Gegara Ayahnya, Karier Giuliano Alesi Terancam Tamat
Karier pembalap muda Giuliano Alesi terancam tamat usai diketahu terlibat dalam keisengan sang ayah, Jean, merusak sebuah studio arsitek. Mereka dibayangi hukuman penjara 10 tahun.

Minggu (19/12/2021) malam, mantan pembalap Ferrari itu meminjam mobil BMW dari bengkel adiknya, Jose. Alesi mengajak putranya Giuliano dan seorang teman.
Setelah memarkir mobil, ia pun mengarahkan kembang api raksasa ke studio arsitek milik mantan kekasih saudara perempuannya.
Pria 57 tahun itu menyalakan kembang api yang diimpor dari Italia. Jendela rusak dan kaca antimaling juga hancur berkeping-keping. Tetangga pun menjadi ketakutan dan melapor polisi.
Mereka segera tancap gas. Rupanya, kehadiran mobil yang berjalan tanpa lampu mengundang kecurigaan. Setelah mendapat keterangan dari saksi mata, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku.
Senin sore, Alessi pun datang ke kantor polisi dan mengaku bahwa perbuatannya itu hanya untuk lelucon. Polisi juga memeriksa dua orang yang bersamanya di TKP. Temannya dilepaskan karena tidak ada bukti keterlibatan.
Kemungkinan mantan pembalap, yang start 201 kali, di F1 tersebut dan Giuliano bakal diadili di Pengadilan Nimes, Januari mendatang. Penjara 10 tahun dan denda 150 ribu euro (sekitar Rp2,4 miliar) menunggu.
Jika dijatuhi hukuman maksimum tersebut, karier Giuliano di Super Formula terancam tamat. Apalagi usianya sekarang 22 tahun.
Dalam wawancara dengan Corriere della Sera, Alesi mengungkapkan kekecewaan karena ada narasi yang dipelintir.
“Itu tampak tidak proporsional bagi saya, ada kesalahpahaman besar, contohnya, mantan pacar saudara perempuan saya, menjadi ‘ipar’. Itu hanya sebuah candaan. Saya tidak membayangkan kembang api bisa menyebabkan semua ini,” tuturnya.
“Saya suka kembang api. Saat kami merayakan sesuatu, kami menyalakannya. Itu tradisi lama. Saya membelinya di Italia, di sebuah SPBU dekat Ventimiglia. Kami berkendara dengan teman-teman dan mau mencobanya.
“Kami lewat di sana tak sengaja, jadi saya melempar ke depan studio arsitek, tapi tak menyangka bisa meledak seperti tiu dan menghasilkan kerusakan.”
Alesi lalu menjelaskan bahwa pria itu sudah tak ada hubungan dengan keluarganya sejak dua tahun lalu.
“Kami selalu punya hubungan bagus, dengan saudara perempuan saya, dia putus dua tahun lalu dan kami tak pernah bicara tentangnya. Saya datang ke kantor polisi untuk menjernihkan keadaan,” katanya.
“Saya segera mengatakan kalau akan mengganti semua kerusakan dan kaca pecah. Yang di dalam mobil itu ada saya, bukannya saudara laki-laki saya.”
Pemenang GP Kanada 1995 itu lantas ditahan polisi selama 24 jam. Atas perintah hakim, ia dikurung dalam sel. Kemudian, Alesi dibebaskan oleh polisi.
“Mereka tak mengerti kenapa ada banyak kemarahan terhadap saya. Di kantor polisi, kami menghabiskan malam yang fantastis, berbicara tentang F1, anekdot lama, hal-hal konyol yang kami lakukan saat masih muda sampai dengan titel juara dunia yang didapat Max Verstappen. Setelah itu, mereka membebaskan saya untuk pulang,” ia mengungkapkan.

Jean Alesi memberi Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1, dengan trofi Pirelli Pole Position
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Ferrari Perkenalkan Mobil Baru pada Februari
Mohammed Ben Sulayem Siap Abdikan Diri Sepenuhnya untuk F1
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.