Ada yang Mau Menyingkirkan, Grosjean Tak Mau Tinggalkan Balapan
Kecelakaan parah yang menimpa Romain Grosjean di Formula 1 tak membuatnya kapok dan memutuskan pensiun. Ia memilih pindah jalur ke IndyCar dan belum berniat mundur.
Untuk itu, ia perlu meyakinkan orang-orang terdekatnya bahwa ia masih mampu melakoni olahraga menantang bahaya tersebut. Insiden di GP Bahrain 2020, 29 November, yang meninggalkan luka bakar di punggung tangannya, malah menguatkan tekadnya tetap berada di trek.
“Tidak ada titik di mana saya berpikir untuk keluar dari balapan. Saya telah membicarakan itu dengan teman, keluarga dan orang tua, sehingga mereka merasa lebih baik,” ujarnya dalam podcast ‘Beyond the Grid’ Formula 1.
Ia bahkan sempat ingin buru-buru pulih agar bisa melakoni lomba perpisahan dengan F1 maupun Haas di Abu Dhabi.
“Pertama, saya ingin ambil bagian di balapan Abu Dhabi, akhir musim. Ketika itu gagal, saya memberi tenggat baru yakni 31 Januari sehingga saya dapat menggunakan tangan sepenuhnya untuk melakukan tes balap dan berlomba di IndyCar,” tuturnya.
“Keluar (dari balap) tidak pernah menjadi opsi, meski beberapa orang mencoba mengeluarkan saya.”
Sosok yang ingin menghentikannya berasal dari lingkaran dalam, yakni anak-anaknya. Mereka cemas melihat kondisi sang ayah. Namun, perlahan-lahan mereka berbalik mendukung.
“Pada awalnya, anak-anak ingin saya berhenti, tapi mereka sekarang malah tidak setuju. Saya kira mereka memahami bahwa itu membuat saya bahagia,” pria Prancis itu mengisahkan.
“Saya menikmati hidup ketika balapan dan menemukan kepuasan dalam proses. Jadi ketika saya pulang, saya bisa menjadi ayah yang lebih baik.”
Putranya yang berusia lima tahun kini bahkan selalu bertanya kapan Grosjean kembali ke Amerika Serikat dan balapan di sirkuit oval.
Pilot Dale Coyne Racing mengungkapkan modal tekad untuk bangkit tak cukup. Ia bahkan perlu bantuan psikolog.
“Anak-anak banyak bertanya, jadi saya menonton itu bersama mereka dan istri. Saya sangat terbuka,” ucapnya.
“Saya bekerja sama dengan psikolog untuk menghilangkan trauma dan mimpi buruk. Sejauh ini cukup berhasil karena hanya dua kali mengingat lagi momen mengerikan. Pertama, itu pukul 6 pagi, ketika dibangunkan putra saya.
“Kedua, jelang dibius, saat akan menjalani operasi tangan di Jenewa. Tapi setelah itu, tidak ada lagi, tanpa mimpi buruk. Saya bisa menonton insiden dengan tenang dan membahasnya.”
Fakta bahwa nyawanya selamat membuat Grosjean seolah terlahir jadi manusia baru. Ia lebih sabar dan menghargai hidup. Halo dan baju
“Itu ketika Anda menyadari betapa indah hidup ini. Ya, Anda punya sedikit masalah di sini dan sana yang sering Anda keluhkan. Tapi saya bangun setiap pagi dan mengingat bahwa saya hidup,” katanya.
“Saya di sana, bisa bermain dengan anak-anak, balapan, punya istri tersayang di sebelah. Sungguh gila bahwa saya sangat dekat dengan kematian sebelumnya saya sadar bahwa hidup tidak gratis. Anda harus menjalani dengan semua masalah. Tanpa itu, akan sangat bosan.”
Setelah cedera, Grosjean mesti menahan diri dan berhati-hati ketika berada di bawah sinar matahari.
“Saya tidak bisa berpanas-panasan dan harus hati-hati saat udara dingin. Tapi itu berhasil dan saya bisa balapan lagi di IndyCars,” ia mengungkapkan.
Romain Grosjean, Mercedes
Foto oleh: Mercedes GP Petronas Formula One Team
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.