Hakkinen Puji Keberanian Red Bull Ganti Mesin Max Verstappen di Sochi
Mantan pembalap Formula 1 Mika Hakkinen memuji keberanian Red Bull Racing mengganti mesin Max Verstappen di Grand Prix Rusia.
Red Bull Racing RB16B engine
Giorgio Piola
Setelah kemenangan di kandangnya, GP Belanda, Max Verstappen hanya unggul tiga poin atas Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1). Keunggulan itu bertambah menjadi lima poin saat Verstappen finis kedua Sprint Race GP Italia.
Gap tersebut tidak berubah menjelang GP Rusia. Pasalnya, kedua pembalap terlibat dalam kecelakaan pada balapan utama GP Italia yang berlangsung 12 September lalu.
Verstappen pun dihukum penurunan tiga grid untuk GP Rusia, lomba yang dalam tujuh gelaran sebelumnya selalu dikuasai Mercedes.
Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Alih-alih memikirkan bagaimana merebut pole position agar tidak start terlalu jauh ke belakang, Red Bull Racing justru mengganti sejumlah komponen penting power unit (PU) Honda pada mobil Verstappen. Tak ayal, ia pun dihukum start dari posisi paling buncit.
Kendati Verstappen start dari grid ke-20 di GP Rusia, Mercedes tidak ingin kecolongan. Mereka pun melakukan langkah “antisipatif” dengan mengganti mesin Valtteri Bottas. Tujuannya jelas, memperlambat Verstappen supaya tidak mampu mengganggu Hamilton.
Begitu start dalam kondisi trek kering, Verstappen langsung melesat dan terbilang mudah mengatasi Bottas. Dalam waktu singkat, Verstappen pun mampu masuk zona poin. Namun, ia sempat terhambat setelah pit stop pertama.
Hujan yang turun pada lap-lap akhir menjadi peluang bagi Verstappen untuk merebut finis podium dan berhasil. Berkat finis kedua di belakang Hamilton, Verstappen tidak tertinggal terlalu jauh dari juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) itu, hanya dua poin.
Mika Hakkinen
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Hasll finis P2 di GP Rusia yang dibuat Verstappen mengundang pujian dari Mika Hakkinen. Juara dunia 1998 dan 1999 tersebut memuji keberanian Red Bull Racing mengganti mesin Verstappen di Sochi kendati tahu posisi mereka sedang kritis di klasemen.
“Keputusan Red Bull memberikan Verstappen mesin baru, yang membuatnya start dari posisi paling belakang di trek favorit Mercedes, jelas butuh keberanian. Tapi, semua itu terbayar dengan hasil lomba Verstappen,” ucap Hakkinen seperti dikutip Unibet.
Pemenang 20 Grand Prix, 51 podium, dan 26 pole position dalam 161 balapan F1 antara 1991 sampai 2001 itu menambahkan, dirinya mengaku senang Verstappen mampu finis P2 di Sochi.
“Ia sempat terjebak cukup lama di tengah, di luar lima besar. Verstappen terlihat kesulitan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Tetapi saat hujan turun, pit stop yang dilakukannya sangat cepat dan efisien,” kata mantan pembalap asal Finlandia tersebut.
“Dengan finis kedua di Sochi dan Hamilton menang serta mengambil posisi puncak, Verstappen hanya tertinggal dua poin. Kondisi ini membuat persaingan perburuan gelar menjadi kembali berimbang,” kata mantan pembalap Lotus dan McLaren tersebut.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments