Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hamilton Kini Harus Lebih Berani Ambil Risiko

Lewis Hamilton terlihat gugup dan tertekan saat menghadapi Max Verstappen pada F1 GP Emilia Romagna di Sirkuit Imola, akhir pekan lalu.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, battles with Lewis Hamilton, Mercedes W12, at the start

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Pada lomba kedua F1 2021 itu, pembalap Mercedes-AMG Petronas F1 Lewis Hamilton – juara dunia F1 tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) – hanya mampu finis kedua dan terpaut hingga 22 detik dari Max Verstappen, andalan Red Bull Racing-Honda.

Hamilton bahkan sempat tercecer di posisi kesembilan pada pertengahan lomba yang diwarnai sejumlah kecelakaan, selain kombinasi lintasan basah dan kering, tersebut.

Hamilton memang menuai 18 poin dari hasil finis kedua di Imola. Namun, hanya tambahan  satu poin dari fastest lap lomba Imola yang membuat posisinya di klasemen satu tingkat lebih baik daripada Verstappen yang berada di P2.

Juara dunia F1 1997 Jacques Villeneuve melihat duel antara Hamilton dan Verstappen ini akan lebih banyak muncul pada lomba-lomba berikutnya. Dan itu akan menjadi bumbu paling menarik sepanjang Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 yang baru berlangsung dua balapan.

Lewis Hamilton, Mercedes, 2nd position, Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, and Lando Norris, McLaren, 3rd position, on the podium

Lewis Hamilton, Mercedes, 2nd position, Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, and Lando Norris, McLaren, 3rd position, on the podium

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

“Di Imola semua tahu bila Hamilton sebenarnya tidak mau mengambil risiko terlalu besar lagi. Tetapi ia harus melakukan itu (lebih berani mengambil risiko) saat ini,” ucap pria asal Kanada tersebut.

“Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Hamilton kini memiliki lawan sepadan dan turun untuk tim lain,” kata pemenang 11 lomba dan 23 podium dari 163 kali turun di F1 antara 1996 sampai 2006 tersebut.

Hamilton dan Verstappen terlibat duel sengit di Imola. Menariknya, dalam beberapa insiden, pembalap asal Inggris tersebut memang mau mengambil risiko melawan Verstappen.

Dimulai saat start. Verstappen yang berada di P3 langsung merangsek melewati rekan setimnya, Sergio Perez di P2 dan Hamilton yang menempati pole position.

“Hamilton seharusnya agak mengalah melawan Verstappen di Tikungan 1 karena saat itu ia berada di sisi luar (outside). Namun ia tidak mau mengalah sehingga sayap depannya rusak karena menyenggol bagian belakang mobil Verstappen,” kata Villeneuve.

Lebih jauh Villeneuve juga menilai Hamilton cukup beruntung di Imola karena beberapa kali tertolong situasi safety car. Ia juga melihat Hamilton tertekan hingga insiden keluar trek di pertengahan seharusnya tidak perlu terjadi.

Hamilton sempat mengalami selip saat berusaha melewati George Russell (Williams Racing-Mercedes). Akibatnya, ia tercecer ke P9.

Baca Juga:

“Hamilton mengambil risiko terlalu besar karena saat itu sedang tertekan. Saya yakin, hal itu (keluar trek) tidak akan terjadi jika ia berlomba dengan rileks seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutur Villeneuve.

“Bendera merah kemudian muncul saat rekan setim Hamilton, Valtteri Bottas, bersenggolan dengan Russell. Situasi tersebut menyelamatkan Hamilton. Ia sangat beruntung. Tetapi, mulai sekarang sebaiknya ia tidak mengandalkan itu.”

Jacques Villeneuve menambahkan, salah satu keuntungan Max Verstappen musim ini adalah memiliki rekan setim tangguh sekelas Sergio Perez. Kendati baru bergabung ke Red Bull, Perez diyakini lebih tangguh ketimbang Bottas di kubu Hamilton.

Villeneuve pun mencontohkan dirinya saat bersaing dengan Michael Ferrari yang saat itu membela Scuderia Ferrari pada F1 1997. Villeneuve menilai posisinya kala itu sama seperti Verstappen saat ini.

“Saya masih muda dan menantang pembalap sarat pengalaman. Namun, rekan setim saya di Williams kala itu, Heinz-Harald Frentzen, lebih kuat daripada Eddie Irvine di Ferrari,” ucap Villeneuve.

“Frentzen saat itu butuh adaptasi lebih lama ketimbang saya. Karena itu Williams memfokuskan saya. Tanpa bantuan Frentzen, yang ikiut menekan Schumi terutama di lomba-lomba akhir musim, saya mungkin tidak akan mampu merebut gelar juara dunia.”

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mick Schumacher Lahap Lebih dari 200 Km dengan SF71H
Artikel berikutnya Peran Pembalap Kedua dalam Persaingan Hamilton-Verstappen

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia