Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos Williams Sebut George Russell Banyak Menuntut tapi Tak Egois

George Russell ternyata sosok yang banyak menuntut terutama dalam peningkatan kinerja mobil balap Williams F1. Meski merepotkan, prinsipal Jost Capito memandang sifat itu positif.

George Russell, Williams, celebrates with Jost Capito, CEO, Williams, after securing second position in Qualifying

Glenn Dunbar / Motorsport Images

Pembalap muda Inggris tersebut mempertontonkan grafik kinerja menanjak dalam tiga musim terakhir. Pada 2019, Russell tak dapat poin sama sekali. Masih bisa dimaklumi karena statusnya debutan dan Williams tak mampu membangun mobil kencang.

Tahun berikutnya, Russell bisa menunjukkan potensinya setelah mengemudikan W12 Mercedes milik Lewis Hamilton di GP Sakhir. Tiga poin dipersembahkan kepada tim tersebut.

Ia kembali melempem ketika mengemudi mobil Williams. Perbandingan besar antara kedua kendaraan tersebut membuatnya tak puas dan mendorong tim melakukan perbaikan.

FW43B dibentuk dengan masukan dari Russell dan rekan setimnya, Nicholas Latifi. Benar saja, Williams bisa bangkit dari dasar klasemen karena dua pembalapnya, memberikan 16 poin (Russell) dan 7 poin (Latifi).

Bagi Capito, pembalap 23 tahun tersebut memang meminta banyak dari sisi teknik tapi bukan sosok egois. Semua dilakukan untuk kepentingan tim.

“Menurut saya, George mendapat respek dari seluruh anggota tim. Tapi, di sisi lain, dia sangat menuntut,” ucapnya kepada GPFans.

Baca Juga:

“Jika dia mau sesuatu yang mesti diselesaikan pada mobil, dia pasti terus menekan. Kalau dia ingin sesuatu dalam tim dituntaskan, maka dia juga mendorong tapi dengan cara positif.

“Saya tidak pernah mendengar kata-kata buruk darinya sepanjang tahun, meski selalu bicara blak-blakan apa yang diinginkan dan ekspektasinya. Saya kira itu tingkah laku fantastis dari George.”

Capito juga memberi pujian untuk Latifi. Putra pengusaha Kanada tersebut memang kurang berprestasi dan berada di bawah bayang-bayang Russell. Kendati demikian, dia juga punya pengaruh dalam tim.

“Nicky juga sama, dengan karakter bijaksana dan mereka mirip. Setiap orang suka bekerja dengan dua pembalap ini,” tuturnya.

Russell dan Latifi sangat kompak dan menciptakan iklim kerja sangat baik dalam tim.

“Mereka menciptakan hubungan sangat bagus dengan George dan Nicky, tapi juga apa yang sangat penting untuk tim. George berpikir, ‘Saya merupakan pembalap lebih bagus di sini sehingga semua diselesaikan dengan cara yang saya mau’,” Capito melanjutkan.

“George merupakan pemain tim yang hebat. Dia tahu apa yang diinginkan supaya menang dan dia mau jadi yang terbaik, tapi dia juga memikirkan rekan setimnya.”

Musim ini, Russell bakal berada di balik kemudi Mercedes. Ia menyerahkan tongkat estafet kepada Alex Albon, yang juga pernah menunjukkan kemampuan apik bersama Red Bull pada 2020.

George Russell, Mercedes W10 Mule

George Russell, Mercedes W10 Mule

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Target Yuki Tsunoda pada F1 2022, Kalahkan Pierre Gasly
Artikel berikutnya Carlos Sainz Puji Eksistensi Pembalap Muda di F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia