Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hasil Sakhir Bukan Acuan Mercedes untuk Kursi F1 2022

Mercedes menegaskan tidak akan menjadikan hasil Formula 1 Grand Prix Sakhir sebagai referensi untuk komposisi pembalap F1 musim 2022.

Toto Wolff, Executive Director - Business, Mercedes AMG, with Valtteri Bottas, Mercedes-AMG F1

Steve Etherington / Motorsport Images

George Russell akan turun berlomba perdana untuk Tim Mercedes-AMG Petronas di GP Sakhir, Minggu (6/12/2022) malam besok. Russell, yang masih dikontrak Williams Racing, diminta Mercedes menggantikan Lewis Hamilton yang terpapar Covid-19.

Hebatnya, Russel langsung mampu cepat di atas Mercedes W11 dengan menguasai dua sesi latihan bebas (FP) pada Jumat (4/12/2020) malam.   

Sementara, Valtteri Bottas finis 0,3 detik di belakang Russell di FP1 setelah lantai Mercedes W11 geberannya mengalami kerusakan. Di FP2, waktu lap Bottas sebenarnya cukup untuk menempatkannya di P1. Karena dihapus Mercedes, ia pun hanya finis P11.

Dari hasil dua latihan bebas Jumat muncul kabar bila hasil GP Sakhir nanti akan menjadi indikator apakah Russell atau Bottas yang akan menjadi pembalap Mercedes untuk F1 musim 2022.

Rumornya, Mercedes akan memberikan sasis W11 yang identik untuk Russell dan Bottas saat lomba GP Sakhir, besok. Tujuannya, menilai siapa yang lebih pantas mendapatkan kursi Mercedes untuk F1 2022.

Namun, hal ini dibantah keras oleh Mercedes. Prinsipal Tim Mercedes, Toto Wolff, juga membantah bila performa apik Russell di FP1 dan FP2 GP Sakhir akan dijadikan alat untuk menekan Hamilton yang kontraknya akan habis pada akhir 2020 ini.

Bahkan, jika Russell diturunkan untuk dua lomba sekalipun – bila Hamilton belum pulih sampai GP Abu Dhabi, pekan depan – Wolff menyebut itu juga bukan berarti Mercedes akan membandingkannya dengan Bottas.

“Saya sudah dengan rumor-rumor seperti ini. Anda tidak bisa menyebut satu atau dua lomba ke depan sebagai ajang persaingan (Russell dengan Bottas) untuk mendapatkan kursi di Mercedes pada F1 2022,” ujar Wolff.

“Bila hasil Russell bagus, itu akan menjadi indikasi bahwa satu hari nanti ia layak mendapatkan mobil yang kompetitif, memenangi banyak lomba, dan bahkan banyak gelar juara dunia.”

Russell telah menjadi bagian dari program pembalap muda Mercedes sejak 2016. Perjalanan kariernya di level junior – kampiun GP3 Series 2017 dan Formula 2 2018 – menjadi tanda dirinya akan menjadi pembalap tim pabrikan Mercedes di masa depan.

Baca Juga:

Kabar tersebut semakin mendekati kenyataan karena kini Mercedes memberinya kesempatan turun dengan W11. Ditambah kontraknya yang akan habis di Williams pada akhr 2021, Russell diyakini akan bergabung ke Mercedes pada 2022.

Di sisi lain, kontrak Bottas akan berakhir setelah F1 2021 selesai. Isu yang berkembang, Russell akan diproyeksikan mendampingi Hamilton di Mercedes pada F1 2022.   

“Tidak benar itu semua. Bottas tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada tes untuk Bottas ataupun Russell. Kami sangat mempercayai Bottas,” kata Wolff.

Wolff juga membantah bila Mercedes akan menenangkan Bottas bila kalah dari Russell di GP Sakhir. Wolff tahu betul seperti apa mentalitas pembalap Finlandia itu.

“Bottas tak perlu bantuan dari siapa pun terkait mentalitasnya. Ia tahu di mana harus berada, posisinya di tim, dan bagaimana kami memperlakukan pembalap dengan fair,” ucap Wolff.

Pria asal Austria tersebut juga mengakui Russell sebagai pembalap muda yang hebat. Mercedes akan menggunakan masukan darinya agar bisa mendapatkan hasil bagus di Sakhir dan juga lomba-lomba berikutnya.  

Wolff juga menjelaskan bila data dari Russell juga bisa menjadi gambaran seperti apa kemampuan dan performanya di atas sasis Mercedes. Mungkin, baru pekan depan Mercedes bisa memberikan hasil evaluasi soal performa George Russell.

“Tahun depan, kami akan turun bersama Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas,” ujar Wolff seraya mengindikasikan Hamilton, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020), akan bertahan.

“Seperti apa komposisi kami pada 2022, semua tergantung pada bagaimana kesiapan kami menghadapinya. Bukan karena performa Russell di Bahrain dan mungkin lomba terakhir di Abu Dhabi.”   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Grosjean: Saya Tak Ingin Berada di Mobil Tanpa Halo
Artikel berikutnya Wolff Bantah Russell Senjata untuk Tekan Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia