Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Peringatkan Ferrari, Hakkinen Sebut Red Bull Bakal Hukum Lawan yang Salah

Mika Hakkinen melihat Ferrari bisa kehilangan kans juara F1 yang dipupuk sejak awal musim. Kesalahan sekecil mungkin yang mereka lakukan bakal memberi keuntungan untuk Red Bull Racing.

Charles Leclerc, Ferrari F1-75, limps back to the pit trailing smoke

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Duel kedua tim raksasa tersebut kian tidak imbang seiring berjalannya waktu. Sejak Grand Prix Spanyol, Charles Leclerc yang awalnya jadi kandidat kampiun musim ini, akhirnya terperosok ke peringkat ketiga.

Pembalap 24 tahun itu meraih pole position selama empat lomba terakhir, hanya sekali yang berakhir di podium, yakni GP Miami. Dua lainnya mengalami masalah dengan power unit sehingga gagal finis, di Barcelona dan Baku.

Pada balapam di kampung halamannya, Monako, Leclerc finis P4 karena salah strategi yang membuatnya marah.

Carlos Sainz lebih baik selalu tembus empat besar di Miami, Spanyol dan Monako. Sementara, problem hidrolik menghentikannya pada GP Azerbaijan.

Rapor mereka berkebalikan dengan duo Red Bull. Sergio Perez dan Max Verstappen selalu menghiasi podium dalam tiga seri terakhir. Mereka pun bertengger di dua besar klasemen.

Baca Juga:

Hakkinen sempat antusias dengan keseruan duel Verstappen dan Leclerc, hingga problem mesin mendera.

“Charles Leclerc pasti bertanya-tanya apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan. Pada empat balapan terakhir, dia memulai dari pole position,” ujarnya dalam kolom di Unibet.

“Penampilannya pada Sabtu sangat brilian. Dia mengeluarkan segalanya dari mobil. Saya kira kami lihat pertarungan yang sulit untuk menang. Max sibuk menutup jarak dengan Charles. Kami tidak pernah menyaksikan duel tersebut. Itu karena mesin Ferrari rusak.”

Juara dunia Formula 1 1998-1999 tersebut menandaskan seharusnya Ferrari sudah tahu kalau ada masalah dengan mesin mereka. Pasalnya, bukan hanya dua pembalap tim pabrikan yang terhenti di Baku.

Kevin Magnussen (Haas) dan Zhou Guanyu (Alfa Romeo) juga harus keluar dari persaingan lebih cepat di Baku.

“Ferrari tahu dengan sangat baik bahwa tiga Grand Prix terakhir sangat kritis. Dua masalah mesin dan strategi buruk membuang potensi kemenangan Charles,” tutur Hakkinen.

“Satu hal tidak finis dengan dua mobil, tapi melihat Red Bull mencapai posisi satu dan dua dan mengambil kepemimpinan dalam kejuaraan, itu sebuah bencana. Jika masalah tertentu muncul, sangat penting menyelesaikannya secepat mungkin.

“Setiap kesalahan bakal dihukum Red Bull. Kita lihat itu lagi di Baku.”

Pebisnis Italia, Lapo Elkann, di grid dengan Mika Hakkinen

Pebisnis Italia, Lapo Elkann, di grid dengan Mika Hakkinen

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Mantan pembalap McLaren tersebut memuji peningkatan performa Perez. Ia mengingatkan kalau kejuaraan dunia bisa dimenangi dengan kecepatan, keandalan dan konsistensi.

“Sebagai tambahan, Checo melakukan pekerjaan bagus mendukung Max. Start kedua di belakang Charles dan memimpin di awal dalam balapan, menunjukkan betapa dia sudah percaya diri dan yakin terhadap mobil,” ucapnya.

“Ferrari punya kecepatan, tapi aspek lainnya tidak ada di sana. Red Bull menunjukkan performa hebat luar biasa. Mereka telah meninggalkan masalah yang dialami di awal musim, di belakang mereka.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lihat Potensi Bahaya, Gasly Minta F1 Segera Atasi Porpoising
Artikel berikutnya Charles Leclerc Akan Berada di P5 Klasemen bila F1 Dimulai di Imola

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia