Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Guanyu Zhou Membantah Keras Dirinya Pay Driver

Guanyu Zhou akan menjadi satu-satunya rookie pada Kejuaraan Dunia Formula 1 2022. Zhou menegaskan posisinya di Alfa Romeo saat ini pantas diterimanya.

Guanyu Zhou, Alfa Romeo Racing

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Tidak sedikit orang yang terkejut saat Alfa Romeo Racing memilih Guanyu Zhou untuk mendampingi pembalap senior Valtteri Bottas untuk F1 2022.

Saat itu, banyak yang berpikir bila Oscar Piastri, juara FIA Formula 2 2021, lebih pantas menjadi pengganti Antonio Giovinazzi daripada Zhou yang menempati peringkat ketiga F2.

Belakangan, Giovinazzi menyebut bila keputusannya pensiun dari Alfa Romeo tidak lepas karena tim asal Hinwil, Swiss, itu sudah memilih Zhou yang datang dengan sejumlah uang dan sponsor dari negara asalnya, Cina.

Sejumlah kabar menyebut bila Zhou menggelontorkan tak kurang 25 juta euro (sekira Rp409 miliar dengan kurs saat ini) untuk mendapatkan kursi di Alfa Romeo, sekaligus menjadi pembalap asal Cina pertama yang turun penuh di F1.

Namun, pembalap asal Shanghai berusia 22 tahun itu membantah keras kritik banyak pihak yang menyebutnya pay driver. Zhou menegaskan bila performa di Formula 2 yang membuktikan dirinya pantas mendapatkan tempat di Formula 1.

“Di Formula 2, saya menunjukkan semua yang diperlukan untuk bisa promosi ke F1,” ujar Zhou seperti dikutip media Swiss, Blick.

“Saya memenangi banyak balapan di sana (F2) dan konsisten mampu bersaing merebut gelar. Kini, tinggal bagaimana saya membuktikan apa yang bisa saya buat di Formula 1.”

Guanyu Zhou juga membantah keras bila dirinya mampu promosi ke Formula 1 hanya untuk mengisi posisi yang kosong.

“Saya selalu berusaha membuktikan kapasitas. Saat turun di Formula 4, Formula 3, dan Formula 2, saya selalu berusaha keras untuk memenangi balapan dan bersaing untuk merebut gelar,” kata Zhou.

Baca Juga:

Zhou memulai karier di balap mobil kursi tunggal (single-seater) dengan turun di F4 Italia dan F4 Jerman pada 2015 bersama Prema. Ia langsung menjadi runner-up dan rookie terbaik di F4 Italia.

Torehan tersebut membuatnya promosi ke FIA Formula 3 European Championship bersama Motopark pada 2016. Zhou lantas kembali ke Prema pada 2017 dan baru memenangi dua balapan F3 pada 2018.

Sejak 2019, Zhou turun di FIA Formula 2. Tiga musim turun di F2, total Zhou mengoleksi lima kemenangan, tiga pole position, dan 20 podium. Posisi klasemen akhir terbaiknya adalah P3 pada 2021 lalu di bawah duo Prema, Oscar Piastri dan Robert Shwartzman.

Guanyu Zhou pun memaparkan bila dirinya sudah sangat banyak berkorban dalam menapaki tangga hingga sampai ke Formula 1 dalam usia yang relatif muda.

“Di Cina, sangat sulit mencapai apa yang saya dapatkan saat ini. Saya mengejar impian saya ini sejak masih sangat kecil, dengan pindah ke Inggris pada 2012,” kata Zhou.

“Sangat sulit untuk tinggal di sana pada awalnya karena pertama-tama saya harus belajar bahasa dahulu untuk memahami semuanya. Dari sisi kompetisi juga sangat sulit kerena level di Eropa sudah sangat tinggi.”

Pada 23-25 Februari nanti, Guanyu Zhou untuk kali pertama akan beraksi di atas sasis baru Alfa Romeo C34 pada tes pramusim F1 di Barcelona, Spanyol.

“Saya sudah tidak sabar lagi untuk start. Pada tahun pertama di Formula 1 ini, saya ingin langsung bisa beradaptasi dan tahu posisi untuk kemudian mencetak poin pertama di kejuaraan dunia,” ucap Guanyu Zhou dengan semangat.

Guanyu Zhou saat turun dengan Alfa Romeo Racing C39 modifikasi denganban 18 inci pada tes F1 di Abu Dhabi.

Guanyu Zhou saat turun dengan Alfa Romeo Racing C39 modifikasi denganban 18 inci pada tes F1 di Abu Dhabi.

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Komisi F1 Ambil Keputusan soal Sprint Race Senin
Artikel berikutnya McLaren Sarankan F1 Buat Struktur untuk Koreksi Kesalahan FIA

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia