Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Hamilton: Rekan satu tim tidak boleh menyontek data saya

Juara dunia Formula 1 tiga kali, Lewis Hamilton, mengaku tidak menginginkan adanya transparansi data antara kedua pembalap di tim Mercedes.

Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 with Andrew Shovlin, Mercedes AMG F1 Engineer on the grid

Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 with Andrew Shovlin, Mercedes AMG F1 Engineer on the grid

XPB Images

Pole for Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1, 2nd for Nico Rosberg, Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton, Mercedes F1 Team testing 2017-spec Pirelli tyres
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 and Nico Rosberg, Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W07 Hybrid

Hamilton akan mendapatkan rekan satu tim baru menyusul kepergian pembalap Jerman, Nico Rosberg, yang memutuskan untuk pensiun hanya lima hari setelah merengkuh gelar juara dunia di GP Abu Dhabi.

Sejak bergabung ke tim Mercedes pada tahun 2013, Hamilton dan Rosberg terlibat rivalitas sengit yang berujung pada situasi tegang, tidak hanya di atas trek, tetapi juga di luar.

Menghadiri sesi wawancara yang diadakan oleh salah satu sponsor tim Mercedes. Hamilton berkata bahwa transparansi data antara dua pembalap di tim yang sama menjadi hal yang tidak adil.

Pembalap Inggris itu tidak ingin rahasia yang ia miliki saat memutari trek dapat diketahui oleh pembalap lain, terutama rekan satu timnya.

"Saya turun ke trek, melakukan putaran, dan melakukan tugas saya, tetapi pembalap lain bisa melihat semua yang saya lakukan," ucap Hamilton. "Saya pikir hal seperti itu seharusnya tidak diperbolehkan.

"Saya sudah berbicara kepada tim saya, saya tidak ingin melihat data-data rekan satu tim saya... ketika saya bisa menyontek rahasia dia melalui komputer, saya kira hal itu menjadi tidak adil.

"Sebagai contoh, ketika kami mengemudikan mobil, kami biasanya memiliki titik-titik pengereman sendiri, mengidentifikasi permukaan trek yang tidak rata, dan melihat bekas-bekas ban di trek. Semua itu membantu kami melewati tikungan lebih cepat. Dan pembalap lain mungkin tidak lebih cermat dibandingkan Anda.

"Tetapi dengan melihat data, mereka bisa dengan mudah menyontek gaya membalap Anda. 'Oh, dia mengerem lima meter lebih telat di sana, jadi saya akan melakukan hal yang sama'. Hal seperti itu yang tidak saya sukai, karena transparansi data seperti itu dapat membantu mereka bersaing dengan Anda.

"Saya lebih suka seperti saat masih di Gokart. Karena saat itu tidak ada namanya menyontek data. Bakat-bakat alami lah yang akan bersinar di atas trek."

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tim-tim F1 dukung kembalinya suspensi aktif
Artikel berikutnya Bos Red Bull: Kami berharap Renault bisa memenuhi janji mereka

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia