Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Honda akui remehkan tantangan mesin F1 2017

Bos Honda Formula 1, Yusuke Hasegawa, mengaku pihaknya terlalu mengentengkan tuntutan teknologi yang diperlukan untuk bisa bersaing di musim 2017.

Yusuke Hasegawa, Senior Managing Officer, Honda

Foto oleh: LAT Images

Yusuke Hasegawa, Senior Managing Officer, Honda
Stoffel Vandoorne, McLaren MCL32
Yusuke Hasegawa, Senior Managing Officer, Honda
Fernando Alonso, McLaren MCL32, makes a pit stop
Yusuke Hasegawa, Senior Managing Officer, Honda, and McLaren engineers pour over some data
Fernando Alonso, McLaren MCL32
Yusuke Hasegawa, Senior Managing Officer, Honda, Zak Brown, Executive Director, McLaren Technology G
Stoffel Vandoorne, McLaren MCL32
Stoffel Vandoorne, McLaren MCL32

Setelah bangkit dari urutan kesembilan ke urutan keenam di klasemen konstruktor musim lalu, Honda memanfaatkan dihapusnya sistem token FIA perihal pengembangan mesin.

Untuk 2017, pabrikan Jepang tersebut membangun mesin yang 10 kg lebih ringan, satu sentimeter lebih rendah, membuat layout yang serupa seperti Mercedes, dan mengembangkan teknologi pembakaran yang baru untuk meningkatkan efisiensi dan tenaga.

Hasegawa mengira mesin baru Honda dapat menyamai tingkat tenaga mesin Mercedes 2016 pada awal musim ini. Namun masalah reliabilitas saat tes pramusim menghambat progres McLaren-Honda, dan membuat hubungan keduanya semakin tegang.

Meski McLaren-Honda tidak mengalami masalah mesin saat GP Australia, Hasegawa mengakui mesin mereka masih kurang tenaga. Ia juga mengaku mengentengkan tuntutan teknologi yang diperlukan untuk menambah tenaga.

"Jujur saja, kami memang terlalu mengentengkan tantangan tahun ini. Untuk mencapai teknologi baru ternyata memang sangat sulit – itu kesalahan saya," ucap Hasegawa kepada Motorsport.com

"Saat tes dyno, kami meraih kemajuan di komponen silinder tunggal, tapi begitu mesin V6 kami komplit, masalah justru banyak yang muncul."

"Pencapaian kami terkait silinder tunggal itu sebenarnya sudah sangat bagus, tapi ketika kami mengaplikasikannya ke mesin V6, hasilnya malah kurang baik. Kami kecewa. Kami cukup telat menyadarinya – saat Natal.

"Setelah memahami permasalahannya, kami harus segera mengonfirmasi spesifikasi final. Jadi kami harus melakukan beberapa kompromi."

Honda kemudian menghadapi masalah stabilitas sejak mesin mereka dipasang dan dijalankan di McLaren MCL32.

"Kami menghadapi masalah getaran," tambah Hasegawa, yang juga berkata bahwa mesin baru Honda hampir memberikan tenaga yang sama seperti unit 2016.

"Padahal saat tes dyno kami tidak pernah mengalami masalah seserius itu. Ketika kami memiliki girboks, driveshaft, dan ban, baru masalah itu muncul. Bukan berarti saya menyalahkan sasis, tapi kita juga harus mengerti perbedaan situasi saat tes dyno."

Rencana upgrade

Honda kini tengah menggarap paket upgrade untuk mesin mereka. Hasegawa berharap dapat meluncurkannya di GP Spanyol bulan Mei.

"Jika kami menemukan solusi, kami harus mengganti mesin di ronde kelima atau keenam. Performa kami dengan mesin bersilinder tunggal sebenarnya sudah bagus. Kami tinggal mengaplikasikan teknologi tersebut ke mesin V6. Saya percaya kami bisa memenuhi target itu."

Global Fan Survey 2017 - Indonesia

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tim-tim F1 ingin atasi masalah overtaking
Artikel berikutnya Mobil F1 2017 secepat yang diperkirakan?

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia