Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Herta Tidak Mau Memaksakan Diri ke F1 dengan Bantuan FIA

Colton Herta tidak minta diistimewakan oleh Federasi Otomotif International (FIA) terkait superlicence meski berhasrat turun di Formula 1.

Colton Herta, Andretti Autosport w/ Curb-Agajanian Honda

Foto oleh: Gavin Baker / Motorsport Images

Pembalap IndyCar tersebut dilirik Red Bull Racing untuk menggantikan Pierre Gasly yang diincar Alpine. Namun, wacana tersebut diganjal oleh kompetitor F1 dan FIA.

Sebab, pemenang tujuh lomba IndyCar itu baru punya 32 poin, kurang delapan untuk mendapatkan superlicence. Kritik pun muncul dari para pembalap ajang tersebut karena merasa kompetisi mereka diremehkan.

“Saya bisa mengerti posisi FIA. Saya hanya merasa IndyCar kurang terwakili dalam struktur poin superlicence,” tuturnya kepada Motorsport.com.

“Namun, dari sudut pandang mereka, dengan struktur poin sekarang. Saya bisa mengerti. Saya tidak ingin masuk sebagai ‘pengecualian’.”

Sejatinya, poin bisa dikejar jika ia turun di kejuaraan lain seperti Asian Regional Formula 2023 yang digelar di lima venue. Dubai Autodrome menjadi tuan rumah pada 13-14 Januari dan 11-12 Februari, Yas Marina (21-22 Januari dan 18-19 Februari) dan Kuwait Motor Town (2-3 Februari).

Kebetulan saat itu, IndyCar dan Formula 1 masih libur. Saat ditanya tentang kans tampil di sana, Herta menjawab, “Saya kira mungkin melakukan sesuatu seperti (Asian Regional Formula), tapi saya merasa seperti tidak seharusnya berlaga dalam feeder series setelah saya menjadi pembalap profesional selama empat tahun. Jadi saya tidak mempertimbangkan itu.”

Pembalap 22 tahun itu memilih untuk mengemudi dalam FP1. “Zak Brown mengatakan tertarik menurunkan di FP1 tapi dia tidak ingin menempatkan saya di McLaren jika saya sudah punya kontrak dengan AlphaTauri. Ini seperti melawan tim Anda!” ucapnya.

“Saya mengapresiasi upaya yang Zak buat untuk saya. Dia sangat baik kepada saya. Ada banyak hal dalam berita tapi dia menjadi sangat transparan dengan saya selama ini dan sungguh bagus bekerja dengannya.”

Baca Juga:

Apabila hanya mengandalkan dari poin IndyCar dan beberapa FP1 di tim F1, yang mana dinilai satu poin, maka akan sulit mencapai delapan poin sebelum 2023. Pembalap Andretti Autosport hanya finis P10 di klasemen musim ini.

“Ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, ada hal-hal yang perlu saya tingkatkan. Saya kira saya bukan pembalap kejuaraan yang penuh atau setidaknya tidak tahun ini,” ucapnya.

“Namun, itu sesuatu yang kami bisa kerjakan dalam libur musim ini dan saya percaya diri punya kecepatan untuk melakukannya. Saya yakin Andretti dapat memproduksi mobil untuk melakukan itu.

“Namun, sulit memaksimalkan akhir pekan dan itu yang harus Anda lakukan. Menjadi sulit ketika Anda memiliki penalti mesin atau mungkin set-up tidak sempurna, mungkin Anda membuat beberapa kesalahan. Anda perlu berada di atas untuk hal itu dan maksimal di setiap area.

“Jadi ketika Anda diberi mobil pemenang, Anda perlu mengambil peluang dan menang.”

Putra pasangan Bryan dan Janette itu tak mau menyerah pada impian berada di kokpit mobil F1 secara reguler, sama seperti keinginan sang bos, Michael Andretti punya tim Formula 1.

“Saya kira Michael menyiapkan saya ke F1. Tawaran itu berumur panjang. Saya bisa mengerti jika saat saya berusia 26 tahun, dia tidak mau menempatkan saya dalam mobil F1,” Herta menambahkan.

“Namun, saya kira ada janji dari kesepakatan Nyck de Vries, bukan? Dia 27, dia akan berusia 28 asal musim depan. Tampaknya dari apa yang dia lakukan di Monza, mungkin mencuatkan beberapa pembahasan tentang dia dapat kursi di suatu tempat.

“Pergi ke pertunjukan, jika Anda dapat kesempatan, Anda perlu memaksimalkannya dan dia melakukan itu. Jadi itu adil untuknya.

Colton Herta, Andretti Autosport w/ Curb-Agajanian Honda

Colton Herta, Andretti Autosport w/ Curb-Agajanian Honda

Photo by: Jake Galstad / Motorsport Images

“Dalam beberapa tahun ke depan, mungkin akan ada kesempatan (untuk Andretti) untuk membeli tim. Seseorang mungkin menjajaki untuk menjual. Jika pabrikan mesin lain tiba dan pemilik tim punya kesempatan menjual, mereka mungkin akan melihat itu sangat berbeda.

“Namun, terkait masa depan saya. Pada akhirnya, itu adalah keputusan FIA. Mereka banyak mendengarkan tim tapi itu urusan FIA dalam hal superlicence. Mereka tidak ingin mengecewakan semua pemilik tim dan pabrikan sekarang hanya untuk menerima satu orang lagi. Itu puzzle raksasa dengan banyak komponen bergerak.”

Dengan usia 22 tahun, kesempatan untuk Herta masih terbentang luas. Kalau gagal mengakses F1, dia bisa bertahan di IndyCar hingga satu dekade ke depan atau mengemudi mobil LMP2 di balap ketahanan.

“Saya tidak akan merasa kecewa menghabiskan karier di IndyCar. Namun, seperti yang saya selalu katakan, ada banyak hal berbeda yang ingin saya lakukan dalam karier balap dan tidak semua menjadi bagian IndyCar,” ucapnya.

“Saya menikmati semua balap ketahanan ini. Saya suka turun di Le Mans dan tidak akan menentang tampil di Daytona 500 atau NASCAR. Mengemudi berbagai mobil balap akan luar biasa.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Ferrari Perlu Perbaiki Performa dalam Kualifikasi F1 Esports
Artikel berikutnya Ada Satu Aspek yang Perlu Dibenahi Yuki Tsunoda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia