Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 Singapore GP

Hamilton Berjuang Atasi Depresi yang Diderita Sejak Usia 13 Tahun

Lewis Hamilton menjelaskan tentang depresi yang dideritanya sejak usia 13 tahun dan bagaimana perjuangan mengatasi masalah kesehatan mental.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1 Team

Dalam berbagai kesempatan, Lewis Hamilton telah menjelaskan bahwa ia pernah diintimidasi sebagai seorang anak karena rasnya. Hal ini membuatnya bergulat dengan masalah kesehatan mental sejak usia muda.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Times, ia menggali lebih dalam dan mengatakan sudah mengalami depresi pada usia 13 tahun.

Juara dunia tujuh kali asal Inggris ini tumbuh besar di sebuah perumahan di Stevenage, dan keluarganya melakukan banyak pengorbanan untuk membantu mewujudkan mimpinya. Sang ayah, misalnya, harus bekerja di beberapa tempat sekaligus untuk membiayai kegiatannya bermain gokart.

Hamilton mengakui bahwa sejak usia muda ia dapat menghargai upaya keluarganya dan percaya bahwa hal ini telah memberinya keuntungan yang tidak dimiliki oleh pembalap Formula 1 lainnya karena berbagai alasan.

"Saya bersyukur memiliki pengalaman itu. Saya ingat saat itu saya tidak punya uang. Saya bertarung melawan keluarga yang jauh lebih kaya. Saya ingat perjuangan orang tua saya. Saya merasa itu adalah sebuah keuntungan," ujarnya.

Pembalap Mercedes ini mengenang masa remajanya dan tahun-tahun menjelang Formula 1. Ia mengalami perundungan di sekolah dan harus menemui psikolog untuk mengatasi problem mental.

"Ketika saya berusia dua puluhan, saya mengalami masa-masa yang sangat sulit. Maksud saya, saya telah berjuang dengan kesehatan mental sepanjang hidup saya, termasuk depresi sejak saya masih kecil, ketika saya berusia sekitar 13 tahun. Saya pikir tekanan balapan dan perundungan di sekolahlah yang menjadi pemicunya. Saya tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara," ia melihat lagi ke belakang.

Baca Juga:

"Saya pernah berbicara dengan seorang wanita beberapa tahun yang lalu, namun ia tidak banyak membantu saya. Saya ingin menemukan seseorang hari ini."

Sejauh ini, daripada mengandalkan terapi, Hamilton menjelaskan bahwa caranya mengatasi semua masalah kesehatan mental yang dia alami selama bertahun-tahun adalah dengan melakukan retret diam dan membaca buku-buku tentang kesehatan mental.

"Dengan melakukan hal-hal tersebut, Anda mempelajari hal-hal yang diwariskan oleh orang tua Anda kepada Anda, Anda menjadi sadar akan pola-pola tersebut, bagaimana Anda bereaksi terhadap berbagai hal dan bagaimana Anda dapat mengubahnya. Jadi, apa yang membuat saya marah di masa lalu tidak membuat saya marah hari ini. Saya jauh lebih selektif," pungkas pembalap masa depan Ferrari F1 itu.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1 Team

Lewis Hamilton, Tim F1 Mercedes-AMG

Foto oleh: Glenn Dunbar


Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Marko Ingin Usir Ricciardo Sejak Akhir F1 GP Spanyol
Artikel berikutnya Alonso Incar Titel F1 Ketiga dalam Tiga Tahun

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia