Helmut Marko Yakin Kasus Brawn GP Tak Terulang di F1 2022
Konsultan motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, yakin tim papan tengah masih sulit mengalahkan para pemain papan atas di F1 2022.

Musim depan, Formula 1 digulirkan dengan batasan anggaran dan regulasi teknik terbaru. Banyak yang memprediksi kalau persaingan bakal lebih ketat.
Selain itu, tim-tim juga tidak mengetahui bagaimana satu sama lain mengintepretasikan aturan dan menuangkan dalam desain mobil. Ada yang menilai bisa saja terjadi kasus Brawn GP pada musim 2009.
Tim yang sebelumnya bernama Honda itu diakuisisi Ross Brawn, selepas menduduki peringkat kesembilan pada 2008.
Tahun berikutnya, Formula 1, menerapkan aturan terkait diffuser lapis ganda. Ternyata, hal itu sangat menguntungkan bagi Brawn sehingga tampil dominan sepanjang musim.
Mereka jadi juara konstruktor dan Jenson Button pun merengkuh mahkota pembalap. Berasumsi kondisi mobil menjadi setara, ada yang memprediksi hal ini bisa saja terjadi ketika regulasi baru diaplikasikan.
Marko memiliki pandangan berbeda mengenai anggapan tersebut. “Diffuser ganda merupakan isu politis saat itu,” ujarnya kepada Autorevue.
“Standar yang dimiliki tim seperti Mercedes dan Red Bull saat ini sangat tinggi. Saya kira itu tidak akan terjadi dengan teknologi milik kedua tim, sebut saja simulai, komputer dan sumber daya lain.
“Saya tak yakin ada skenario Brawn lainnya. Meski begitu, saya harap antara mobil-mobil di grid lebih dekat karena ketika dua pembalap (Max Verstappen dan Lewis Hamilton) menginjak gas, mereka melewati seluruh pilot di seluruh grid.”
Walaupun mengunggulkan dua tim penghuni dua besar lagi, ia juga mewaspadai Ferrari yang sepertinya menyiapkan senjata jempolan.
“Skema tenaga akan tetap sama untuk saya. Mungkin Ferrari akan mengambil langkah lain dan memenangi beberapa balapan sendiri. Lap terakhir mereka dengan mesin sangat jelas. Saya kira mereka akan berhasil dengan bahan bakar baru,” ucapnya.
Melihat bagaimana kru Red Bull bekerja dan desain mobil, Marko optimistis dengan prospek tim yang bergantung pada kepiawain maestro desainer F1, Adrian Newey.
“Anda bisa mendengar dari setiap orang, seberapa hebat kelihatannya data tahun depan, tapi saya tak peduli. Saya hanya bisa melihat kemajuan kami sendiri, sepertinya sangat menjanjikan,” ia menuturkan.
“Kami juga dikenal dengan fakta di mana kami tidak bagus di awal, tapi bisa cepat mencapai puncak. Kami punya Adrian dalam tim kami yang sungguh berdedikasi dan kami sedang dalam proses memperpanjang banyak kontrak untuk lima tahu. Dengan cara itu, kami ingin menjaga kontinuitas.”

Juri Vips, Red Bull Racing RB16B
Fotoğraf: Zak Mauger / Motorsport Images
Negosiasi dengan Sponsor, Alfa Romeo Berharap Bisa Penuhi Budget Cap
Pembalap Muda Buat F1 Makin Menarik
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.