris finis P3 di GP Emilia Romagna.

Menurut pria asal Jerman tersebut, McLaren yang kini memimpin di antara tim-tim medioker, memiliki potensi untuk menembus tiga besar.

“Saya percaya ada langkah maju dibanding tahun lalu. Namun, memang masih butuh waktu sebelum revolusi regulasi, baik teknis maupun finansial, agar menciptakan kesetaraan level di Formula 1,” ucap Seidl.

“Jangan lupa bahwa tim-tim top itu butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun infrastruktur dan mengorganisasi tim dengan sangat baik seperti sekarang.

“Struktur organisasi dan manajemen, bahkan orang-orang yang bekerja di sana, juga sangat bagus. Itulah yang membuat mereka mampu melakukan pekerjaan lebih baik dibanding kami (baca: tim-tim menengah).”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lewandowski: Saya Selalu Ingat Apa yang Dilakukan Schumacher
Artikel berikutnya Konsisten Finis Lima Besar Belum Puaskan George Russell

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia