Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hamilton Ungkap Perjuangan Berat Mencapai Kesuksesan

Banyak orang mengatakan bahwa Lewis Hamilton meraih kemenangan dengan mudah karena satu-satunya yang terkuat di trek. Faktanya, ia harus berjuang dan bekerja keras siang dan malam.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, 1st position, and the Mercedes team celebrate after having secured a seventh world drivers championship title

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Sejak Formula 1 beralih ke era V6 turbo hybrid pada 2014 lalu, Mercedes memang selalu mendominasi balapan. Pasalnya, mereka menjadi satu-satunya tim yang beradaptasi dengan baik pada aturan baru tersebut.

Hamilton yang bergabung dengan Mercedes pada 2013, hanya kesulitan di musim pertamanya saja. Setelah itu, ia selalu mendominasi hampir di setiap balapan. Alhasil, Mercedes selalu mengakhiri musim dengan gelar konstruktor dan pembalap.

Kendati demikian, pilot Inggris tersebut mengaku perjalanan terjal dilalui untuk sampai ke puncak. 

“Mudah? Tentu saja tidak. Banyak orang yang melihat kami mendapatkannya dengan mudah, tapi tidak seperti itu kenyataannya,” kata Hamilton.

“Dibutuhkan waktu yang sangat panjang untuk mencapai level yang saya miliki saat ini. Talenta memang ada di dalam diri saya, tapi saya tidak selalu tahu bagaimana cara untuk mengeluarkan yang terbaik.

“Itu seperti sebuah kotak peralatan yang besar, segalanya ada di sana. Tapi saya tidak selalu memilih peralatan yang tepat.”

Lewis Hamilton menegaskan bahwa dirinya selalu melakukan evaluasi setelah musim berakhir untuk mengetahui di mana letak kekurangannya.

Baca Juga:

Pembalap 35 tahun tersebut mencoba memperbaiki kesalahan sebelum musim baru dimulai dan berusaha tak mengulanginya di masa depan. Jadi tak heran kalau ia menjadi yang terbaik  di trek F1 saat ini.

“Setiap tahun saya duduk dan menulis apa saja kekurangan saya, dan itu banyak sekali. Saya mencoba mencari cara untuk bisa lebih baik. Saya bukan seorang komunikator yang hebat, jadi saya bertanya pada diri sendiri,” ujar Hamilton.

“Banyak hal yang dapat dipelajari. Saya mendapatkan lebih banyak pelajaran pada tahun ini daripada 2019.

“Saat masih muda, saya hanya datang ke sirkuit, masuk ke mobil dan mengendarainya dengan cepat. Sekarang, saya memiliki banyak pekerjaan rumah dan itu menjadi salah satu faktor hasil baik selalu datang.”

Prinsipal Mercedes Toto Wolff juga membantah bahwa kesuksesan yang diraih Hamilton hanya karena mobil yang dikendarainya sangat cepat. 

“Saya tidak setuju bahwa kemenangan yang diraih Lewis hanya karena ia berada di mobil terbaik. Siapa pun yang berpikir seperti itu sebagai seorang pembalap F1 seharusnya berpikir mengapa mereka tak duduk di kursi Mercedes,” Wolff menjelaskan.

Mantan pembalap F1, Jacques Villeneuve, sepakat dengan pendapat Wolff. Ia menekankan bahwa apa yang dicapai Lewis Hamilton sejauh ini berkat perjuangan keras.

“Saya sepenuhnya setuju Lewis berada di mobil terbaik. Tapi apakah Valtteri Bottas tidak berada di mobil terbaik juga? Siapa yang memenangi balapan? Siapa yang konsisten menjadi juara dunia? Ini hanya tentang kerja kera,” ucap peraih gelar F11997 itu.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ini Alasan F1 Enggan Beralih ke Mesin Listrik
Artikel berikutnya Raikkonen Bosan dengan Kejutan dari Trek Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia