Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Gasly Ungkap Pernah Lihat Verstappen Kecil Dihina Ayahnya

Pembalap Alpine F1, Pierre Gasly, mengungkapkan kisah pahit dari masa-masa kartingnya di mana Max Verstappen dihina oleh ayahnya sendiri, Jos.

Jos Verstappen and Max Verstappen, Red Bull Racing

Karier Formula 1 Max Verstappen tidak akan sama tanpa semua yang dialaminya di kategori yang lebih rendah. Selama berkiprah di dunia karting, di mana ia mulai memupuk kepribadian pemenang yang tak pernah puas seperti yang dimiliki saat ini, ada gemblengan keras ayahnya, Jos.

Kisah terkenal tentang bocah Belanda yang diturunkan di tengah jalan saat pergi ke balapan di Eropa dan menunggu dijemput sang ayah sudah bukan rahasia lagi. Baru-baru ini ada satu lagi cerita yang dibongkar Pierre Gasly.

Pembalap asal Prancis ini hanya setahun lebih tua dari sang juara dunia, jadi sudah biasa bagi mereka untuk bersinggungan di beberapa balapan di Benua Biru, tetapi dalam sebuah rekaman dokumenter Canal+ yang berjudul 'Né pour gagner' ('Terlahir untuk menang'), ia mengungkapkan sesuatu yang agak blak-blakan.

"Setelah balapan di Spanyol, saya memenangi balapan dan Max (Verstappen) berada di urutan kedua di belakang saya," ujarnya.

Baca Juga:

"Dia kembali dan ayahnya kehilangan kesabaran, meneriakinya dalam bahasa Belanda, dan kemudian menghinanya dalam bahasa Inggris dengan kata-kata yang tidak akan saya ulangi di depan kamera, tetapi itu tidak baik," lanjut pembalap Alpine itu.

"Dia mengambil helm Max, meraihnya dan melemparkannya ke arahnya sambil berkata, 'Tidak, pergilah, kembali ke tenda, kamu bahkan tidak bisa memenangi salah satu balapanmu!", jadi tekanannya jelas, itu adalah tekanan yang sangat kuat, balapan demi balapan."

Kendati demikian, itu semua cukup bagi pembalap Belanda ini untuk menjadi kejam dan tidak meninggalkan satu inci pun di lintasan. Ia kemudian memenangi tiga gelar juara dunia secara beruntun.

Tapi, mungkin itu semua berasal dari pengalamannya bersama Michael Schumacher di Benetton, di mana Jos Verstappen tidak dapat berbuat banyak melawan pembalap Jerman tersebut. Ia mendapat pelajaran dari prinsipal saat itu, Flavio Briatore, untuk memastikan harus mengalahkan siapa pun yang ada di sisi lain garasi terlebih dahulu.

"Flavio (Briatore) memiliki ikatan yang kuat dengan Michael (Schumacher), baik secara sportif maupun pribadi. Jadi saya pikir Jos (Verstappen) menanamkan dalam diri Max sejak ia masih sangat muda bahwa hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menghancurkan rekan setim Anda dan menciptakan ikatan tersebut," jelas Graham Watson dalam sebuah wawancara. "Kami telah melihat hal itu selama beberapa tahun terakhir."

Jos Verstappen; Benetton,  Flavio Briatore

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jos Verstappen Anggap Sanksi untuk Putranya Konyol
Artikel berikutnya Ben Sulayem: FIA Kurang Dihargai, hanya Dapat Sampah

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia