Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Haas Tanggapi Kebuntuan Sprint Race F1 2022

Team Principal Haas, Gunther Steiner, memahami sikap petinggi tim-tim Formula 1 soal batas anggaran di tengah rencana Sprint Race pada musim ini.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, Valtteri Bottas, Mercedes W12, Sergio Perez, Red Bull Racing RB16B, Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21, and Pierre Gasly, AlphaTauri AT02

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

F1 menguji coba format Sprint Race dalam tiga event Grand Prix sepanjang 2021 lalu. Balapan dengan total jarak tempuh 100 km itu sukses digelar di Silverstone, Monza dan Interlagos.

Rencana sedang dirumuskan oleh F1 untuk menambah Sprint Race menjadi sebanyak enam pada 2022. Kejuaraan juga merevisi elemen format, seperti pemberian poin serta penentuan pole position.

Namun, muncul jalan buntu. Tim-tim papan atas rupanya menginginkan agar (budget cap) batas anggaran ditingkatkan guna menutupi kemungkinan kerusakan mobil akibat kecelakaan saat Sprint Race.

CEO McLaren, Zak Brown, mengatakan bahwa dorongan dari satu tim untuk kenaikan 5 juta dolar Amerika (setara Rp72 miliar) ke batas anggaran adalah konyol dan "tidak memiliki fakta rasional di baliknya.

Kebuntuan yang terjadi ini dapat mengakibatkan kompromi dari Sprint Race yang dipangkas menjadi hanya tiga event sekali lagi tahun ini. Adapun, pembicaraan masih akan berlanjut dalam beberapa minggu mendatang.

Steiner mengharapkan, diskusi soal permasalahan itu bisa segera berakhir, dengan pertemuan Komisi F1 yang merupakan kesempatan bagi tim-tim untuk melihat di mana posisi mereka berada.

Para pembalap Formula 1 beraksi dalam Sprint Race di Grand Prix Brasil 2021

Para pembalap Formula 1 beraksi dalam Sprint Race di Grand Prix Brasil 2021

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Ditanya oleh Motorsport.com apakah kecewa atas sikap tim besar, Steiner menghargai sikap yang ditunjukkan, karena mereka berusaha melakukan pekerjaan terbaik untuk berlomba dengan kekuatan yang dimiliki.

“Jika Anda punya uang, hal yang Anda butuhkan adalah batas anggaran yang lebih besar. Ketika Anda tidak punya uang, apa yang Anda coba lakukan adalah mendapatkan lebih banyak uang,” ucapnya.

“Jadi, saya kira mereka hanya melakukan pekerjaan mereka. Itu tidak mengecewakan saya. Tapi saya pikir Anda memiliki badan pengatur yang akan menanganinya. Itulah yang harus Anda lakukan.

“Kami harus melobi di sisi lain agar itu tidak terjadi. Menurut saya, mereka coba menggunakan kekuatan mereka untuk menggerakkan sesuatu yang akan membantu mereka tampil, yaitu bisa menghabiskan lebih banyak uang.

“Beberapa tim hanya membutuhkan lebih banyak uang. Batasan anggaran bukan masalah. Sebenarnya uang (itu) masalahnya. Saya rasa sebagian besar orang pernah mengalami masalah tersebut.

“Ada tata kelola, dan itu akan menyelesaikan masalah, menurut saya.”

Baca Juga:

Tim-tim akan bertemu dengan ofisial Formula 1 dalam pertemuan komisi berikutnya pada 14 Februari pekan depan.

Delapan dari 10 tim perlu memberikan dukungan mereka untuk perubahan aturan Sprint Race yang akan disahkan dalam regulasi.

Balapan pembukadi Bahrain, yang semula direncanakan sebagai tuan rumah Sprint Race, berlangsung pada 20 Maret bulan depan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Juara GB3 Zak O’Sullivan Gabung Akademi Williams F1
Artikel berikutnya Helmut Marko Klaim Red Bull Takkan Juara bersama Renault

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia