Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Podcast: Hasil Max Verstappen Tergantung Kinerja Red Bull

Max Verstappen mampu memberikan perlawanan sengit kepada Lewis Hamilton dari dua balapan awal Kejuaraan Dunia Formula 1 2021.

Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, lifts his trophy

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Pembalap Tim Red Bull Racing-Honda mampu merebut dua podium dengan finis P2 di GP Bahrain dan menang di GP Emilia Romagna, akhir pekan lalu.

Namun begitu, kendati hanya finis di P2 pada lomba di Sirkuit Imola, Italia, Minggu (18/4/2021) lalu, Hamilton – juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) – masih mampu memimpin klasemen.

Namun, pembalap Tim Mercedes-AMG Petronas F1 itu hanya unggul satu poin atas Verstappen di posisi kedua, berkat mencetak fastest lap di Imola.

Lewis Hamilton mulai terlihat gugup untuk meredam Max Verstappen yang sangat agresif di awal lomba. Lalu, bagaimana peluang Max Verstappen di Kejuaraan Dunia Formula 1 2021? Mampukah pembalap muda (23 tahun) asal Belanda itu merebut gelar tahun ini?

Dalam podcast ‘Motorsport.com Indonesia’, editor in chief Tri Cahyo Nugroho dan reporter Muhamad Fadli Ramadan bersama host Aprelia Wulansari membahasnya secara lengkap.

Melihat dua seri awal F1 2021, Max Verstappen bisa dibilang jauh lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya. Ia terlihat lebih tenang, matang dan perhitungan dalam mengambil keputusan, serta tidak emosional.

Melihat sejumlah faktor tersebut, sepertinya seperti apa hasil Verstappen musim ini bakal ditentukan dari sejauh mana Red Bull menjaga maupun memperbaiki performa mobil mereka, RB16B.  

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B menyentuh garis finis pertama GP Emilia Romagna.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B menyentuh garis finis pertama GP Emilia Romagna.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Sebelumnya, seusai GP Bahrain, Mercedes mengeluhkan performa buruk mobil mereka, Mercedes F1 W12, karena beragam faktor.

Dari angin yang kencang, suhu tinggi, hingga regulasi aerodinamika baru yang dianggap menguntungkan mobil-mobil dengan rake (perbedaan sudut kemiringan axle depan-belakang) besar seperti Red Bull RB16B.

Faktanya, hal itu tidak terjadi di Imola. Lewis Hamilton mampu merebut pole position. Pembalap Inggris tersebut sempat berada di P9 setelah selip dan masuk gravel di sebuah tikungan. Tetapi, Hamilton mampu melibas satu per satu lawan hingga mampu finis P2.

Suhu Imola yang jauh lebih rendah dibanding Bahrain disinyalir juga ikut meningkatkan performa Mercedes F1 W12. Satu hal penting lainnya, Mercedes F1 W12 masih menjadi mobil dengan kecepatan terbaik untuk long runs (lomba).

Namun, di sisi lain, Verstappen juga sedang kuat-kuatnya. Dari sisi mentalitas, itu sudah terlihat sejak musim lalu. Lalu dari psikis, klausul kontrak yang mempersilakannya pergi jika tidak memenuhi target juara musim ini, juga membuatnya semakin tangguh.

Pasalnya, saat ini pilihan membela tim yang kompetitif sangat sedikit. Hanya Mercedes dan Red Bull yang saat ini mampu menjamin peluang juara amat besar bagi pembalap.

Selain itu, Max Verstappen tipe pembalap dengan kecepatan alami. Ia hanya ingin Red Bull membuat mobil sekencang mungkin untuk menandingi Mercedes.

Bicara peluang, kans Verstappen musim ini jelas sangat besar. Ditambah, Honda sudah memberikan mesin terbaru yang lebih kuat untuk membantu Red Bull juara.

Baca Juga:

Kendati begitu, untuk menjadi seorang juara dunia F1, peran rekan setim juga diperlukan. Selama ini, baik Mercedes maupun Red Bull cenderung membebaskan kedua pembalap mereka bebas bersaing.

Hubungan antara Lewis Hamilton dengan Valtteri Bottas di Mercedes maupun Max Verstappen dan rekan barunya, Sergio Perez, sejauh ini baik-baik saja.

Tetapi, mereka cenderung belum mampu saling mendukung, terkesan berjalan sendiri-sendiri. Padahal, peran rekan setim sangat dibutuhkan seorang pembalap untuk merebut gelar juara dunia.

Memprediksi apakah Max Verstappen bakal mampu meruntuhkan dominasi Lewis Hamilton di F1 dalam empat tahun terakhir dan Mercedes dalam tujuh tahun belakangan, memang sangat sulit.

Dua lomba awal belum bisa menjadi indikator kuat untuk menentukan gelar. Bila Max Verstappen mampu konsisten seperti di Bahrain dan Imola dalam tiga atau empat lomba ke depan, baru bisa dilihat bakal seperti apa hasilnya musim ini.

Jadi, konsistensi menjadi kunci bagi Max Verstappen dan harus dibarengi menurunnya performa sang juara bertahan, Lewis Hamilton. Untuk bisa konsisten, Max Verstappen butuh dukungan tidak hanya dari Sergio Perez namun yang terpenting kinerja Red Bull.

Kinerja Red Bull Racing akan menentukan Max Verstappen mampu merebut posisi akhir jauh lebih baik daripada yang ia dapatkan pada F1 dua musim terakhir (2019, 2020), peringkat ketiga.

Pembahasan lengkap soal peluang juara Max Verstappen di F1 2021 plus persaingannya dengan Lewis Hamilton dapat didengarkan melalui player di bawah naskah ini. Selain itu podcast 'Motorsport.com Indonesia' dapat diakses lewat Spotify dan Apple Podcast.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Verstappen Minta Red Bull Konsisten Tekan Mercedes
Artikel berikutnya Hamilton Sedang Menuai Hukuman dari Kesalahannya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia